Kamis, Oktober 24, 2024

Bincang Bareng PDAM Tirta Merapi Kabupaten Klaten

Must Read

KLATEN-METROPAGINEWS.COM || Selepas Duhur, sekitar Pukul 13.30 Wib Awak Media MetroPagi News berkesempatan Berbincang Bincang Bareng Pak Dedy Nama akrab panggilannya Direktur Umum Administrasi & Keuangan PDAM Tirta Merapi Kabupaten Klaten, yang menggantikan Dirut Lama Alm Bp Sri Mulyono yang belum habis masa jabatannya namun telah dipanggil yang Kuasa, jadi saat itu saya masih jadi Staff kemudian oleh atasan disarankan untuk ikut Tes, dan setelah melihat Hasil Tes akhirnya saya lolos serta di beri kesempatan buat menggantikan Pak Dirut yang lama, Pak Dedy ini adalah Pribadi yang Humble dan Tegas, hal tersebut, bisa dirasakan dari sekilas pertemuan yang kami lakukan sore tadi, ( 22/10/2024 ) tinggal di Daerah Ger Gunung Klaten, namun Orang Tuanya berasal dari Desa Mrisen Delanggu.

Bincang Bareng Bp Dedy Direktur Umum Administrasi & Keuangan PDAM Klaten
Bincang Bareng Bp Dedy Direktur Umum Administrasi & Keuangan Tirta Merapi PDAM  Kabupaten Klaten

Dalam Kesempatan tersebut selain Silaturahmi & Ramah Tamah juga kita ngobrol santai terkait perkembangan dan persoalan persoalan yang selama ini terjadi khususnya di internal PDAM sendiri maupun yang berhubungan dengan khalayak luas.

Perbincangan kita awali dengan adanya Transisi Pemerintahan Republik Indonesia yang lama ke Pemerintahan yang baru, Pak Dedy mengatakan pada Wartawan, dengan adanya pergantian Tampuk Pimpinan tersebut tidak begitu berpengaruh ya buat Internal PDAM, mungkin hanya sebatas dalam kebijakan kebijakan tertentu, yang kemungkinan ada perubahan, namun tentunya meskipun ada sedikit perubahan kita tetap mengikuti instruksi dari pusat, lebih lanjut disinggung terkait Persoalan Mata Air di Daerah Cokro Polanharho, Pak Dedy mengatakan belum tahu menahu secara pasti ya kalau masalah tersebut, karena statusnya kan masih abu abu dan mengambang, ada beberapa gugatan juga yang belum terselesaikan, dan memang telah berulang kali persolan tersebut menjadi Polemik di tingkat Propinsi Semarang sendiri, sebab memang dalam hal ini, seperti diketahui oleh semua pihak bahwa kita hanya mengambil dari Limpasan Mata Air Tersebut, Limpasan ya kalau bahasa kita, jadi bukan di Mata Airnya langsung, sebab kalau di Mata Airnya ini masih diklaim milik PDAM Surakarta, karena mereka merunut hal tersebut dari sisi historis masih ada kaitannya dengan Keraton Kasunanan Surakarta, namun disisi lain dari pihak Warga sekitar Mata Air sendiri juga menganggap bahwa Mata Air tersebut adalah masih merupakan Bondo Deso ( Aset Desa ) jadi musti dipahami nggih bahwa operasional untuk PDAM di kawasan tersebut memang saat ini di kelola oleh 2 Instansi, yaitu di bagian Mata Airnya Dikelola oleh PDAM Surakarta, sementara Limpasan dari Mata Air tersebut PDAM Klaten yang mengelolanya, itupun juga baru saja karena Ijin’nya baru turun di Th 2023 kemarin, yakni dalam Debit 130 Liter/Detik dan sedianya itu akan kita pakai buat Pengembangan Wilayah di Klaten Selatan ya, Trucuk, Cawas, Karangndowo, dan sekitarnya, karena memang wilayah wilayah tersebut agak kesulitan Air.

Kemudian terkait dengan Pelayanan PDAM Klaten sendiri saat ini penggunanya masih 12 % dari keseluruhan warga Kabupaten Klaten, itu Data Survey terakhir kami, jadi karena Klaten ini pada dasarnya daerah yang berlimpah air, jadi memang hanya daerah daerah tertentu saja yang masih rawan atau kekurangan air, dan biasanya memakai PDAM, disamping itu juga beberapa Pengguna Jaringan lainnya ada di Wilayah sekitaran Kota, Kecamatan dan beberapa titik di sekitar Desa Delanggu.

Produk Air Minum Kemasan Tirta Merapi Hasil Kerjasama PDAM Kabupaten Klaten
Produk Air Minum Kemasan Tirta Merapi Hasil Kerjasama PDAM Kabupaten Klaten

Mengenai Jaringan Pipa PDAM sendiri itu nanti Direktur Tekhnis yang lebih tahu pasti nggih, cuma sebagai gambaran saja bahwa memang ada 2 jaringan pipa dari 2 instansi yang sama yakni PDAM Klaten & PDAM Surakarta, karenanya bilamana ada keluhan keluhan dari warga harus jelas dulu dirunut dari jaringan Surakarta atau Klaten begitu, karena beda pengelolaan dan pastinya perawatannya juga berbeda, sekedar saran saja sebelum komplain atau mau mengajukan pertanyaan terkait tekhnis bisa ditanyakan dulu ke dinas PDAM terdekat, ini yang terkendala airnya susah atau mungkin ada pipa yang bocor itu dari jaringan instansi mana ? begitu, baru kalau sudah jelas bisa melakukan pengaduan ke instansi terkait di Kabupaten, kemudian karena waktu, sudah menjelang jam pulang kantor, jadi kita hanya sempat menanyakan satu hal terakhir, terkait Perkembangan PDAM sendiri menyangkut Produksi Air Minum Botol Kemasan Tirta Merapi, serta dijawab oleh Pak Dedy bahwa itu kita sifatnya masih Proyek Kerja Sama, dan kedepan seandainya memungkinkan kita akan Produksi sendiri, itu Produk yang kemarin di lounching Th 2020 pada saat Ulang Tahun PDAM ke 74, ya semoga kedepan menyusul kita bisa memproduksi sendiri, kapan kapan lain waktu bila ada kegiatan kita undang mas ujar Pak Dedy mengakhiri pembicaraan tadi.

Seorang Petani Tanaman Jali Jali di daerah Palar Trucuk menunjukkan Hasil Budidaya Tanaman Jali yang sebentar lagi sudah siap dipetik
Seorang Petani Tanaman Jali Jali di daerah Palar Trucuk menunjukkan Hasil Budidaya Tanaman Jali yang sebentar lagi sudah siap dipetik

Sementara itu Bp Nurbertus Trisno Nugroho, salah seorang Petani Tanaman Jali Jali, di Desa Palar Trucuk, yang masih aktif membudidayakan Tanaman Jali, salah satu Tanaman yang masuk Kategori dalam Program Pengembangan Pangan Lokal akhir akhir ini, menjelaskan pada Wartawan ( 22/10/2024 ) memang benar mas, kalau daerah Klaten Selatan ini Palar Trucuk dan sekitar, memang agak susah air, dan bilamana cuaca hujan juga malah sering kebanjiran sawah sawah kita, Salah Satu Faktor Penyebab Kegagalan Panen Jali kemarin kan memang karena salah satu faktornya ya susahnya air mas dan Mongso Ketigo ( bulan ketiga / Kemarau ) yang panjang membuat Tanaman Jali Jali yang kami tanam jadi rusak, benar memang tanaman ini butuh panas yang berlebih, namun bila kelebihan juga malah jadi gosong dan rusak, karena tak tersentuh air sama sekali, begitulah kami yang hanya petani kecil susah juga bila mau mengupayakan ketersediaan air buat pengairan sawah maupun buat kebutuhan keluarga, dan kalau kemarau itu sumur juga turun lo mas debitnya, dan memang sudah ada beberapa saluran Pam di satu dua orang warga namun memang belum semua termasuk saya, jadi ya agak susah bila butuh air buat masak dan lain lain, ya harapan kami Pemerintah dan Pemangku Kebijakan Pusat dan Setempat bisa memberikan Perhatian lebih lah terkait kendala kami di lapangan khususnya dalam budidaya tanaman Jali Jali mas, dan persawahan padi maupun jagung, tembakau serta lain lain pada umumnya.

Kotak Iuran Sukarela pengguna Fasilitas MCK, guna perawatan dan pajak bulanan ke PDAM Aliran Jaringan Klaten
Kotak Iuran Sukarela pengguna Fasilitas MCK, guna perawatan dan pajak bulanan ke PDAM Aliran Jaringan Kabupaten Klaten

Di Konfirmasi secara terpisah, salah seorang warga dari Rt 04 Rw 03 Kuncen Delanggu Klaten yang bertugas mengelola MCK, disamping Tandon Air PDAM Klaten, Bp BL, Nama inisial samaran karena beliau khawatir Identitasnya di kenal biar ga menimbulkan masalah baru mas, saya cuma warga biasa soalnya ga punya kekuatan, pakai nama samaran saja nggih, mengatakan selama ini lancar lancar saja, aliran air dari PDAM Jaringan Klaten tersebut, yang dimanfaatkan sebagai pengisi air bak bak MCK Warga Desa Kuncen Sidodadi Klaten, dan kami juga aktif mengkoordinir para pengguna MCK tersebut untuk membayar Pajak Bulanan di PDAM Delanggu, hanya saja persoalanya pada Tingkat Kesadaran Warga dan Pengguna mas, ( pengguna dari luar yang bukan warga ) tuturnya pada Wartawan MetroPagi News, Kesadaran buat ikut memberi dana sukarela guna perawatan dan membayar pajak air PDAM itu lo yang susah sekali, memang sudah ada kotak sumbangan sukarela kita bikinkan disitu, namun biasanya mereka hanya cuek saja, pasca menggunakan Fasilitas MCK tersebut, ini yang kadang membuat kami kesal mas, kita yang repot mengkoordinir dan membersihkan serta merawat, mereka hanya menggunakan saja tanpa mau peduli dengan keberadaan dan ketersediaan air di MCK tersebut, ini kan Dilematis sebenarnya, kalu di tegasin nanti malah jadi salah paham, tapi kalau dibiarkan kok ya keterlaluan, biasanya itu orang orang dari Pedagang Pasar dan Kuliner sekitar Lapangan Merdeka Delanggu, baik yang Pagi ataupun yang Sore dan Malam, seringkali menggunakan Fasilitas MCK Kampung, dan tak jarang mengambil air disitu juga bergalon galon, namun susah buat ngasih Sedekah Sukarela masukin di kotak depan MCK, ya kita kan juga serba salah mas kita hanya sebagai warga biasa sementara bila mau menggertak mereka kita ga punya kewenangan dan kekuatan yang cukup, disisi lain dari pihak Pemdes Delanggu Juga terkesan kurang begitu memperhatikan persoalan ini, mungkin karena dianggap persolan yang sepele, tapi bagaimanapun kita sebagai pengguna rutin dari Fasilitas MCK tersebut kan juga lama kelamaan gerah mas, mereka tidak ikut bayar, tapi seenaknya pakai air, keluh Pak BL Sebagai Koordinator MCK tersebut, dulu itu masih ada keringanan mas persoalan pajak pembayaran air itu masih ada Subsidi dari Pemkot Klaten, namun dari 3 Tahun belakangan saya di beritahu surat dari PDAM Delanggu bahwasannya sekarang sudah dicabut Subsidi Sosial tersebut, jadi biarpun itu Fasilitas Umum MCK tetap harus bayar seperti halnya pengguna biasa, lah itu jadi makin melambung mas kita bayar pajaknya, biasanya cuma sedikit karena masih ada Bantuan Sosial, tapi 3 Tahun belakangan terasa sekali begitu Signifikan kenaikannya, untuk itu kita menyikapinya dengan Iuran Warga Pengguna Aktif MCK buat Iuran sebesar Rp 25.000,-/ per KK mas, kalau tidak begitu saya sendiri yang bayar perorangan ya pusing kan mas, sementara MCK buat bersama, paparnya pada Wartawan ( 22/10/2024 ).

Salah seorang warga keluar dari Fasilitas MCk, di Lingkungan Rt 04 Kuncen Delanggu
Salah seorang warga keluar dari Fasilitas MCk, di Lingkungan Rt 04 Kuncen Delanggu

Sesaat kemudian saya juga berjumpa warga yang lain yang juga pemakai aktif, dan baru keluar setelah mandi di MCK tersebut, dan berkenan di wawancarai, ketika ditanyai Wartawan ( 22/10/2024) Uul yang juga kebetulan sebagi Ketua Muda Mudi Lingkungan Rt 04 lokasi dimana MCK tersebut berada, mengatakan ini dulu masih aktif mas Tandon MCK itu, namun seiring berjalannya waktu karena kurangnya kesadaran warga sekitar dan para pengguna jadi Tandon tersebut tidak terawat dan akhirnya sudah tidak bisa di manfaatkan lagi karena bocor, MCK ini juga dulunya sederhana sekali mas, namun saat itu ada dan PNPM dari kelurahan Desa Delanggu jadi dipakai buat merapikan dan merehab fasilitas MCK tersebut, hal ini juga sempat di singgung Pak BL sekilas waktu saya menanyakannya terkait Pembangunan Fasilitas tersebut, kemudian berlanjut terkait Masalah Kesadaran Warga dan Pengguna, Jane Yo pie Yo mas ? dalam Bahasa Jawa ( bagaimana ya seharusnya ?… ) Kita mau ambil tindakan itu khawatirnya kalau malah terjadi bentrok itu lo mas, karena Salah Paham pasti, kalau kita yang Anak Anak Muda memperingatkan, kan malah jadi berkepanjangan nanti, tapi kalau tidak di Tegasin ya tetap seperti itu mas ngeyel ga mau ngasih sukarela, saya dan beberapa warga lain itu, aktif Lo mas bayar iuran Rp 25.000 / bulan, itupun kalau ga membengkak, kadang kalau pas di Lapangan Merdeka ada Acara Acara Hiburan, Pengajian, dan lainnya gitu, Misal seperti Pasar Malam lah mas contoh kecil, itu bisa jadi membengkak lo mas tagihan air kita, bisa 2 atau 3 kali lipat karena semua nya pakai fasilitas MCK namun mereka ga mau mengisi sukarela, trus bagiamana itu mas ?…bayangkan misal Pasar Malam berlangsung Satu Minggu atau Satu Bulan, kebayang ga berapa penggunaan air selama itu, dan jadi berapa tagihan air yang harus kita bayar ?…begitulah, ini persolan sederhana memang tapi Klo persoalan sederhana saja tidak selesai bagaimana mau mengurus persoalan yang lebih besar ?…tolong mas sampaikan ke Para Para Pemangku Kebijakan buat ikut memikirkan persoalan ini, karena kita cuma rakyat kecil mas, sebulan Rp 25.000,- Okelah buat air mas, tapi Kalau lebih dari itu kan yo mikir to mas ?…( kan juga berfikir to mas ?… Uang dari mana coba ?kita pekerjaan cuma Tukang Parkir ungkap UUl salah seorang warga yang merupakan pemakai aktif fasilitas MCK Desa yang terletak di Lingkungan Rt 04 Kuncen Desa Delanggu tersebut.

Latest News

Ahli Waris Tanah RSPON Bersyukur Warkah Terdaftar di Kelurahan Cawang

JAKARTA-METROPAGINEWS.COM || Sengketa tanah di Kelurahan Cawang, Jakarta Timur yang saat ini lokasi tanahnya sudah dibangun proyek Pengembangan Rumah...

More Articles Like This


Notice: ob_end_flush(): Failed to send buffer of zlib output compression (0) in /home/metropaginews/public_html/wp-includes/functions.php on line 5427