KUPANG — METROPAGINEWS.COM || Upaya peningkatan kualitas pendidikan di wilayah perbatasan kembali mendapat perhatian serius. Bupati Belu, Willybrodus Lay, S.H., menyampaikan apresiasi tinggi terhadap langkah-langkah inovatif yang diambil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nusa Cendana (Undana), khususnya di bawah kepemimpinan Prof. Dr. Drs. Malkisedek Taneo, M.Si.
Apresiasi ini disampaikan dalam sesi dialog dan perencanaan kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Belu dan pihak Undana di ruang rapat lantai 3 Rektorat Undana, yang membahas sejumlah isu strategis di dunia pendidikan, termasuk kekurangan tenaga pendidik dan rendahnya tingkat literasi.
Bupati Willybrodus Lay menilai pendekatan FKIP Undana yang tidak hanya akademik, tetapi juga solutif dan berbasis pada kondisi nyata di lapangan, sebagai langkah positif untuk memperbaiki kualitas pendidikan. “Langkah inovatif yang diambil Dekan FKIP sangat bagus, terutama dalam mengatasi persoalan tenaga pendidik dan rendahnya literasi. Kami menyambut baik dan memberikan apresiasi, meski saat ini masih dalam tahap perencanaan kerja sama. Namun saya yakin, dengan bimbingan FKIP, dari zona merah kita bisa naik ke zona hijau,” ujarnya optimis.
Sementara itu, Dekan FKIP Undana, Prof. Taneo, dalam pemaparannya menjelaskan bahwa pihaknya siap memberikan pendampingan kepada guru-guru SD dan SMP di Kabupaten Belu. FKIP juga akan membantu menyusun kurikulum sekolah berbasis lokal yang tidak hanya disusun oleh guru, tetapi lahir dari kebutuhan dan potensi khas daerah perbatasan.
“Data menunjukkan bahwa literasi pendidikan di Kabupaten Belu masih tergolong rendah, berada pada zona merah. Kami di FKIP secara internal telah memantau dan berkomitmen untuk membantu mengubah status tersebut dari merah ke kuning, dan selanjutnya menjadi hijau,” ungkap Prof. Taneo.
Sebagai bagian dari komitmen tersebut, FKIP tahun ini telah menetapkan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan penelitian secara penuh di Kabupaten Malaka, sesuai dengan keputusan Rektor terkait Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Namun demikian, FKIP Undana juga membuka diri untuk memperluas kegiatan serupa di Kabupaten Belu. “Kami merindukan kolaborasi. Jika Bapak Bupati Belu menginginkan, kami di FKIP siap hadir untuk mendampingi dan memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan mutu pendidikan, termasuk mendampingi sekolah-sekolah menuju akreditasi unggul,” sambung Prof. Taneo.
Diberitakan sebelumnya, Undana menerima kunjungan istimewa dari Bupati Belu, Willybrodus Lay, S.H., bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Pemerintah Kabupaten Belu pada Selasa (15/4). Kunjungan yang berlangsung di ruang rapat lantai 3 Rektorat Undana ini merupakan langkah awal dalam menjalin kerja sama strategis antara dunia akademik dan pemerintah daerah untuk pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Belu.
Rombongan disambut langsung oleh Rektor Undana, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc., didampingi para wakil rektor, para dekan, kepala biro, serta sejumlah staf di lingkup Undana. Pertemuan ini menjadi forum diskusi yang hangat dan produktif terkait potensi kerja sama lintas sektor, khususnya dalam pengembangan sumber daya manusia, penelitian, dan pemanfaatan dana desa secara tepat sasaran.
Rektor Undana dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas realisasi kunjungan tersebut, yang sebelumnya telah dibicarakan bersama Bupati Belu pada Februari 2025. “Waktu itu, Pak Bupati menyampaikan, setelah dilantik nanti akan datang ke Undana. Hari ini beliau menepati janjinya, dan kami sangat menghargai komitmen ini sebagai bagian dari kolaborasi untuk membangun NTT,” ujar Prof. Maxs Sanam.
Beliau juga memaparkan bahwa Undana kini terus tumbuh sebagai pusat pendidikan unggulan di wilayah timur Indonesia. “Undana saat ini memiliki sekitar 32.000 mahasiswa aktif, dengan mayoritas berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Sejak 1 Maret 2025, Undana resmi meraih akreditasi Unggul. Di kawasan timur Indonesia, hanya beberapa perguruan tinggi yang meraih status ini, dan Undana adalah satu-satunya di NTT,” jelasnya.
Menurut Rektor, saat ini sudah ada 13 program studi yang terakreditasi unggul dan empat lainnya sedang menunggu hasil penilaian. “Kami mengusung tagline ‘Undana Berdampak’, artinya universitas ini hadir bukan hanya untuk mencetak lulusan, tetapi juga memberi dampak nyata bagi pembangunan masyarakat,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Belu, Willybrodus Lay, mengungkapkan bahwa pelantikannya sempat tertunda karena proses di Mahkamah Konstitusi. Namun, dengan semangat baru, ia ingin segera bergerak cepat membangun daerahnya. Salah satu langkah strategisnya adalah menggandeng perguruan tinggi, seperti Undana, untuk mendukung pemanfaatan dana desa secara lebih produktif.
“Kami memiliki alokasi dana desa yang besar, yakni sekitar Rp81 miliar untuk 81 desa dan kelurahan. Sayangnya, selama ini dana tersebut lebih banyak diarahkan ke BLT. Kami ingin mengubah pendekatan itu menjadi pembangunan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Untuk itu, kerja sama dengan Undana sangat penting,” tegas Bupati Lay.
Dia juga memaparkan potensi unggulan Belu, seperti komoditas tomat yang diekspor ke Timor Leste dan cabai yang dikirim hingga ke Maluku. Selain itu, Kabupaten Belu memiliki tiga bendungan besar: Rotiklot, Haliren, dan Haikrid yang menjadi modal penting untuk pengembangan pertanian dan peternakan.
“Saya berharap Undana bisa melakukan riset dan pendampingan untuk pembukaan lahan pertanian kering. Kami juga ingin sinergi dalam mendukung program hilirisasi dan makan bergizi gratis (MBG) yang merupakan program prioritas Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena,” tambahnya.
Bupati Lay juga menyoroti masih rendahnya jumlah mahasiswa asal Belu yang melanjutkan pendidikan ke Undana. Ia berharap melalui kerja sama ini, Undana bisa hadir lebih dekat dan membuka akses lebih luas bagi generasi muda Belu.
Menanggapi hal tersebut, Rektor Undana menegaskan bahwa kampusnya siap menjadi mitra strategis pemerintah daerah. “Undana adalah bagian dari NTT. Kami punya dana-dana penelitian yang bisa diarahkan ke wilayah-wilayah mitra. Kerja sama ini akan memperkuat hilirisasi, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan pengembangan potensi daerah,” pungkas Prof. Maxs Sanam.
Pertemuan ini menjadi tonggak awal dari kolaborasi yang lebih konkret antara Undana dan Pemerintah Kabupaten Belu. Rektor berharap, sinergi antara akademisi dan pemerintah ini mampu menghadirkan perubahan nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat di perbatasan Indonesia tersebut.***
Reporter: Alberto L
Komentar Klik di Sini