PASURUAN – METROPAGINEWS.COM II Candi Jawi yang terletak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan, Kecamatan Prigen dan Pringebukan. Candi Jawi banyak dikira sebagai tempat pemujaan atau tempat peribadatan Buddha, akan tetapi sebenarnya merupakan tempat pendharmaan atau tempat penyinpanan abu dari Raja terakhir Singhasari, Kertanegara, Sabtu (25/10). Candi
Sebagian dari abu tersebut juga disimpan pada candi Singhasari. Candi Jawi dan Candi Singhasari ini ada hubungannya dengan Candi Jago yang merupakan tempat peribadatan Raja Kertanegara.
Dalam Negarakertagama pupuh 56 disebutkan bahwa Candi Jawi didirikan atas perintah raja terakhir Kerajaan Singasari, Kertanegara untuk tempat beribadah bagi umat beragama Siwa-Buddha. Raja Kartanegara adalah seorang penganut ajaran sinkretisme Siwa-Buddha.
Yang menjadi alasan Raja Kertanegara membangun candi Jawi jauh dari pusat kerajaan, diduga karena di kawasan ini pengikut ajaran Siwa-Buddha sangat kuat. Rakyat di daerah itu sangat setia, sekalipun Kertanegara dikenal sebagai raja yang masyhur dan ia juga memiliki banyak musuh di dalam negeri.
Arca-arca peninggalan yang ditemukan di Candi Jawi telah dipindahkan, sebagian besar ke Museum, dan sebagian ke tempat komersial. Pemindahan arca-arca dari Candi Jawi ataupun candi lainnya ini mendapat banyak kritik dari sejarawan dan masyarakat setempat, karena walaupun pada satu sisi memang tepat untuk menghindarkan dari pencurian, pemindahan ini dianggap dapat mengurangi substansi sejarah peninggalan tersebut sehingga menjadi tidak lengkap untuk diapresiasi.
Candi Jawi dipugar untuk kedua kalinya tahun 1938–1941 dalam masa pemerintahan Hindia Belanda karena kondisinya sudah runtuh. Akan tetapi, renovasinya tidak sampai tuntas karena sebagian batunya hilang. Kemudian diperbaiki kembali tahun 1975–1980, dan diresmikan tahun 1982. Kini biaya pemeliharaan didapatkan dari sumbangan sukarela dari sejumlah pengunjung.
(Tyo)


Komentar Klik di Sini