JAKARTA—METROPAGINEWS.COM ||
Fenomena pasang laut atau banjir rob kembali melanda wilayah pesisir utara Jakarta. Pada Selasa malam (27/5/2025), kawasan RW 22 Muara Angke, Kelurahan Pluit, Jakarta Utara, terendam banjir rob setinggi 40 hingga 60 sentimeter. Peristiwa ini menimpa 12 Rukun Tetangga (RT) di lingkungan tersebut dan menyebabkan ratusan rumah warga serta akses jalan utama menuju dermaga ikut terendam. Banjir
Menurut keterangan Erda, anggota Tim Reaksi Cepat (TRC), air laut mulai masuk ke pemukiman warga sekitar pukul 23.00 WIB. “Ini adalah hari ketiga air pasang masuk ke rumah-rumah warga. Puncaknya semalam, ketinggian air mencapai sekitar 60 sentimeter,” jelasnya.
Kondisi ini membuat aktivitas warga terganggu. Jalanan di sekitar dermaga ujung terendam air, menyulitkan mobilitas penduduk, khususnya nelayan yang hendak melaut atau beraktivitas di pelabuhan kecil tersebut.
Meski demikian, sebagian besar warga memilih tetap bertahan di rumah mereka. Warsinah, salah satu warga RT di Muara Angke, menyatakan bahwa banjir rob sudah menjadi hal yang biasa. “Air memang masuk ke rumah, tapi biasanya surut saat siang. Kami sudah terbiasa, jadi tidak mengungsi,” ujarnya pasrah.
Namun, masyarakat berharap agar pemerintah tidak menutup mata. Mereka meminta agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera merealisasikan pembangunan tanggul laut permanen di kawasan Muara Angke. “Kalau tanggul laut dibangun, kami tidak perlu khawatir setiap kali ada fenomena super new moon atau pasang tinggi. Air laut tidak akan masuk ke rumah lagi,” harap Warsinah.
Fenomena banjir rob yang kerap terjadi di kawasan pesisir seperti Muara Angke merupakan dampak perubahan iklim global yang menyebabkan permukaan air laut naik, ditambah dengan penurunan muka tanah di wilayah Jakarta Utara.
Warga berharap penanganan yang lebih serius dan solusi jangka panjang dari pemerintah, termasuk pembangunan sistem drainase yang memadai dan proyek tanggul laut yang sudah lama dijanjikan.
(Cip)
Komentar Klik di Sini