ROTE NDAO — METROPAGINEWS.COM || Kabupaten Rote Ndao dikenal dengan keindahan alamnya yang memukau dan potensi wisata yang besar. Namun, pengembangan sektor ini masih belum optimal. Selama ini, beban pengembangan wisata lebih banyak ditanggung oleh pemerintah, padahal keterlibatan masyarakat, terutama generasi muda, sangat penting untuk mendorong kemajuan pariwisata yang berkelanjutan.
Menanggapi tantangan tersebut, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Nusa Cendana (Undana), yang diketuai oleh Dr. Rolland E. Fanggidae, S.Si., MM, menggelar kegiatan PKM bertema “Membangun Kemandirian: Pemuda Nemberala melalui pengembangan berkelanjutan dan kewirausahaan untuk optimalisasi potensi wisata”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 22 Mei 2025, di Gereja GMIT Pniel Oenggaut, Kecamatan Rote Barat.
Peserta kegiatan berasal dari berbagai komunitas pemuda gereja, antara lain GMIT Pniel Oenggaut, GMIT Imanuel Nemberala, GMIT Syalom Tunggaoen, dan GMIT Ebenhaezer Sedeoen. Beberapa peserta diketahui telah memiliki usaha di bidang kuliner, jasa spa, dan fotografi.
Kegiatan diawali dengan doa pembuka oleh Ketua Majelis Jemaat GMIT Pniel Oenggaut, Pendeta Matelda Yuliati Djawa Gigy, S.Th, dan secara resmi dibuka oleh Kabid Pengembangan Kelembagaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rote Ndao, Yohanis B. Ndoen, S.Sos, yang hadir mewakili pemerintah daerah.
Dalam sambutannya, Yohanis menyoroti pentingnya partisipasi pemuda dalam mendukung salah satu agenda kerja utama pemerintah daerah, yakni Mbule Falu: Rote Ndao Malole. Program ini menempatkan sektor pariwisata sebagai pilar utama dalam transisi ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Ia juga menyebutkan bahwa pengembangan desa wisata terintegrasi, digitalisasi informasi wisata, dan penyelenggaraan event pariwisata secara berkala menjadi fokus dalam mendorong sektor ini. Oleh karena itu, keterlibatan generasi muda menjadi krusial, terutama dalam memanfaatkan teknologi digital dan membangun ekosistem wisata berbasis komunitas.
Kegiatan PKM ini menghadirkan tiga narasumber utama. Narasumber pertama adalah Clarce S. Maak, S.Si., MM, dosen Program Studi Manajemen FEB Undana, yang membawakan materi tentang kewirausahaan dan branding produk wisata. Dalam paparannya, Clarce mendorong para pemuda untuk berani menjadi pencipta lapangan kerja dengan memanfaatkan media sosial dan teknologi.
Ia mengusulkan beberapa bentuk usaha yang bisa dikembangkan, seperti penjualan paket wisata, kuliner khas daerah, serta produk industri kreatif berupa kerajinan tangan lokal.
Pembicara kedua adalah praktisi lokal sekaligus Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Ketua Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) Cabang Rote Ndao, Erasmus Frans Mandato. Sebagai pemilik Anugerah Surf and Dive Resort, Erasmus membagikan kisah inspiratif tentang awal kedatangan wisatawan mancanegara, khususnya peselancar, ke Rote Ndao, dan bagaimana nilai-nilai kearifan lokal dimanfaatkan untuk mendukung industri pariwisata.
Ia menekankan pentingnya memiliki pola pikir tourism minded, yaitu memahami kebutuhan dan perspektif wisatawan tanpa melupakan pelestarian lingkungan dan budaya lokal.
Sesi terakhir disampaikan oleh Pendeta P. B. Irawan Matoneng, S.Th, yang membawakan materi tentang manajemen event. Ia mengajak pemuda untuk mulai memetakan potensi aktivitas wisata di desa mereka yang belum tergarap dan mulai menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, baik gereja maupun perangkat desa.
Salah satu peluang usaha yang dijelaskan adalah menjadi Event Organizer (EO). Meski terlihat tidak mudah, namun menurutnya hal ini sangat mungkin dilakukan oleh pemuda lokal. Dengan memiliki sertifikasi EO dan menjalin kerja sama dengan penyedia jasa seperti sound system, panggung, dan lainnya, para pemuda dapat menjadi pelaku utama dalam penyelenggaraan event pariwisata di Rote Ndao.
Selama ini, EO dari luar daerah sering dilibatkan, padahal tenaga lokal dapat melakukannya dengan lebih efisien dan mendukung agenda kerja pemerintah daerah untuk meningkatkan frekuensi event pariwisata.
Kegiatan PKM ini ditutup dengan sesi diskusi yang berlangsung antusias. Para peserta menyampaikan pertanyaan, usulan, dan harapan, terutama agar kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini. Mereka berharap adanya tindak lanjut berupa pendampingan kewirausahaan serta pelatihan pemasaran digital untuk mendukung usaha-usaha yang telah dirintis.
Menanggapi hal tersebut, Tim PKM menyatakan komitmennya untuk terus melakukan pendampingan sebagai bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hal ini juga menjadi wujud nyata kepedulian Universitas Nusa Cendana, khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dalam mendorong lahirnya wirausaha muda di sektor pariwisata di wilayah paling selatan Indonesia.***
Reporter: Alberto L
Komentar Klik di Sini