BerandaSejarahFestival Sastra dan Sarasehan Budaya Warnai Banjoewangi Tempo Doeloe

Festival Sastra dan Sarasehan Budaya Warnai Banjoewangi Tempo Doeloe

BANYUWANGI – METEOPAGINEWS.COM II Upaya alih wahana Seni budaya yang dinilai terancam punah, setelah melalui proses pelatihan, penelitian, refleksi, pengembangan sesuai era digitalisasi oleh Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI} Pusat dan Banyuwangi sinergi dengan Dewan Kesenian Blambangan divisualisasikan di Panggung Festival Banjoewangi Tempo Doeloe bertempat di Plataran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Rabu (24/25).

 

Ada 5 topik yang dikaji yakni, Rengganis dan Gembrung yang nyaris punah. Namun, literasi jaranan buto masih banyak sanggar yang menghidupkan. Legenda Sri Tanjung yang jadi inspirasi nama wilayah Kabupaten Banyuwangi di ujung timur pulau Jawa ini dan sejarah Tawang Alun yang prosesi dari Blambangan menjadi Banyuwangi.

 

Screenshot 20250925 044442

Disampaikan, Ketua HISKI Banyuwangi Nurul Lutfiah Rahma, S. Pd disampaikan, terima kasih ke HISKI pusat yang bisa membawa program Kementerian untuk proses manuscript naskah lisan sebagai dokumen maupun ikhtiar digitalisasi ataupun susastra untuk bisa generasi muda agar menggemari yang langka bisa hidup kembali.

Begitupula disampaikan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi, Taufik Rahman menyambut baik upaya HISKI dan DKB yang menjadi tanggungjawab pemerintah dalam menindaklanjuti agar maksud dan tujuan pemrakarsa bisa berwujud. Maka perlu forum diskusi untuk mewujudkan program revitalisasi dan jadi naskah akademi maupun pertunjukan yang mentranformasi sesuai jamannya.

Selain itu, pada festival banjoewangi tempo doeloe ini akan menampilkan seni jaranan dan manten mupus braen yang menggarap musiknya dari Giro Osing hingga cocok bagi yang punya gawe mantu dengan latar belakang etnis yang bhinneka.

Usai pertunjukan dari 5 kelompok itu yang juga diselingi penampilan tari dari SMPN 1 Tegaldlimo dan SMAN Taruna Budaya Rogojampi serta duta bercerita Perpustakaan Nasional asal MI Islamiyah Rogojampi, Avilla Putri Yuwono yang tampilkan Legenda asal usul Kota Banyuwangi dari baca buku Sritanjung Hidup Kembali karya Aekanu Haryono.

Acara dipungkasi sarasehan dan apresiasi oleh HISKI Pusat Prof Dr Novi Anoegrahjekti, Dr Tengsoe Tjahyono,Dr.Venus Khasanah dan Dr. Sudartomo.

” Semua sudah optimal dan maksimal. Diawali 8 bulan lalu mulai FGD soal sastra dan produk dan jadi anugrah. Terima kasih buat pemerintah daerah dan semua jadi kesatuan pada hingga detik ini.

Bagaimana alih wahana menjadi menyenangkan dan jadi buah yang bisa dinikmati bersama,” Ungkap, Prof Novi yang sudah 25 tahun sering riset tentang ragam potensi khas Banyuwangi

(Tyo )

Komentar Klik di Sini