BerandaBerita TerkiniBEM Unwira Kupang Menggelar Seminar Bertema Wujudkan Pemilu 2024 yang Aspiratif...

BEM Unwira Kupang Menggelar Seminar Bertema Wujudkan Pemilu 2024 yang Aspiratif dan Demokratis

KUPANG – METROPAGINEWS.COM || Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang melaksanakan seminar dengan mengusung tema “Wujudkan Pemilu 2024 yang Aspiratif dan Demokratis”.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Gedung Rektorat Lantai 4, Auditorium St. Paulus  Universitas Katolik Widya Mandira.

Turut hadir dalam seminar ini beberapa narasumber diantaranya Ketua KPU NTT, Thomas Dohu, S.Hut., M.Si, Akademisi, Dr. phil. Nobertus Jegalus, MA dan Bawaslu NTT, Noldi Tadu Hungu, S.Pt.

BEM Unwira Kupang Menggelar Seminar Bertema Wujudkan Pemilu 2024 yang Aspiratif dan Demokratis
BEM Unwira Kupang Menggelar Seminar
Bertema Wujudkan Pemilu 2024 yang Aspiratif dan Demokratis

Ketua BEM PT Unwira, Oktofianus Beda Paun mengawali kegiatan dengan menjelaskan terkait pentingnya edukasi terhadap mahasiswa tentang pemilu 2024 mendatang, jelasnya.

“Pasalnya, mahasiswa merupakan agen intelektual yang akan menjadi generasi penerus. Berkenaan dengan pemilu maka pemuda harus di beri asupan materi yang cukup agar dalam melaksanakan fungsi sebagai pengawas partisipatif dapat terwujud dan berdampak pada pemilu yang aspiratif dan demokratis” tandasnya.


Seminar tersebut dibuka oleh Wakil Rektor Tiga Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Drs. Rodriques Servatius, M.Si, diawali dengan opening speech.


Dalam sambutannya, Warek 3 Unwira mengatakan jika menjadi seorang pemimpin itu harus mampu hidup sederhana, “oleh karena itu, semoga dengn seminar ini kita betul-betul menyukseskan pemilu yang akan mendatang, agar sesuai dengan tema kita pada hari ini yaitu, wujudkan pemilu 2024 yang Aspiratif dan Demokratis”, ungkap Warek 3 Unwira itu.


Diketahui, pada seminar tersebut membahas tiga fokus materi diantaranya, pengawasan pemilu (Sejarah, definisi dan pengawasan partisipatif), Kompleksitas Pemilu di Indonesia dan partisipasi masyarakat dalam pemilu serta tahapan-tahapan pemilu dan Pemilu perwujudan kedaulatan rakyat.


Selanjutnya Thomas Dohu, S.Hut.,M.Si dalam presentasinya menjelaskan bahwa pemilu memberikan kesempatan bagi setiap warga negara yang telah memenuhi syarat untuk berpartisipasi menggunakan hak politiknya untuk memilih pemimpin dan dalam pemilu harus inklusif, artinya semua kelompok masyarakat harus memiliki peluang yang sama untuk berpartisipasi dalam pemilu, tandas Ketua KPU NTT.

BEM Unwira Kupang Menggelar Seminar Bertema Wujudkan Pemilu 2024 yang Aspiratif dan Demokratis
BEM Unwira Kupang Menggelar Seminar
Bertema Wujudkan Pemilu 2024 yang Aspiratif dan Demokratis

BACA JUGA : Ketua MPR RI Bamsoet Tegaskan Negara Butuh Haluan

Selain itu (sambung Dohu), pemilih itu harus diberikan keleluasaan untuk mempertimbangkan dan mendiskusikan alternatif pilihannya dalam suasana bebas, tidak dibawah tekanan dan akses memperoleh informasi yang luas.


Pada kesempatan yang sama, Bawaslu NTT sebagai pembicara kedua berpesan bahwa dalam rangka mengawal dan mengawasi proses pemilu dan pilkada 2024, “bawaslu perlu dukungan semua pihak. Oleh karena itu kerjasama, partisipasi dan kordinasi serta sinergitas dan peran mahasiswa, organisasi masyarakat, jurnalis dan pemangku kepentingan tokoh agama,” katanya.

Sementara itu, narasumber ketiga Dr. phil. Nobertus Jegalus selaku dosen Filsafat lebih banyak menyoroti pemilu bukan sekedar perwujudan Demokrasi kedaulatan rakyat melainkan perwujudan HAM aktif atau hak-hak asasi demokrasi. Oleh karena itu, orang yang tidak memilih, sendiri melanggar demokratisnya. Elite politik cenderung memahami pemilu hanya sebagai prosedur atau mekanisme untuk mendapatkan legitimasi kekuasaan dari rakyat, bebernya.


Oleh karena itu (lanjut dia), yang terpenting bagi mereka demokrasi sudah ada bila sudah dilaksanakan pemilu.
Pemilu merupakan simbol demokrasi dalam suatu negara. Maka itu, partisipasi masyarakat di dalam negara demokrasi merupakan suatu indikator penting dalam menggambarkan proses demokrasi berjalan dengan baik atau tidak, dalam artian semakin rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam pemilihan umum maka menandakan bahwa proses demokrasi berjalan dengan kurang baik begitupun sebaliknya. Oleh sebab itu partisipasi dari setiap kalangan khususnya Pemilih Pemula sangat diperlukan untuk mendukung terbentuknya sebuah negara demokrasi yang baik, pungkasnya.


Alberto

Komentar Klik di Sini