BerandaPendidikanIKB-SANAM Gelar Pengukuhan di Tanah Leluhur Oehala-TTS

IKB-SANAM Gelar Pengukuhan di Tanah Leluhur Oehala-TTS

SO’E — METROPAGINEWS.COM || Langit cerah di Oehala, Timor Tengah Selatan, menjadi saksi sejarah bagi keluarga besar Sanam. Hari itu, Sabtu (19/07), ratusan anggota marga Sanam dari berbagai penjuru tanah air berkumpul dalam suasana penuh kekeluargaan dan haru. Mereka datang untuk menyaksikan satu peristiwa penting: pengukuhan dan syukuran kepengurusan Ikatan Keluarga Besar Sanam (IKB-SANAM).

 

Acara ini tidak sekadar menjadi seremoni, tetapi juga momen simbolik yang menandai kebangkitan kolektif dan kesadaran sejarah keluarga besar Sanam, sebuah marga tua asal Pulau Timor yang kini telah tersebar luas ke seluruh pelosok Nusa Tenggara Timur bahkan Indonesia.

Hadir dalam acara tersebut, Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana), Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc, yang juga menjabat sebagai Ketua Penasehat IKB-SANAM, didampingi sang Ibunda tercinta, Ny. Hembang Murni Pancasilawati Sanam dan para keluarga Sanam. Acara turut dihadiri pula oleh para tokoh adat, antara lain Usif Mela, Oematan, Sonbai, dll serta sejumlah amaf dan tokoh masyarakat lainnya.

 

PSX 20250719 174625

Rangkaian kegiatan diawali dengan aksi penanaman pohon di lingkungan Gereja Musafir Oehala. Bagi keluarga Sanam, penanaman pohon bukan hanya kegiatan simbolik semata, melainkan bentuk komitmen spiritual dan ekologis dalam menjaga warisan leluhur dan alam.

Dengan suasana penuh kehangatan dan ikatan batin yang kuat, Yoseph Sanam membacakan Surat Keputusan (SK) pengangkatan pengurus IKB-SANAM, yang disambut tepuk tangan dan sorak syukur dari seluruh keluarga besar.

Ketua Panitia, Damianus J. Sanam, dalam laporannya menegaskan bahwa marga Sanam merupakan bagian dari sejarah panjang masyarakat Timor. “Kami telah tersebar ke seluruh Indonesia, namun marga ini menyatukan kami. Di mana pun berada, saat bertemu sesama Sanam, tidak pernah merasa asing,” ujarnya.

 

PSX 20250719 174707

Camat Mollo Tengah ini mengungkapkan bahwa seluruh pendanaan kegiatan ini berasal dari partisipasi murni keluarga Sanam, tanpa sponsor eksternal sebuah bukti nyata solidaritas dan rasa memiliki.

Ketua Umum IKB-SANAM, Yefta Sanam, menekankan pentingnya membangun organisasi ini dengan dasar kekeluargaan, bukan sekadar struktur formal. “Organisasi ini bukan untuk hari ini saja, tetapi untuk hari-hari ke depan, agar cucu-cece kita mengenal akar mereka. Kita siap hadapi tantangan bersama,” tegasnya.

Yefta juga menyampaikan rencana koordinasi lintas wilayah, khususnya untuk mendorong perhatian pada bidang pendidikan dan ekonomi keluarga. “Kalau ada anak-anak kita ingin sekolah, kita dukung. Begitu juga ekonomi, kita saling menopang. Kekuatan kita adalah persatuan,” ujarnya.

Acara dilanjutkan dengan wejangan reflektif dari Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc, sosok akademisi nasional dan tokoh panutan dalam keluarga Sanam. “Hari ini kita meletakkan titik awal dalam perjalanan peradaban keluarga Sanam. Ini bukan hanya organisasi, ini kerja sosial dan budaya. Kita butuh keterlibatan: pikiran, waktu, dan bahkan dana. Karena organisasi tanpa kontribusi, hanya nama tanpa gerak,” tegasnya.

Prof. Maxs mengingatkan pentingnya kemandirian ekonomi sebagai fondasi organisasi. “Kita tidak bisa bicara program tanpa kekuatan ekonomi. Kalau kita kuat, kita bisa bantu orang lain. Kalau kita hanya hidup untuk diri sendiri, kita tidak akan memberi manfaat bagi sesama,” jelas orang nomor satu Undana itu.

Ia juga mengutip prinsip kepemimpinan yang menjadi pegangan hidupnya: “Pemimpin harus memimpin dengan contoh.”

Momentum pengukuhan IKB-SANAM di Oehala bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah gerakan sosial berbasis kekeluargaan. Tahun ini, organisasi ini juga telah menyelenggarakan perayaan Natal dan Tahun Baru bersama di Auditorium Undana, Kupang, sebagai upaya memperkuat ikatan spiritual dan sosial antaranggota.

Di tengah zaman yang terus berubah, IKB-SANAM hadir sebagai jangkar identitas dan wadah perjuangan bersama. Dari Oehala, pesan persatuan, penguatan ekonomi, pendidikan, dan pelestarian budaya keluarga besar Sanam kini menggema luas, menembus batas wilayah dan generasi.

Reporter: Alberto L

Komentar Klik di Sini