KLATEN – METROPAGINEWS.COM ||
Perkembangan teknologi telah mengubah wajah dunia kuliner, termasuk di Delanggu, Klaten. Penjualan makanan yang dulu mengandalkan interaksi langsung dan antrean panjang kini bergeser ke platform digital. Aplikasi antar makanan memang menawarkan kemudahan dan efisiensi, pelanggan cukup memesan lewat ponsel, sementara waktu yang biasanya dipakai untuk menunggu bisa dimanfaatkan untuk aktivitas lain. Meski ada biaya tambahan untuk pengantaran, kenyamanan dan kecepatan layanan namun faktanya tren ini terus meningkat (07/12/2025).
Simphony Ivan Purnama akrab disapa Ibunk, salah seorang driver ojek online yang menjadi saksi dan pernah mengalami suka duka serta masa -masa keemasan dari berbagai platform layanan antar makanan online sedari awal kehadirannya di Delanggu Klaten hingga saat ini, Dirinya memaparkan terkait sejarah singkat layanan antar di Delanggu dan menunjukkan dinamika persaingan yang menarik saat ditemui awak media di pangkalan ojek Pasar Baru Delanggu.
Ibunk bercerita “Pada awalnya, aplikasi online seperti Teknojek yang identik berjaket merah drivernya, sempat menguasai pasar pengantaran makanan dan hadir pertama di Delanggu Klaten. Namun gelombang besar datang ketika duo aplikasi hijau, Gojek dan Grab, menyusul serta memperkenalkan layanan antar makanan yang lebih luas. Belakangan, Shopee Food masuk dan perlahan merebut pangsa pasar, terutama dalam segmen kuliner online. Di Delanggu, Shopee Food dikenal tak pernah kekurangan driver karena proses pendaftaran yang mudah dan intensif baik dari sisi driver maupun resto, sehingga banyak resto dan UMKM kecil ikut meramaikan platform tersebut.” paparnya.

Dari sisi pelaku usaha, “Perubahan ini memunculkan peta baru jawara-jawara kuliner online. Resto yang dulu dominan lewat penjualan offline kemudian harus beradaptasi agar tetap relevan. Hara Chicken, misalnya, sempat menjadi primadona pada masa awal tren layanan pesan antar online. Namun seiring waktu, tiga nama kini menempati posisi teratas dan menggeser posisi Hara Chicken dalam ekosistem kuliner online Delanggu. Ketiga resto tersebut yakni, Omah Duren, Es Krim Mixue, dan Ayam Bakar Sakhi. Ketiganya memiliki karakteristik berbeda yang membuat mereka unggul pada jam dan segmen pelanggan tertentu.” jelas Ibunk.
Omah Duren tampil sebagai resto juara pertama yang menonjol karena inovasi menu dan perluasan area layanan. Kehadiran menu andalan seperti es sop buah durian dan nasi kulit menjadi magnet tidak hanya bagi warga Delanggu, tetapi juga pengunjung dari luar kota. Popularitas menu ini juga mendorong pelanggan untuk datang langsung ke resto, sehingga Omah Duren berhasil menggabungkan kekuatan penjualan online dan offline. Intensitas order Omah Duren stabil dari pagi hingga sore, menjadikannya favorit bagi pelanggan online maupun online yang mencari makanan berat dan menu lokal khas.
BACA JUGA : Sosialisasi Pengelolaan Sampah Yang Baik oleh Mahasiswa KKN UNSIKA 2025 di Desa Bayurlor
Kemudian pada posisi kedua Resto es Krim Mixue hadir sebagai pendatang baru yang cepat menarik perhatian. Karena banyak cabangnya tersebar di beberapa daerah, dengan jam operasional yang panjang, buka dari pagi hingga malam, resto Mixue mampu menangkap berbagai segmen pelanggan, mulai dari sarapan, cemilan siang, hingga pesanan malam. Keunggulan harga terjangkau dan variasi menu minuman serta dessert membuatnya sering menjadi pilihan keluarga dan anak muda. Intensitas order Mixue cenderung konsisten sepanjang hari, dan meningkat signifikan saat akhir pekan atau musim liburan.

Sementara itu, di tempat ketiga Resto Ayam Bakar Sakhi memiliki pola permintaan yang unik, permintaan meningkat tajam pada malam hari. Karena mulai buka dari sore hingga dini hari, resto ini menjadi pilihan utama bagi mereka yang mencari santapan hangat dan porsi besar, harga ekonomis setelah aktivitas seharian. Kekuatan Ayam Bakar Sakhi terletak pada cita rasa khas dan porsi yang memuaskan, sehingga cocok untuk pesanan keluarga atau kumpul-kumpul malam.
“Di sisi lain para driver ojek online memainkan peran penting dalam ekosistem ini. Mereka cenderung “mangkal” menunggu di sekitar resto yang memiliki intensitas order tinggi karena peluang mendapat pesanan lebih besar. Kebiasaan ini wajar, mengingat order dari pelanggan adalah sumber penghasilan utama bagi driver, sehingga mereka memilih lokasi yang menjanjikan, di samping karena blast order biasanya dimenangkan oleh driver yang terdekat resto. Menurut Ibunk “Keberadaan driver yang standby di sekitar Omah Duren, Mixue, dan Ayam Bakar Sakhi membuat pelanggan tidak perlu khawatir soal ketersediaan pengantaran, terutama pada jam-jam sibuk.” terangnya
Perubahan lanskap ini juga membuka peluang bagi UMKM kecil untuk masuk ke pasar online. Kemudahan pendaftaran resto di platform seperti Shopee Food mempermudah pelaku usaha mikro untuk menjangkau pelanggan lebih luas tanpa harus mengeluarkan biaya besar untuk pemasaran. Dampaknya, variasi kuliner di Delanggu semakin beragam dan kompetisi menjadi lebih dinamis. Di satu sisi, konsumen mendapat keuntungan berupa pilihan yang lebih banyak, di sisi lain, resto harus terus berinovasi agar tetap kompetitif.
Bagi pelanggan yang penasaran, cara menikmati layanan ini sangat sederhana, buka aplikasi pengantaran makanan di ponsel, pilih resto dan menu favorit, lalu tunggu makanan diantar sampai depan rumah. Proses yang praktis ini memungkinkan kita melakukan aktivitas lain sambil menunggu pesanan tiba. Untuk resto, kehadiran platform online bukan hanya soal penjualan, tetapi juga tentang membangun reputasi, mengelola ulasan pelanggan, dan menyesuaikan operasional agar tetap efisien.
Secara keseluruhan, fenomena jawara resto online di Delanggu mencerminkan bagaimana teknologi mengubah kebiasaan makan, preferensi dan pola bisnis kuliner. Omah Duren, Mixue, dan Ayam Bakar Sakhi menjadi contoh bagaimana inovasi menu, jam operasional, dan strategi layanan dapat menentukan posisi di pasar. Bagi pelaku usaha lain, pelajaran pentingnya adalah adaptasi, memahami preferensi pelanggan, memanfaatkan platform digital, dan menjaga kualitas agar tetap relevan di era pengantaran makanan yang terus berkembang.
( Pitut Saputra )

