Bandung – metropaginews.com|| Program ketahanan pangan Kota Bandung yang sering disebut Buruan Sae (Sehat, Alami, Ekonomis) akan di beberkan di kancah internasional. Hal tersebut usai pelaksanaan konferensi internasional U20 dan Milan Urban Food Policy Pact (MUFPP) Asia Pasific Regional Forum di Kota Bandung yang berlangsung 3 – 4 Agustus 2022 lalu.
Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, kegiatan tersebut menghasilkan berbagai rekomendasi soal memaksmilakan ketersediaan pangan di setiap daerah.
“Kegiatan ini menghasilkan beberapa rekomendasi terutama soal bagaimana ketersediaan pangan di dunia terutama di kota besar di dunia,” beber Yana disela-sela menerima Delegasi MUFPP, di Pendopo Kota Bandung, Sabtu 6 Agustus 2022.
Sebagai tindaklanjut, ia menambahkan tentunya MUFPP memiliki kebutuhan pangan di masing-masing kota, sehingga mampu memberikan fasilitas hingga dukungan bagi semua kota untuk memenuhi kebutuhan pangan.
“Tentunya semangat MUFPP ini memenuhi kebutuhan pangan di masing-masing kota itu bisa men-trigger semua kota untuk memenuhi kebutuhan pangan sendiri lewat berbagai program maupun rekayasa teknologi,” ujarnya.
Sebagai bukti, beberapa Buruan Sae di Kota Bandung dikunjungi oleh par delegasi maupun para peserta konferensi. Apresiasi dilapangan pun diberikan karena Bandung bisa memaksimalkan halaman rumah menjadi ketahanan pangan.
“Sudah berkunjung ke spot Buruan Sae, konsep ini sebagai Urban Farming, men-trigger bahkan 7 jota di Indonesia mentandatangani bersama MUFPP sebagai semangat memenuhi kebutuhan pangan yang bisa terlaksana,” tuturnya.
Yana menambahkan, rencana Buruan Sae tematik pun tersampaikan. Karena tematik itu perlu menyesuaikan kontur tanah juga masyarakatnya.
“Mudah-mudahan kedepan itu tematik di Milan juga dilakukan. Tergantung karakteristik tanah juga warga. Sehingga nantinya mengelola pangan apa saja, sampai peternakan apa saja. Kita harap hal ini bisa dilalukan sehingga kalau betul kebutuhannya disesuaikan karakteristik tanah juga warganya itu bisa berkelanjutan,” ujar Yana.
Sebagai kuantitas, terdapat lebih dari 300 kelompok Buruan Sae di Kota Bandung. Harapannya gerakan tersebut bisa masif juga dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarskat.
“Lebih dari 300 kelompok, rata-rata mandiri berikut ads juga pendamping oleh dinas maupun perguruan tinggi juga berbagai pentaheliks,” kata Yana.
Ditempat yang sama, Head Of MUFPP, Filippo Gavazzeni mengapresiasi atas gerakan yang dilakukan di Kota Bandung dalam penyediaan lahan untuk ketahanan pangan.
“Memang betul, karakteristik tanah menjadi bagian terpenting dalam urban farming khususnya tematik,” tuturnya.
Ia menambahkan, bahwa Kota Bandung mampu memenuhi kebutuhan pangan sendiri diwilayah masing-masing.
“Bisa dilihat bahwa Kota Bandung memenuhi kebutuhan pangan sendiri. Ini bagus soalnya jadi contoh banyak kota negara mau mengimplementasikan di negara masing-masing,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar menyampaikan, bahwa apresiasi terus diberikan oleh MUFPP selama agends dua hari yang lalu sukses dilakukan.
“Apresiasi kepada Kota Bandung karena mereka tidak nyangka acaranya sukses, juga di hari kedua saar kunjungan. Hari pertama persentasi tentang Buruan Sae itu bisa dibuktikan langsung,” tuturnya.
Atas ketertarikannya, pihak MUFPP mengundang orang nomor satu di Kota Bandung ini untuk menyebarluaskan Burua Sae dikancah internasional.
“Mereka tertarik dan mengundang pak wali kota ke Rio Dejenerio untuk menyebarluaskan tentang Buruan Sae ke banyak negara. Ini jadi langkah kongkrit melihat hasilnya jadi bisa menginspirasi kota lainnya,” tutur Gin Gin.
Dari hasil konferensi itu, terdapat 6 rekomendssi yang nantinya akan dibahas pada acara puncak di Bali oleh presiden Republik Indonesia.
“Jadi segala hasil yang diberikan semacam rekomendasi ada 6 point itu nanti kan di bahas. Adapun agenda pembicaraan akhir bulan Agustus di Bogor, juga bagian agenda puncak oleh presiden RI di Bali pada bulan November. ” ujarnya.
6 rekomendasi itu secara umum seperti penanganan pangan perlu ikut andil pemerintah. Juga terdapat kolaborasi yang biss ditingkatkan untuk pengembangan pangan.
Sementara itu ada juga untuk mencapai keadilan pangan global yang berkelanjutan sangat penting untuk pertumbuhan dan stabilitas global, maka dari itu pentingnya mempercepat pengembangan dan penyebaran program untuk generasi muda di sektor pertanian di perkotaan dan pinggiran kota.
“Kolaborasi antar kota di dunia bisa ditingkatkan. Satu satunya bergerak bersama, supaya pemerintah dan stakeholder lain ikut dalam penanganan pangan,” bebernya. (*)
Editor : Tedy Yana Setiawan