BerandaBudayaPuncak Sedekah Bumi dan Harlah Ke-124, Desa Patimuan Gelar Wayang Santri Semalam...

Puncak Sedekah Bumi dan Harlah Ke-124, Desa Patimuan Gelar Wayang Santri Semalam Suntuk

CILACAP – METROPAGINEWS.COM || Suasana malam di Balai Desa Patimuan, Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap, mendadak berubah menjadi panggung budaya yang meriah dan penuh makna. Ribuan warga tumpah ruah mengikuti puncak acara Tradisi Sedekah Bumi dan Hari Lahir (Harlah) Desa Patimuan ke-124, Senin malam (8/7/2025), yang diwarnai dengan pagelaran wayang santri semalam suntuk bersama dalang Ki Carito dari Tegal.

 

Dengan tema “Menjaga Tradisi, Membangun Generasi”, kegiatan ini menjadi momentum syukur masyarakat sekaligus rangkaian menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah. Sebelumnya, warga telah melaksanakan berbagai kegiatan, seperti ziarah kubur para pendiri desa, istighosah, jalan sehat, hingga senam massal.

 

Kebersamaan dan Kearifan Lokal Menjadi Napas Acara

Pagelaran yang digelar di pelataran Balai Desa itu dipenuhi oleh masyarakat dari berbagai penjuru desa. Mereka datang bukan hanya untuk menonton pertunjukan seni, tetapi juga untuk menyatu dalam suasana guyub rukun dan penuh kebersamaan.

 

PSX 20250710 122332

Turut hadir dalam acara tersebut unsur Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Patimuan, termasuk Camat Patimuan Wawan Mardiono, perwakilan Kapolsek, Babinsa, Kepala KUA Patimuan Darto, S.Sy, serta para kepala desa se-Kecamatan Patimuan dan tokoh masyarakat RT-RW setempat.

 

Pesan Bupati: Hijrah Sosial dan Pelestarian Budaya

Dalam sambutannya, Camat Wawan Mardiono menyampaikan pesan tertulis dari Bupati Cilacap, Syamsul Aulia Rachman, yang berhalangan hadir secara langsung.

“Tahun Baru Hijriah ini menjadi momen hijrah, tidak hanya secara pribadi tetapi juga secara sosial. Perkuat nilai keagamaan dan budaya kearifan lokal,” kata Wawan membacakan amanat Bupati.

 

Bupati juga menekankan pentingnya pelestarian tradisi Suran sebagai warisan budaya yang mengandung nilai gotong royong, kesederhanaan, dan penghormatan terhadap alam.

“Kami dari Pemerintah Kabupaten Cilacap mendukung kegiatan pelestarian budaya seperti ini, termasuk seni wayang kulit, sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan,” lanjutnya.

 

 

Apresiasi untuk Warga dan Panitia

Sementara itu, Kepala Desa Patimuan, A’ing Muttaqin, menyampaikan rasa bangga dan syukur atas terselenggaranya seluruh rangkaian acara. Ia memberikan apresiasi kepada panitia, perangkat desa, ketua RT/RW, kepala dusun, dan seluruh warga yang telah bekerja keras menyukseskan kegiatan tersebut.

“Semoga keberkahan selalu menyertai kita semua. Semangat gotong royong dan persatuan masyarakat Patimuan semoga terus tumbuh dan menjadi kekuatan dalam membangun desa,” ujarnya.

 

Wayang Santri: Hiburan yang Menuntun

Puncak acara malam itu ditutup dengan pagelaran wayang santri golek yang dibawakan oleh Ki Carito dari Tegal, dengan lakon “Lupit Mbangun Desa”. Lakon ini menggambarkan pentingnya kepemimpinan yang adil dan gotong royong dalam membangun desa.

Pertunjukan berlangsung hingga dini hari dan tak hanya menjadi hiburan rakyat, tetapi juga sarana edukasi spiritual dan budaya yang menggugah kesadaran generasi muda untuk mencintai warisan leluhur.

 

Reporter : Andrika / Komari.

Komentar Klik di Sini