BerandaDaerahHari Menanam Pohon Indonesia: Mahasiswa IPB & UNS Gelar Aksi Tanam Bibit...

Hari Menanam Pohon Indonesia: Mahasiswa IPB & UNS Gelar Aksi Tanam Bibit Buah Di Desa Ponggok – Desa Cerdas Iklim Jadi Contoh Bagi Semua

KLATEN – METROPAGINEWS.COM || Hari Menanam Pohon: Mahasiswa IPB & UNS tanam bibit buah di Desa Ponggok (Desa Cerdas Iklim) – tanggapi iklim, dukung pangan, jadi contoh bagi 10 desa lain.Minggu (23/11)

 

Pada hari yang ditetapkan sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia, yaitu 28 November, suasana area Balai Penyuluhan dan Pelatihan Argo Tekno Park Desa Ponggok menjadi ramai. Lebih dari 50 mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) dan sejumlah mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berkumpul untuk melakukan aksi menanam pohon secara simbolis – langkah awal dari program ambisius penanaman 1000 bibit pohon di desa tersebut.

Desa Ponggok sendiri tidak dipilih secara acak. Desa wisata ini telah terpilih menjadi salah satu peserta dalam program Desa Cerdas Iklim – inisiatif yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perubahan iklim, sekaligus membangun kemampuan mereka dalam melakukan adaptasi dan mitigasi agar dapat meningkatkan ketahanan hidup serta kesejahteraan bersama.

Desain tanpa judul 20251123 122038 0000

Dr. Sony Trison, Kepala Program Studi Departemen Kehutanan IPB Bogor, yang menjadi pembicara utama, menjelaskan makna mendalam dari kegiatan tersebut. “Kita tidak hanya menanam pohon semata tujuan kita adalah menunjukkan bagaimana sebuah desa bisa merespon isu perubahan iklim dengan aksi spontan yang praktis dan bisa dilakukan oleh seluruh warga,” katanya. Penanaman pohon dipilih sebagai upaya inti karena perubahan iklim yang semakin parah telah menyebabkan munculnya banyak lahan kritis di berbagai wilayah Indonesia.

Sebagai desa wisata yang terus berkembang, Ponggok ditargetkan untuk menjadi contoh percontohan bagi desa lain melalui kerja sama erat dengan berbagai pihak. Di antaranya adalah Perum Perhutani, Papeda Solo, Kementerian Kehutanan, serta perusahaan swasta seperti Aqua dan PT Eka Yasa Dinamika. “Di bulan menanam ini, kita menjalankan visi dan misi dengan sangat memperhatikan kolaborasi – itu adalah kunci keberhasilan, karena tanpa dukungan bersama, kita tidak akan mampu mewujudkannya,” ujar Kepala Desa Ponggok Junaedi dengan senyum, tetap mempertahankan penampilan yang santai seperti biasa.

Untuk mendukung program penanaman, Desa Ponggok telah menyiapkan lahan seluas 2 hektar. Kali ini, penanaman difokuskan pada tanaman buah yang tidak hanya bermanfaat untuk lingkungan, tetapi juga ekonomi. Ada 5 jenis bibit buah yang ditanam, antara lain alpukat, jeruk, durian, nangka, dan jambu batu. Kegiatan ini juga selaras dengan program pemerintah tentang ketahanan pangan nasional. “Selain di lahan desa, kita juga menyiapkan sekitar 1400 bibit yang nantinya akan ditanam di pekarangan warga. Kami benar-benar mengajak seluruh warga untuk terlibat langsung, sehingga program ini menjadi milik semua,” tambah Junaedi.

Tidak berhenti hanya di Desa Ponggok, Dr. Sony mengungkapkan rencana jangka panjang untuk menyebarkan gerakan ini. “Kita akan melaksanakan roadshow ke desa-desa lain yang memiliki potensi menjadi percontohan. Setidaknya ada 10 desa yang akan kita kembangkan dalam waktu dekat,” paparnya. Lebih jauh, IPB juga menawarkan dukungan dalam bentuk pendidikan dengan menyediakan sponsori beasiswa khusus untuk warga Ponggok yang ingin berkuliah di IPB, baik pada jenjang S1 maupun S2. “Dalam pengembangan Desa Cerdas Iklim, sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan. Beasiswa ini adalah cara kita membantu membangun SDM lokal yang mampu mengelola program ini secara mandiri,” jelasnya.

Hadir dalam acara tersebut juga Calestine, seorang mahasiswa UNS Surakarta yang berasal dari Afrika. Ia menyampaikan kesenangan dan rasa terima kasih yang mendalam. “Acara ini sangat menarik dan berharga bagi saya. Terima kasih kepada Aqua yang telah melibatkan saya,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa negaranya memiliki iklim yang sama dengan Indonesia, sehingga pembelajaran yang didapatkan bisa diterapkan untuk menangani perubahan iklim di negaranya sendiri. “Saya berharap apa yang saya pelajari di sini bisa membantu kemajuan negaraku dan melindungi lingkungannya,” pungkasnya.

Dengan kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, swasta, dan warga, harapannya Desa Ponggok tidak hanya menjadi Desa Cerdas Iklim yang sukses, tetapi juga sumber inspirasi bagi seluruh Indonesia untuk bergerak bersama melawan perubahan iklim dan membangun ketahanan pangan yang kuat.

 

 

(Desi)

Komentar Klik di Sini