BerandaPendidikanGubernur Ahmad Luthfi Tegaskan Komitmen Pemerataan Pendidikan: Sekolah Kemitraan Bukan Sekadar Program,...

Gubernur Ahmad Luthfi Tegaskan Komitmen Pemerataan Pendidikan: Sekolah Kemitraan Bukan Sekadar Program, Tapi Jalan Hidup

TEMANGGUNG – METROPAGINEWS.COM || Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi kembali menegaskan komitmennya dalam mewujudkan pemerataan akses pendidikan bagi anak kurang mampu, khususnya pada jenjang SMA/SMK. Hal itu disampaikannya dalam kunjungan ke SMA PGRI 1 Temanggung, Selasa (15/7), dalam rangka peninjauan langsung program Sekolah Kemitraan.

 

Dalam pidatonya, Luthfi menyebut bahwa pendidikan bukan semata-mata kewajiban birokrasi, melainkan hak dasar setiap warga negara yang harus dijamin negara.

“Pendidikan bagi keluarga miskin ekstrem bukan program sampingan. Ini adalah investasi masa depan, dan saya akan kawal langsung,” tegasnya di hadapan para guru dan siswa.

 

PSX 20250717 165421

 

Sekolah Kemitraan: Jalur Afirmasi Bagi Anak Terpinggirkan

Program Sekolah Kemitraan adalah inovasi Ahmad Luthfi dalam menggandeng sekolah swasta untuk menampung anak-anak dari keluarga kurang mampu dan yang terancam putus sekolah. Saat ini, tercatat 139 sekolah swasta di Jawa Tengah yang tergabung dengan total daya tampung 5.004 siswa afirmasi.

Menurut Luthfi, angka ini masih bisa bertambah seiring antusiasme sekolah dan kebutuhan di lapangan. Ia bahkan membuka opsi penambahan rombongan belajar (rombel) jika diperlukan.

“SMA PGRI 1 saat ini baru punya satu rombel dengan 36 siswa, dan 12 di antaranya adalah penerima afirmasi. Bayangkan jika tiap sekolah mitra melakukan hal serupa, kita bisa selamatkan ribuan anak Indonesia dari putus sekolah,” ujarnya.

 

Data dan Dorongan Nyata

Merujuk data Dinas Pendidikan Provinsi, pada SPMB tahun ajaran 2025/2026, tercatat 62.145 siswa berasal dari keluarga kurang mampu, dengan 2.387 di antaranya diterima melalui jalur kemitraan. Luthfi menyebut angka itu sebagai kemajuan, tetapi belum ideal.

“Kita tidak boleh berhenti di angka itu. Dinas dan sekolah mitra harus lebih agresif. Rekrut, bimbing, dan kawal perkembangan mereka,” pintanya.

 

Ia juga menegaskan pentingnya pemanfaatan maksimal dana operasional dan beasiswa, agar manfaatnya benar-benar dirasakan siswa.

“Dana pendidikan jangan cuma berseliweran di meja administrasi. Obat-obatan, pelatihan guru, laboratorium, semua harus sampai ke siswa,” tegasnya.

 

Kepedulian Emosional dan Sosialisasi Akar Rumput

Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Luthfi menyempatkan diri menyapa langsung para siswa jalur afirmasi. Ia menyampaikan pesan hangat dan penuh makna kepada mereka:

“Adik-adik, ini bukan hadiah. Ini amanah. Belajarlah sungguh-sungguh. Hindari tawuran dan bullying. Buktikan bahwa jalur afirmasi adalah jalur prestasi.”

 

Selain itu, Luthfi mendorong sosialisasi masif ke tingkat desa dan kecamatan. Ia meminta kepala sekolah dan dinas untuk aktif menjalin komunikasi dengan kepala desa, PKK, hingga tokoh masyarakat agar lebih banyak orang tua tahu tentang program ini.

“Kalau informasi tidak sampai ke desa, ribuan anak akan tetap tertinggal. Kita harus buka pintu selebar-lebarnya,” ujarnya.

 

Bukan Sekadar Program, Tapi Transformasi Sosial

Ahmad Luthfi menutup kunjungannya dengan pesan mendalam: bahwa Sekolah Kemitraan bukan semata soal angka penerimaan, tetapi soal perubahan sosial yang nyata.

“Ketika satu anak dari keluarga paling terpinggir pun bisa sekolah, maka satu keluarga akan ikut terangkat. Dampaknya luas: menurunnya angka kemiskinan, naiknya kualitas SDM, dan percepatan ekonomi daerah,” tandasnya.

 

Ia berharap langkah ini menjadi teladan bagi kepala daerah lain untuk menyusun kebijakan yang benar-benar berpihak kepada rakyat.

Dengan tekad tersebut, Ahmad Luthfi menegaskan bahwa keberpihakan politik sejati tercermin dari kerja nyata, bukan sekadar retorika. Pendidikan, menurutnya, adalah jembatan menuju Jawa Tengah yang adil, makmur, dan berkemajuan.

(Pitut Saputra)

Komentar Klik di Sini