BerandaDaerahFGD di Undana Bahas Langkah Nyata Atasi Sampah dan Bentuk Bank Sampah...

FGD di Undana Bahas Langkah Nyata Atasi Sampah dan Bentuk Bank Sampah Kampus

KUPANGMETROPAGINEWS.COM || Universitas Nusa Cendana (Undana) terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan kampus berwawasan lingkungan. Hal ini ditunjukkan melalui pelaksanaan Forum Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Undana, Selasa (1/7/2025) di Aula LP2M, dalam rangka penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengelolaan Sampah dan pembentukan Bank Sampah Undana. Undana

Kegiatan ini menjadi bagian dari tindak lanjut penetapan Undana sebagai salah satu dari delapan kampus dalam program ASTA (Aksi Sampah Tuntas Akademik) yang digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan Kemendiktisaintek. Program ini bertujuan untuk menjadikan kampus sebagai pionir dalam pengelolaan sampah secara mandiri dan berkelanjutan.

FGD ini dihadiri oleh sejumlah pimpinan penting Undana, antara lain Direktur Program Pascasarjana Prof. Drs. Tans Feliks, M.Pd., Ph.D., Kepala LP2M Dr. Herry Zadrak Kotta, S.T., M.T., Ketua DWP Undana Ny. Hembang Murni Pancasilawati Sanam, Kepala Pusat Studi Lingkungan LP2M, Prof. Dr. I. Gusti Made Ngurah Budiana, S.Si., M.Si., para dekan, perwakilan dari Bank Sampah Mutiara Timor, serta unsur mahasiswa dari BEM dan BLM se-Undana.IMG 20250701 WA0008

Dalam sambutannya, Dr. Herry Zadrak Kotta menekankan bahwa persoalan sampah sudah menjadi ancaman serius bagi lingkungan. “Ini pekerjaan mulia yang bisa menyelamatkan banyak orang. Kita bersyukur karena DWP Undana sudah memiliki bank sampah yang saat ini akan dikembangkan lebih lanjut,” ungkapnya.

Dr. Herry juga mengungkapkan bahwa Undana telah memiliki mesin pengolah sampah sejak tahun lalu. “Dari tujuh jenis sampah, Undana sudah mampu mengolah sebagian menjadi BBM dan peleburan. Sampah organik lebih mudah terurai dan bahkan bisa menjadi pupuk alami, seperti yang terjadi secara alami di hutan,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa Undana memiliki potensi besar, khususnya karena limbah organik di lingkungan kampus tergolong tinggi. “Dengan teknologi yang kita miliki dan dukungan SOP yang baik, kami yakin Undana bisa menjadi kampus percontohan dalam pengelolaan sampah,” tambahnya.

FGD ini bertujuan menghasilkan SOP yang dapat diterapkan secara konsisten dalam pengelolaan sampah di lingkungan kampus, serta merancang pembentukan Bank Sampah Undana yang terintegrasi.

Bank sampah ini tidak hanya akan menampung dan mengelola sampah-sampah dari lingkungan kampus, tetapi juga dari wilayah sekitar, untuk diolah menjadi produk bernilai ekonomi. “Ini bukan hanya soal pengelolaan, tapi juga edukasi dan perubahan budaya hidup bersih serta berwawasan lingkungan,” jelasnya.

Kegiatan ini juga merespons amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, yang menekankan pentingnya pengurangan, pemilahan, dan daur ulang sampah sebagai tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.

Seiring rencana pemerintah untuk membatasi jumlah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) mulai 2026, semua daerah  termasuk institusi pendidikan dituntut mampu mengelola sampah secara mandiri.

Pemerintah Kota Kupang pun telah menerapkan roadmap pengelolaan sampah dengan target residu maksimal hanya 15% yang dibuang ke TPA.

Sementara itu, Kepala Pusat Studi Lingkungan LP2M, Prof. Dr. I. Gusti Made Ngurah Budiana, S.Si., M.Si., dalam laporannya menyoroti pentingnya integrasi antara regulasi, teknologi, dan perubahan budaya dalam manajemen sampah.***

Reporter: Alberto L

Komentar Klik di Sini