Oleh : Hasan Basri
JAKARTA – METROOAGINEWS.COM || Setiap musim kelulusan tiba, suasana mendadak berubah. Di satu sisi, ada kegembiraan yang membuncah dari para siswa yang telah menuntaskan masa belajar.
Tapi di sisi lain, tak sedikit warga yang dibuat jengkel dengan konvoi bising, knalpot racing, membakar petasan,coret-coret baju seragam, hingga arak-arakan tanpa arah yang lebih mirip demo mendadak daripada perayaan akademis.
Wajar kalau ada yang emosi—terutama yang rumahnya dekat jalan utama, atau orang tua yang punya bayi tidur siang.
Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan?
1. Untuk para siswa: Rayakan kelulusan dengan cara kreatif, bukan destruktif. Foto bareng, buat video kenangan, atau syukuran kecil lebih berarti daripada coret-coret baju dan ugal-ugalan di jalan dan membakar petasan.
2. Untuk orang tua: Dampingi anak saat merayakan kelulusan. Kasih pemahaman bahwa kelulusan itu bukan ajang pamer, tapi momen bersyukur dan bersiap ke tahap berikutnya.
3. Untuk warga: Jika merasa terganggu, sampaikan secara baik. Kadang mereka cuma perlu diingatkan bahwa jalan bukan milik geng sekolah, dan suara motor bukan musik nasional.
4. Untuk sekolah dan aparat: Kolaborasi penting. Edukasi dan pengawasan bisa mencegah euforia berlebihan agar tak berujung ke masalah sosial.
Karena sejatinya, kelulusan adalah awal perjalanan, bukan akhir. Jadi, mari rayakan dengan cerdas, bukan dengan bikin warga naik tensi!
Komentar Klik di Sini