BerandaPendidikanSMP N 2 Klaten: Oase Toleransi di Tengah Isu Intoleransi

SMP N 2 Klaten: Oase Toleransi di Tengah Isu Intoleransi

KLATEN – METROPAGINEWS.COM || SMP Negeri 2 Klaten, Jawa Tengah, menjadi contoh nyata sekolah yang menjunjung tinggi nilai toleransi dan keberagaman. Di tengah isu intoleransi yang kerap muncul di berbagai tempat, sekolah ini justru menunjukkan bahwa perbedaan agama dapat menjadi kekuatan pemersatu bangsa. Jumat (10/10).

 

Keanekaragaman agama di Indonesia merupakan kekayaan bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan. Melalui berbagai kegiatan keagamaan rutin, SMP N 2 Klaten berupaya menanamkan semangat kebersamaan dan saling menghormati antar siswa, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.

 

IMG 20251011 WA0004

Hal tersebut disampaikan oleh Swastika Punia Dewi, S.Pd, guru agama Katolik SMP N 2 Klaten, saat ditemui di sela-sela pelajaran agama Katolik, Kamis (9/10/2025).

“Kegiatan keagamaan bukan sekadar mata pelajaran, tetapi juga sarana mendidik siswa agar memahami dan menjaga sikap toleransi antarumat beragama,” ujarnya.

Fasilitas Lengkap untuk Pendidikan Agama

Sebagai sekolah negeri dengan idealisme tinggi, SMP N 2 Klaten menyediakan fasilitas lengkap bagi pendidikan agama. Sekolah ini memiliki lima guru agama sesuai keyakinan siswa, yakni untuk agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha.

Menurut Swastika, jumlah siswa beragama Kristen sekitar 60 orang, Katolik 30 orang, Hindu 10 orang, dan beberapa siswa beragama Buddha, sedangkan mayoritas beragama Islam.

“Untuk Katolik saya sendiri yang mengajar, Kristen ada Pak Prihatin, Hindu diajar Bu Galuh, dan untuk Islam ada Pak Marjoko, Bu Anis, serta Pak Siswadi,” jelasnya.

 

Penilaian pendidikan agama mencakup aspek sikap, ketaatan beribadah, interaksi antarsiswa, dan pemahaman materi di kelas.

 

Menjaga Toleransi Melalui Pendidikan dan Praktik Sehari-hari

Dalam menjaga toleransi beragama, seluruh guru di SMP N 2 Klaten berperan aktif menanamkan nilai saling menghargai antar siswa.

“Di pelajaran Katolik, ada materi khusus tentang menghargai teman yang berbeda agama. Nilai-nilai itu juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Swastika.

 

Para guru selalu mengingatkan pentingnya menghormati perbedaan keyakinan, suku, dan budaya sebagai bagian dari karakter bangsa.

Tepis Isu Diskriminasi

Menanggapi pemberitaan viral yang sempat menyebut adanya diskriminasi di sekolah tersebut, Swastika menegaskan hal itu tidak benar.

“Tidak ada diskriminasi maupun perundungan di sekolah kami. Kami tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga mempraktikkan sikap saling menghormati dalam keseharian,” tegasnya.

Budaya sopan santun di sekolah ini tampak jelas. Para siswa saling menyapa dengan ramah, menghormati kakak dan adik kelas, serta menunjukkan sikap hormat kepada guru dan orang tua saat berpapasan.

Apresiasi dari Orang Tua Siswa

Para orang tua juga memberikan tanggapan positif terhadap upaya sekolah dalam menanamkan nilai toleransi.

“Selama anak saya bersekolah di sini, saya tidak pernah melihat diskriminasi. Justru ia belajar banyak tentang menghargai perbedaan,” ujar salah satu wali murid kelas 9B.

 

Wali murid lainnya menambahkan,

“Saya senang anak saya bersekolah di SMP N 2 Klaten. Lingkungannya aman, nyaman, dan penuh toleransi,” ungkap orang tua siswa kelas 9F.

 

Dengan komitmen kuat terhadap keberagaman dan persatuan, SMP N 2 Klaten terus berupaya menjadi oase toleransi di tengah masyarakat tempat di mana perbedaan bukan penghalang, melainkan kekuatan untuk saling melengkapi.

(Desi/MetroPagiNews.com)

Komentar Klik di Sini