JAKARTA – METROPAGINEWS.COM ll Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) Marthinus Hukom, kumpulkan seluruh Kepala BNN Provinsi dalam Rapat Pimpinan Terbatas yang digelar di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM), Lido-Bogor, Jawa Barat, pada 12-13 November 2024. Hal tersebut terkait dengan implementasi Asta Cita Menuju Indonesia Emas 2024 dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). BNN
Dalam kesempatan tersebut sejumlah Kepala BNN Provinsi memaparkan berbagai inovasi dan capaian kinerjanya guna meyakinkan Kepala BNN RI atas kesiapan wilayah dalam mempersiapkan instrumen perjuangannya melawan narkoba. Secara garis besar, sembilan BNN Provinsi yang diberikan kesempatan telah memaksimalkan upayanya guna mendukung terwujudnya Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045 melalui berbagai inovasi.
Salah satunya adalah BNN Provinsi Aceh yang menyampaikan sejumlah upaya kerja samanya bersama Bea dan Cukai yang membuahkan hasil berupa hibah sejumlah aset dan anggaran yang diperuntukkan sebagai pembangunan Rumah Sakit Khusus Rehabilitasi di kawasan Provinsi Aceh. BNN ProvinsinAceh juga mengaku mendapat hibah satu unit kapal cepat yang diperuntukan mendukung operasi laut. Di samping itu, BNN Provinsi Aceh turut mendorong penanggulangan narkoba pada kancah pemilihan kepala daerah yang nantinya menjadi bagian dari program kerja yang harus diselesaikan oleh kepala daerah terpilih.
Sementara itu BNN Provinsi Jawa Timur berinovasi dengan mengedepankan upaya sosialisasi melalui konten yang banyak menerima respon positif dari masyarakat. Salah satu tema yang menarik adalah adanya stigma pada sekelompok masyarakat yang beranggapan bahwa sabu bukanlah barang haram karena dianggap tidak termasuk kedalam khamr. BNN Provinsi Jawa Timur juga mengangkat isu adanya sekelompok masyarakat yang berusaha melindungi bandar dari kejaran petugas karena menganggapnya sebagai ‘Robin Hood’.
Hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan kepala BNN RI untuk segera menyiapkan program kegiatan dengan pendekatan tematik sekaligus ikonik yang dapat menarik perhatian publik. Lebih lanjut Kepala BNN RI menekankan pentingnya mengisi ruang publik dengan narasi diksi ikonik di tengah medan pertempuran narasi yang begitu kuat.
Selanjutnya paparan disampaikan oleh BNN Provinsi Sumatera Utara, BNN Provinsi Riau, BNN Provinsi Kepulauan Riau, BNN Provinsi Sumatera Selatan, BNN Provinsi Kalimantan Utara, BNN Provinsi Kalimantan Barat, dan BNN Provinsi DKI Jakarta. Secara garis besar seluruh Kepala BNN Provinsi memaparkan hasil kolaborasi bersama stakeholder setempat serta upaya preventif lainnya dalam penanggulangan permasalahan narkoba di wilayahnya. Para Kepala BNN Provinsi juga memaparkan sejumlah jaringan narkotika kelas kakap yang berhasil diidentifikasi dan mendiskusikan kemungkinan adanya kerja sama antar provinsi.
Menanggapi seluruh paparan tersebut, Kepala BNN RI menyatakan keyakinannya permasalahan narkoba akan selesai jika semua program wilayah yang disampaikan berjalan dengan baik. Kepala BNN RI juga menggarisbawahi pentingnya kemunculan negara di tengah masyarakat. Kepala BNN RI meminta seluruh jajaran BNN Provinsi untuk turun ke masyarakat guna meningkatkan kepercayaan masyarakat.
“Pejabat itu paling takut sepatunya rusak, semirnya hilang. Saya meminta rekan-rekan Kepala BNN Provinsi untuk mau turun ke kampung-kampung duduk bersama masyarakat, bangun komunikasi timbal balik dan membangun relasi dengan masyarakat”, ujar Kepala BNN RI.
Sesi diskusi terakhir diisi oleh Inspektur Utama BNN RI Wahyono, dan Kepala Biro Sumber Daya Manusia, Aparatur dan Organisai (SDMAO) Zainul Muttaqien. Irtama BNN RI mengatakan pusat harus mampu memberikan gudieline bagi Kepala BNN Provinsi agar seluruh program yang telah disusun dapat berjalan serempak dan berkesinambungan.
Sementara Kepala Biro SDMAO mengingatkan pentingnya Kepala Satuan Kerja memahami isi Peraturan Kepala BNN Nomor 9 Tahun 2004 tentang Sistem Kerja di Lingkungan BNN. Hal tersebut dimaksud agar seluluh Satuan Kerja mampu mengoptimalkan SDM yang ada guna mencapai tujuan, strategi, dan kinerja organisasi.
(M Nur)