KUPANG — METROPAGINEWS.COM || Universitas Nusa Cendana (Undana) resmi memiliki Laboratorium Genomik pertama di Nusa Tenggara Timur (NTT) berkat kerja sama strategis dengan Yayasan Satriabudi Dharma Setia (YSDS).
Peresmian ini menjadi bagian dari rangkaian workshop bertajuk “Oxford Nanopore Technology: Enabling Advancements in Agricultural Research, Marine Biology Research and Beyond”, yang digelar pada 10-13 Februari 2025 di Gedung Rektorat Undana. Laboratorium Genomik ini bertempat di Fakultas Pertanian Undana dan diharapkan menjadi pusat unggulan penelitian di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan bioteknologi.
Peresmian ini ditandai dengan penyerahan simbolis peralatan sequencing canggih PromethION P2Solo dan MinION dari YSDS kepada Undana, menandai era baru penelitian genomik di wilayah timur Indonesia.
Rektor Undana, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc., dalam sambutannya mengapresiasi dukungan penuh dari YSDS yang telah mendorong pengembangan riset genomik di Undana. “Kami sangat berterima kasih atas inisiatif luar biasa dari YSDS. Dengan adanya laboratorium ini, Undana bisa melakukan analisis genomik secara mandiri tanpa harus mengirim sampel ke luar daerah. Ini akan mempercepat dan mengefisienkan riset, terutama dalam bidang diagnostik molekuler penyakit tanaman, penyakit ternak, serta pemuliaan tanaman,” jelas Rektor kepada media.
Peresmian ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Sistem Informasi, Prof. Dr. Jefri S. Bale, ST., M.Eng, serta sejumlah guru besar Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Perikanan (FKKP) Undana. Turut hadir pula perwakilan dari Universitas Borneo Tarakan dan Universitas Mataram, menandakan pentingnya kolaborasi antarlembaga pendidikan dalam pengembangan riset.
Terpisah, perwakilan YSDS, Erlina Ratu, yang diwawancarai di Hotel Said T More Kupang menegaskan bahwa yayasan memiliki komitmen kuat dalam mendukung riset genomik di perguruan tinggi. “Kami berharap penelitian di Undana dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang ada di masyarakat, terutama dalam bidang kesehatan, pertanian, dan bioteknologi,” kata Erlina.
Menurutnya, YSDS memiliki visi besar untuk membangun laboratorium genomik di setiap provinsi di Indonesia. Untuk NTT, Undana dipilih sebagai mitra strategis. “Kami sebenarnya sudah membicarakan hal ini sejak 2021, tetapi realisasinya tertunda karena pandemi COVID-19. Kini, kami tidak hanya menghibahkan peralatan, tetapi juga mendukung dengan peneliti dan bahan habis pakai agar penelitian genomik ini tidak mangkrak,” jelasnya.
Namun, hibah ini bersifat bersyarat, di mana penggunaan laboratorium harus mencapai minimal 40% agar tetap mendapatkan dukungan dari YSDS. Pendirian Laboratorium Genomik Undana diyakini akan membawa dampak besar bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemanfaatan sumber daya alam di NTT. Dengan teknologi terbaru ini, penelitian yang sebelumnya harus dilakukan di luar daerah kini dapat dilakukan di Undana, mempercepat proses inovasi dalam bidang pertanian, peternakan, dan kesehatan.
YSDS berharap data genomik di NTT dapat dikumpulkan dan dimanfaatkan secara optimal, mengingat kekayaan alam dan biodiversitas di wilayah ini sangat besar tetapi selama ini belum dieksplorasi secara maksimal. “Sebenarnya kita kaya akan data dan ilmu, tetapi tidak memiliki alat dan bahan untuk mengeksplorasinya. Dengan adanya laboratorium ini, kita bisa menggali potensi yang ada untuk kemajuan bersama,” pungkas Erlina.
Dekan Faperta, Dr. Ir. Muhammad S.M. Nur, M.Si., mengungkapkan bahwa kerja sama dengan YSDS telah dirintis sejak 10 bulan lalu. Yayasan ini berkontribusi besar dalam penyediaan peralatan utama serta pendukung untuk pengembangan Laboratorium Genomik. “Setidaknya 80% dari peralatan ini akan dimanfaatkan oleh para peneliti Undana. Harapan kami, laboratorium ini tidak hanya mendukung penelitian pertanian, tetapi juga lintas disiplin ilmu,” jelasnya.
Salah satu peneliti utama dalam proyek ini, Prof. Ir. Yosep Seran Mau, M.Sc., Ph.D., menjelaskan bahwa teknologi Oxford Nanopore memungkinkan analisis berbagai organisme, mulai dari virus, bakteri, jamur, hingga tanaman. Teknologi ini sangat berguna untuk mitigasi penyakit pada tanaman, hewan, dan manusia. “Dengan laboratorium ini, kita bisa mengidentifikasi patogen dengan lebih cepat dan akurat, sehingga mempermudah langkah-langkah pencegahan dan pengobatan,” ungkapnya.
Workshop ini diikuti oleh puluhan peneliti dan akademisi, yang akan mendapatkan pelatihan langsung dalam teknik ekstraksi DNA, library preparation, serta sequencing di Lab Genomik Fakultas Pertanian Undana. “Selama empat hari ke depan, para peserta yang telah mengajukan proposal penelitian akan berlatih secara langsung agar bisa menjalankan riset secara mandiri,” tambah Prof. Yosep.
Kolaborasi antara Undana dan YSDS ini menjadi langkah awal menuju penguatan ekosistem riset dan inovasi di NTT. Penting diketahui, laboratorium ini tidak hanya mendukung penelitian akademik tetapi juga menjadi pusat solusi bagi berbagai tantangan di bidang pertanian, peternakan, dan kesehatan di daerah. Dengan infrastruktur yang semakin kuat dan dukungan dari berbagai pihak, Undana semakin siap menjadi pusat riset genomik terdepan di Indonesia Timur.***
Laporan: Alberto L