KLATEN – METROPAGINEWS.COM ||
Kebaktian rutin di Lapas Klaten membangkitkan harapan dan memperkuat iman warga binaan. Sentuhan spiritual yang mendalam untuk kehidupan yang lebih baik. Rabu (5/11).
Di tengah keterbatasan ruang dan kebebasan, iman tetap bersemi di Lapas Klaten. Kebaktian rutin menjadi bukti bahwa harapan selalu ada, bahkan di tempat yang tak terduga.
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Klaten terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat pembinaan mental dan spiritual bagi warga binaan. Salah satu wujud nyata dari komitmen ini adalah pelaksanaan kebaktian rutin bagi warga binaan beragama Kristen, yang diadakan di ruang gereja Lapas Klaten.

Kegiatan kebaktian ini diikuti dengan penuh khidmat oleh seluruh warga binaan yang beragama Kristen, didampingi oleh petugas pemasyarakatan yang turut serta memberikan dukungan moral. Suasana khusyuk dan penuh rasa syukur terpancar dari wajah setiap peserta.
Pendeta dari gereja mitra memimpin jalannya kebaktian, menyampaikan renungan rohani yang menyentuh hati. Tema-tema seperti pertobatan, kasih Tuhan yang tak terbatas, serta harapan akan kehidupan yang lebih baik setelah masa pidana usai, menjadi fokus utama dalam khotbahnya. Para warga binaan tampak larut dalam setiap rangkaian ibadah, meresapi makna mendalam dari setiap pesan yang disampaikan.

Kepala Lapas Klaten, Andik Dwi Saputro, menekankan pentingnya pembinaan spiritual lintas agama sebagai bagian integral dari sistem pemasyarakatan yang humanis. “Kami berupaya memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh warga binaan untuk memperbaiki diri secara menyeluruh, mencakup aspek moral, mental, dan spiritual,” ujar Andik.
Lebih lanjut, Andik berharap bahwa melalui kegiatan kebaktian ini, warga binaan dapat semakin memperdalam iman mereka, membangun karakter yang positif, serta memiliki semangat baru dalam menata jalan kehidupan yang lebih baik setelah kembali ke tengah-tengah masyarakat.
Kegiatan kebaktian ini bukan hanya sekadar rutinitas, tetapi merupakan momentum penting bagi warga binaan untuk merenungkan diri, memperbaiki kesalahan, dan membangun kembali harapan. Dengan sentuhan spiritual yang mendalam, diharapkan mereka dapat kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik dan berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.
Desi


Komentar Klik di Sini