BANYUWANGI – METROPAGINEWS.COM || Taman Nasional Alas Purwo yang terletak di Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, masih menyimpan sejuta misteri dan menjadi magnet bagi para pelaku spiritual dari berbagai penjuru Nusantara. Pada Sabtu (2/8), kawasan ini kembali ramai dikunjungi dalam rangka ritual dan laku spiritual, khususnya pasca bulan Suro.
Alas Purwo, yang secara harfiah berarti “hutan pertama” atau “hutan purba”, dipercaya sebagai tempat pertama turunnya peradaban di tanah Jawa. Berdasarkan mitos masyarakat setempat, kawasan ini merupakan titik awal penciptaan dunia, sehingga dianggap sebagai tempat yang sangat sakral.
Kawasan hutan ini masuk dalam kawasan konservasi Taman Nasional Alas Purwo yang ditetapkan melalui SK Menteri Kehutanan No. 283/Kpts-11/1992 tertanggal 26 Februari 1992, dengan luas mencapai 43.320 hektare dan termasuk dalam wilayah Semenanjung Blambangan.
“Alas Purwo sampai saat ini masih diyakini sebagai pusat spiritualitas Jawa. Banyak pelaku laku tirakat dan meditasi yang menetap selama berhari-hari di sejumlah gua dan situs sakral di dalam hutan ini,” ungkap Sugito, salah satu pelaku spiritual yang rutin melakukan ritual di sana.
Menurut Sugito, setiap bulan Suro maupun hari-hari tertentu dalam kalender Jawa, kawasan ini selalu ramai dengan aktivitas spiritual, termasuk tapa brata, semedi, dan penyucian diri. Beberapa situs seperti Gua Istana dan Gua Mayangkoro menjadi lokasi favorit para peziarah.
Selain menjadi tempat spiritual, Alas Purwo juga menyimpan jejak sejarah yang kuat, terutama sejak era Kerajaan Blambangan cikal bakal Banyuwangi modern. Situs-situs seperti Pura Kawitan dan peninggalan budaya lainnya menjadi bukti adanya peradaban kuno yang pernah berjaya di kawasan ini.
“Alas Purwo adalah warisan budaya dan sejarah yang sangat penting. Sayangnya, hingga kini belum banyak diteliti secara mendalam. Kita perlu lebih banyak penulis, sejarawan, dan akademisi untuk menggali dan mendokumentasikan kekayaan adat, seni, dan budaya di wilayah ini,” lanjut Sugito.
Keberadaan hutan yang asri, nuansa mistis yang kental, dan sejarah panjang yang melekat menjadikan Alas Purwo tak hanya sebagai objek wisata alam, tetapi juga sebagai lokasi wisata spiritual dan sejarah yang layak dikembangkan lebih lanjut.
Namun demikian, karena nuansa sakral dan kondisi alam yang masih liar, masyarakat dan wisatawan diimbau untuk selalu menghormati norma-norma lokal dan menjaga kelestarian kawasan saat berkunjung ke Alas Purwo.
Reporter : Tyo
Komentar Klik di Sini