Kamis, Oktober 31, 2024

Kitab Suci Veda Sebagai Ajaran Budi Pekerti

Must Read

ABSTRAKSI – METROPAGINEWS.COM || Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam tentang pendidikan budi pekerti yang berlandaskan pada kitab suci Veda. Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode studi pustaka, dengan melakukan kajian berdasarkan referensi atau literatur yang tersedia, seperti buku, terutama dari artikel-artikel yang dipublikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah. Hasil penulisan karya ilmiah ini menunjukan pentingnya pendidikan budi pekerti yang mengajarkan tentang nilai-nilai humanitas misalnya prinsip kejujuran, memperjuangkan keadilan, sikap dan menghargai perbedaan yang ada. Apalagi pendidikan budi pekerti yang didasarkan pada kitab suci veda mendorong kebiasaan berperilaku terpuji sesuai nilai-nilai unversal dan tradisi budaya yang religius. Jadi menjadi hal penting untuk menguatkan pendidikan budi pekerti pada peserta didik, melalui tranfer ajaran-ajaran yang tercantum dalam kitab suci Veda.
Kata Kunci : Veda, Pendidikan, Budi pekerti.

I. PENDAHULUAN

Di tengah derasnya kemajuan arus globalisasi yang dipicu oleh kemajuan teknologi ,informasi dan komunikasi, telah memunculkan dampak yang begitu besar terhadap perkembangan generasi muda saat ini. Oleh karena kemajuan yang begitu signifikan, maka perkembangan generasi muda kini lebih banyak mengarah pada perbuatan yang menyimpang. Kondisi seperti ini tentunya terlihat jelas dari tingginya angka kriminalitas yang melibatkan generasi muda khususnya kalangan pelajar. Bukan hanya itu saja tetapi banyak sekali peserta didik dinilai tidak hanya kurang memiliki kesantunan baik di sekolah dan di rumah tetapi juga di lingkungan masyarakat. Perlu disadari bahwasannya kemerosotan dalam nilai moral, salah satunya disebabkan dengan kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai agama yang harus dimengerti oleh peserta didik. Harus diakui, dalam batas tertentu, pendidikan agama memiliki kekurangan tertentu, seperti jumlah jam yang minim, materi pendidikan agama yang terlalu banyak teoritis. Tidak hanya itu, materi pada pendidikan agama juga masih cenderung bertumpu pada aspek kognitif, dan kurang menekankan afektif dan psikomotor peserta didik.

Agama Hindu yang bersumber dari kitab suci Veda mengakomodasi berbagai bentuk ajaran dan kepercayaan umatnya, mulai dari yang terbawah sampai yang teratas. Dalam pengertian semantik Veda berarti pengetahuan suci, kebenaran sejati, pengetahuan tentang ritual, kebijaksanaan yang tertinggi, pengetahuan spiritual sejati tentang kebenaran abadi, ajaran suci atau kitab suci sumber ajaran agama Hindu. Pemujaan dalam pustaka suci Veda disebut dengan Upasana. Pemujaan dalam Veda bukanlah pemujaan yang bersifat apologetik (kaku) tetapi pemujaan yang memperhitungkan dua sisi yang prinsip tentang pemujaan yang menghitungkan dua sisi yang prinsip tentang kehidupan manusia. Karena manusia pada umumnya terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok orang berpengetahuan (jnanin) dan kelompok orang awam (ajnanin). Dua kelompok manusia tersebut tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial masyarakat (Jaya & Kusuma, 2020). Merujuk pada penjelasan tersebut diatas, bahwa dalam kehidupan selalu ada kelompok ajnanin, maka perlu diambil langkah untuk mengarahkan pada kebenaran yang banyak dijelaskan dalam ilmu pengetahuan. Tentu dalam upaya tersebut dapat didasarkan pada pengetahuan yang ada pada kitab suci Veda sebagai sumber kebenaran. Terutama dalam mengarahkan terkait dengan etika dan moral, sehingga bisa timbul generasi yang memiliki budi pekerti yang luhur. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa pentingnya pendidikan budi pekerti, yang mengandung makna usaha atau kegiatan mengantarkan seseorang anak menjadi dewasa dengan memiliki etika dan moralitas yang luhur. Pendidikan budi pekerti dalam perspektif agama Hindu yang didasarkan pada kitab suci Veda, dimaksudkan dapat menjadi titik pijak, orientasi atau sudut pandang yang dijadikan acuan dalam menumbuh kembangkan pendidikan budi pekerti. Dengan demikian, seorang anak diantarkan menuju tingkat kedewasaan dengan perilakunya yang luhur sesuai nilai-nilai moralitas agama Hindu.

BACA JUGA : Ketua MPR RI Bamsoet Tegaskan Negara Butuh Haluan

II. PEMBAHASAN
2.1 TUJUAN ADANYA PENDIDIKAN BUDI PAKERTI

Seorang pahlawan dalam bidang pendidikan sekaligus pendiri Taman Siswa menekankan betapa pentingnya pendidikan budi pekerti di sekolah. Tentunya hal semacam ini bukanlah sesuatu yang baru, mengingat mata pelajaran ini bisa memfasilitasi setiap siswa guna mengkaji nilai-nilai humanitas misalnya prinsip kejujuran, memperjuangkan keadilan sikap dan menghargai perbedaan yang ada. Secara konseptual menjelaskan tentang budi pekerti mencakup beberapa hal penting untuk diketahui dan dipahami, yakni sebagai berikut:

a. Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya yang berbudi pekerti luhur dalam segenap peranannya sekarang dan masa depan.

b. Upaya pembentukan, pengembangan, peningkatan dan pemeliharaan perilaku peserta didik agar mau dan mampu melaksanakan tugas hidupnya selaras, serasi dan seimbang (lahir batin, material-spiritual dan individual).

c. Upaya pendidikan untuk membentuk peserta didik menjadi pribadi seutuhnya yang berbudi pekerti luhur melalui kegiatan bimbingan, pembiasaan, pengajaran dan latihan serta keteladanan.

Bila dikaji secara seksama budi pekerti sebagai satu pengertian berasal dari kosa kata bahasa Sanskerta, terdiri dari dua kata yakni budi dan pekerti. Kata budi berasal dari urat kata budi yang berarti mengetahui, berubah menjadi kata benda budi (bentuk tunggal) berarti pengetahuan dan dalam bentuk jamak berubah menjadi buddayah, dalam perkembangan selanjutnya kata ini juga berarti kecerdasan. Kata budi berarti alat batin yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk. Sementara itu kata pekerti berasal dari prakrti atau pravrti yang berarti perilaku. Dalam kosa kata bahasa Indonesia kata budi dan pekerti disdalam atukan dan memiliki satu pengertian yang tidak terpisahkan yakni sebagai perilaku yang baik. Kata budi pekerti sangat dekat maknanya dengan tata susila. Kata tata dalam bahasa Jawa Kuno atau Jawa Baru berarti aturan, sedang kata susila berasal dari kosa kata bahasa Sanskerta dari kata susila yang merupakan gabungan partikel su yang berarti baik, atau menunjukkan kebaikan. Sedangkan kata sila berarti tirtha yang baik, sutapa, bertapa yang baik. Sedangkan kata sila berarti tingkah laku yang baik dengan kata sila yang berarti dasar atau batu. Di dalam kitab Vrhaspati Tattwa 26 dinyatakan arti kata sila ngaranya angraksa acara rahayu atau perbuatan baik. Kata sila digabungkan dengan partikel su, berarti perbuatan atau tingkah laku yang sangat baik.

2.2 PENDIDIKAN BUDI PAKERTI DALAM KITAB VEDA

Ditengah- tengah kehidupan beragama yang pluralistik di Indonesia, umat Hindu menempati posisi yang minoritas. Meski hidup dalam kemajemukan, namun keharmonisan yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budi pekerti harus tetap di junjung. Hidup bersama orang lain sudah diamanatkan dalam beberapa mantra kitab suci Veda. Umat Hindu juga dituntut untuk mewujudkan hidup yang harmonis, serasi dan selaras dengan Tuhan Yang Mahaesa, dengan sesama manusia dan manusia dengan alam lingkungannya. Keharmonisan antara ketiganya itu kini dikenal dengan istilah: Tri hita Karana. Berikut kutipkan ajaran tentang disiplin sosial dalam rangka mengenmbangkan tanggung jawab bersama yang mesti dan patut diikuti oleh setiap anggota masyarakat.
“Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia supaya hidup serasi, menjauhkan diri dari perbuatan buruk, hendaknya seseorang mampu mengendalikan diri dan memiliki disiplin yang tinggi sehingga tumbuh keselarasan, saling pengertian dan tanggung jawab bersama”.
Atharva Veda III.8.5
“Limpahkanlah kerukunan bagi kami beserta pengikut kami, kerukuranan dengan orang-orang asing, limpahkanlah bagi kami di sini”

Atharva Veda VII.521
Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka bila masyarakat mampu melaksanakan disiplin hidup, memiliki saling pengertian, mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, maka masyarakat akan sejahtera. Tentu dalam hal ini masyarakat juga harus menekankan implementasi ajaran budi pekerti. Menjaga keharmonisan dengan menekankan ajaranajaran budi pekerti menjadi hal penting, terlebih manusia sebagai makhluk sosial memerlukan bantuan dan kerja sama khususnya pada tingkat keluarga.


2.3 PENERAPAN PENDIDIKAN BUDI PAKERTI
Dewasa ini tantangan kehidupan beragama, dirasakan semakin hari semakin besar. Berbagai informasi, terutama yang besifat duniawi langsung memasuki rumahrumah dan tidak di sadari telah terjadi proses dalam diri sebagian masyarakat bisa mengarah kepada kehidupan sekuler yang menekankan betapa berharganya kehidupan duniawi itu dengan aneka gramour dan sangat menawan. Kehidupan spiritual mulai dirasakan kurang bermanfaat dan akibatnya adalah moral dan etik masyarakat semakin mendangkal. Dampaknya adalah terjadinya penyalahgunaan miras, narkoba, pencurian dan kekerasan, serta berbagai penyakit sosial lainnya. Untuk itu beberapa hal penting disampaikan sebagai landasan mengembangkan metode pendidikan budi pekerti, diantaranya:

a. Menjadikan aspek moralitas dari kitab suci Veda sebagai sumber pendidikan budi pekerti atau dengan kalimat lainnya adalah menjadikan pendidikan agama memancar dalam budi pekerti anak didik, baik di dalam keluarga, sekolah maupun dalam masyarakat.

b. Menjadikan pendidikan agama, khususnya pendidikan moralitas dalam agama sebagai bagian yang terintegrasi dalam kurikulum pendidikan, artinya, pendidikan agama tidak hanya disampaikan oleh para guru agama Hindu di sekolah, tetapi juga semua mengajar dalam disiplin ilmunya masing-masing menunjang pendidikan agama.

c. Sebanyak mungkin memberikan contoh, mengutip dari epos Ramayana dan Mahabrata berbagai cerita yang memberikan sentuhan terhadap perilaku, budi pekerti dan penghargaan terhadap nilai-nilai.

III. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang dijabarkan dalam penulisan karya ilmiah ini, maka dapat disimpulkan bahwa:

1) Pendidikan budi pekerti bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan dan kecakapan berpikir, menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat dan memiliki kemampuan yang terpuji, serta mengembangkan nilai-nilai yang berakhlak mulia melalui kejujuran, disiplin dan kerja sama yang menekankan ranah afektif tanpa meninggalkan ranah kognitif dan ranah skill. 2) Berdasarkan kutipan sejumlah sloka dapat ditegaskan bahwa sesungguhnya ajaran agama, mulai dari sabda Tuhan dalam kitab suci Veda dan seluruh susastra Hindu merupakan sumber ajaran budi pekerti, karena pada hakekatnya ajaran agama mengubah dan meningkatkan kualitas hidup manusia baik jasmani dan rohani. 3) Pendidikan budi pekerti dapat diimplementasikan dalam menjalankan kehidupan di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

Tiga aspek ini menjadi wadah penting untuk mengimplementasikan pendidikan budi pekerti yang berlandaskan kitab suci Veda, sehingga keharmonisan dalam kehidupan manusia dapat dirasakan dengan lebih baik. Hal ini tentu pula dapat meminilisi hal hal negatif yang mengarah pada tindak kriminalitas, terutama di kalangan generasi muda.


OLEH: SALVATOR DENISIUS BETE NDUN
Mahasiswa, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang


(Alberto)

Facebook Comments

Latest News

Debat Kandidat Pertama di Bagas Raya Yoppy-Rustam Sangat Siap

LUBUK LlNGGAU - METROPAGINEWS.COM || Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Lubuk Linggau, H. Rachmat Hidayat...

More Articles Like This