Opini – metropaginews.com || Fenomena langka Dada Rosada, meskipun sudah hampir satu dekade tidak menjabat sebagai Walikota Bandung, beliau masih dicintai warga nya.
Selepas menghirup udara bebas, rumah Dada Rosada di jalan Tirtasari II Bandung Tak pernah sepi dikunjungi oleh warga masyarakat baik kota bandung maupun jawa barat, semua tamu yang silahturahmi ke rumahnya disapa dengan baik, ntah itu rakyat biasa, jenderal, ataupun pejabat dilayani dengan sama tanpa perbedaan apapun.
Dari pagi hingga malam Pak Dada selalu menerima tamu dari berbagai kalangan tanpa melihat latar belakang, background Pendidikan ataupun jabatan karena bagi beliau semuanya sama, sama sama mahkluk yang diciptakan oleh Allah Swt. Tak pernah melihat wajah Dada Rosada lelah wajahnya selalu senyum dengan menebarkan hal hal kebaikan kepada siapapun yang bersilaturahmi ke rumahnya.
Setiap hari beliau melepaskan burung cangkurileung sebanyak 50 buah, hal itu merupakan ciri khas nya semasih menjabat sebagai walikota bandung, hingga sekarang masih dilakukan karena melepaskan burung merupakan perintah alquran agar menghormati dan menyayangi seluruh makhluk di muka bumi bisa jadi menjadi alasan peradaban Islam begitu mencintai dan menghormati burung.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra, Rasulullah SAW bersabda; ”Orang-orang yang berbelas kasih akan mendapatkan belas kasih dari (Allah) Yang Maha Pengasih. Karena itu, berbelaskasihlah kepada setiap makhluk di bumi, niscaya ‘penduduk langit’ akan mengasihimu.”
Kenapa Pak Dada masih dicintai oleh warga kota bandung ? Salah satu indikasi seorang pemimpin itu dicintai oleh rakyatnya adalah yang dapat mengayomi rakyatnya, melayani, menyayangi, membela, dan tidak berbuat zalim kepada rakyat. “Takutlah kamu akan doa seorang yang terzalimi (teraniaya), karena doa tersebut tidak ada hijab (penghalang) di antara dia dengan Allah.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dari pernyataan (HR Bukhari dan Muslim) di atas penulis meyakini bahwa Dada Rosada masih dicintai oleh rakyatnya karena beliau sendiri yang selalu mengayomi, melayani, dan membela warga masyarakatnya, khususnya untuk warga Kota Bandung.
Apalagi sejak zaman masih menjadi walikota sampai sekarang, Dada Rosada selalu memberitahu falsafah dan tujuan hidup seorang Dada Rosada yang pertama adalah Gerakan Cikapundung Bersih, kedua adalah Gerakan Sejuta Bunga, yang ketiga adalah Gerakan Udara Bersih, yang keempat adalah Gerakan Sumber Resapan dan Menanam Pohon, yang kelima adalah Gerakan Melepas Burung dan Menebar Ikan.
Faktor lainnya yang menyebabkan Pak Dada masih dicintai warganya adalah kemampuan dalam melayani, seorang pemimpin harus memiliki kualitas di atas rata-rata dari rakyat yang dipimpinnya. Kualitas itu menyangkut dalam hal keyakinan (iman), kepribadian (integritas), dan keahlian memimpin atau skill of leadership.
Ketika menjadi Walikota Bandung pada tahun 2008 Pak Dada pernah dianugerahi penghargaan “ Nahi Mungkar “ dari Yayasan Pengembangan SDM Banten karena dinilai berani menertibkan lokalisasi saritem. Penghargaan ini hanya ditujukan kepada para pemimpin yang berkomitmen mencegah kemungkaran.
Saya kira Pak Dada pantas dijuluki “ Bapaknya kota bandung “ dikarenakan banyak jasa jasanya selama menjadi walikota bandung dari membangun stadion GBLA, dimasa kepemimpinannya terselenggarakannya event internasional momentum peringatan 50 tahun Konferensi Asia- Afrika (KAA) 2005, yang menjadikan kota berjuluk Parijs Van Java ini memiliki akses dan infrastruktur yang lebih berkualitas.
Dimulainya pembangunan flay over Pasupati, Tol Cipularang, perluasan bandara dan rehabilitasi lingkungan. Pak Dada merupakan ikon perubahan kota kembang. Ada sisi lain yang mewarnai dan memberi pengaruh sangat mendalam dari sosok dan kepemimpinan Dada Rosada, yaitu penghayatannya terhadap filosofi hidup yang telah dipegangnya. Dirinya sangat kuat memelihara sikap memuliakan orang tua, guru, pemimpin yang bijaksana dan sahabat atau teman, memiliki kekuatan besar dalam menentukan jalan hidup seseorang. Empat hal inilah yang selalu dijungjung tinggi olehnya.
Diakuinya, kunci sukses seorang pemimpin adalah keteladanan, yang juga datang dari kehidupan keluarga. Menanamkan sikap saling menghargai, mempercayai dan pengertian adalah sisi indah wujud sukses kepemimpinannya selaku kepala keluarga.Pak Dada memerankan bahwa beliau bukan hanya milik keluarga tapi juga milik masyarakat.
Hal itu dibuktikan dengan belum sebulan dirinya diangkat menjadii Ketua Pembina Yayasan Bina Administrasi, sambutan luar biasa ditunjukan oleh para mahasiswa STIA Bandung. Salah satu perguruan tinggi di bawah naungan Yayasan Bina Administrasi.
Ketika Pak Dada menghadiri acara Penerimaan Mahasiswa Baru STIA Bandung Tahun Angkatan 2022-2023, sebagai bentuk kecintaan mahasiswa terhadap Pak Dada sebagai Ketua Pembina Yayasan Bina Administrasi, malah mahasiswa membuat hymne khusus untuk penyambutan Pak Dada.
Hymne itu berisi “ Selamat datang Ketua Pembina, Lama Nian Kami Rindukan Bapak, Bertahun tahun bercerai mata, kini kita dapat berjumpa pula, dengarlah sorak gegap gempita, mengiringi langkah dewan pembina, hilangkan rindu dengdang Ibumu, selamat datang di STIA.
Banyak hal yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu tentang alasan kenapa Pak Dada masih dicintai warganya, esensinya adalah Pak Dada solusi Kota Bandung, Kota Bandung solusinya adalah Pak Dada dan Pak Dada masih Bapaknya urang Bandung.
Penulis : Muhammad Yusuf S, Sos ., M.M
Dosen STIA Bandung