CIMAHI – metropaginews.com || Dari sekian banyak jajanan kuliner yang ada di Jawa Barat. Kue Bandros adalah salah satu makanan khas Kota Bandung yang memilik rasa gurih. Kue bandros pada umumnya terbuat dari campuran tepung beras, kelapa parut dan santan.
Kue ini biasanya dihidangkan dengan taburan gula pasir. Bentuk kue ini mirip dengan kue pukis karena memang di cetak pada cetakan yang serupa, yakni cetakan yang berbentuk setengah lingkaran dan berjejer cukup banyak. Kue bandros biasanya disajikan bersamaan dengan teh manis atau kopi.
Pada umumnya kue bandros yang dikenal di tanah Pasundan, ada yang disebut dengan bandros asin dan juga bandros manis. Kedua jenis bandros tersebut dibedakan karena ada beberapa kebiasaan untuk makan bandros tanpa menggunakan gula, tetapi ada juga yang menggunakan taburan gula pasir sehingga membuat bandros yang dimakan terasa manis.
Seperti halnya di Kota Cimahi, pedagang Bandros keliling, Engkus (58) pria asal Garut ini tetap konsisten selama 32 tahun menjalankan usahanya berjualan Bandros keliling.
Mang Engkus yang telah berkeluarga, mempunyai istri dan telah dikarunia 3 orang anak ini tetap semangat berjualan Bandros ditengah banyaknya jajanan atau makanan yang Up-to date dan modern.
Ia mengatakan bahwa usaha berjualan Bandros adalah selain untuk mencari nafkah adalah ingin menjaga jajanan khas Pasundan serta menjaga kelestarian makanan kearifan lokal agar jangan sampai hilang digerus jaman. Dan itu sebabnya Ia tetap bertahan dengan profesinya berjualan Bandros selama 32 tahun.
“Selain daripada mencari nafkah, saya ingin menjaga jajanan atau makanan Kearifan lokal khas kota Bandung Jawa Barat ini tetap eksis ditengah masyarakat meski banyak makanan atau jajajan modern yang semakin menjamur,” ucap Mang Engkus dengan logat bahasa Sunda kepada wartawan di sekitaran Jl. Baros Kota Cimahi, Senin (13/2/2023).
Mang Engkus mengatakan, bahwa masyarakat masih tetap menyukai jajanan Bandros meski banyak makanan lain dengan berbagai inovasi modern tanpa henti menghantam usahanya yang tetap konsisten berjualan makanan tradisional.
“Alhamdulillah, dagangan saya selalu habis terjual, dan tidak merasa tersaingi oleh jajanan atau makanan lain karena masih banyak yang menyukai makanan tradisional Bandros ini, dan Alhamdulillah dagangan saya selalu habis dibeli oleh pelanggan dari berbagai kalangan. Baik itu generasi zilenial, milenial, dan kolonial seperti saya ini,” Kata Mang Engkus mengakhiri obrolannya sambil tertawa bahagia. (tedy)
Komentar Klik di Sini