KLATEN-METROPAGINEWS.COM ||
Semalam awak media MetroPagi News, mendapat info update kabar dugaan pelecehan seksual terhadap salah seorang mahasiswi yang sedang Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) dan tergabung dalam nama kelompok GIAT 10, di Desa Soropaten Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ( 13/12/2024 ).
Dimas seorang kawan yang tinggal tak jauh dari lokasi mengatakan pada wartawan “Sebelumnya memang sudah ramai beredar di Medsos, group WA dan group FB terkait dugaan pelecehan seksual yang menimpa para mahasiswi peserta Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) di Desa Soropaten tersebut lengkap dari kronologi hingga sampai ajakan guna penyebaran informasi atas nama solidaritas mas, ” Jelasnya, lebih lanjut setelah pemaparan’nya, bersama sama kita mendatangi Posko Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) yang berlokasi di sebuah SD di Desa Soropaten, Karanganom Klaten tersebut. ( 11/12/2024 )
Esteve ( nama samaran ) saat di konfirmasi wartawan terkait persoalan yang terjadi mengatakan ” begini ya mas terkait kabar yang beredar di media itu kita tidak mengkonfirmasi kebenaran isinya, yang pasti persoalan sudah diselesaikan oleh pihak pihak yang terkait, sudah kita ga mau tahu dan tidak ingin tahu perihal persoalan tersebut, kita mau melanjutkan program kerja, silahkan mas, nya kembali, karena kami mau mulai kegiatan,” pungkasnya seolah enggan ditemui awak media yang hanya ingin menanyakan terkait klarifikasi persoalan dan kebenaran berita yang ramai tersebar di medsos itu ( 11/12/ 2024 )
Dilain waktu kita mendapat kabar lagi terkait persoalan tersebut, berikut adalah Informasi dari CA ( Nama inisial ) seorang yang mengatasnamakan Relawan Desa dan memberikan informasi pada awak media ” Mas sebelumnya mohon maaf, ini info terbaru dari pihak kampus sudah memberikan respon, dan akan menyelesaikan persoalan tersebut, semoga nantinya ada solusi yang terbaik dari kampus, trus tadi juga Kormades dari GIAT 10 sudah mengeluarkan statement via Tweeter / X ini saya kirimkan screenshootnya, ” ujarnya, namun ketika lebih detail kita tanyakan terkait kapasitasnya ” Saya bukan apa apa mas, cuman teman saya juga Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) di Karanganom, tapi bukan di Desa Soropaten, trus saya hanya di suruh sebar’in aja, dan ini juga ada video terbaru terduga pelaku yang minta maaf, info yang beredar itu terduga pelakunya mas. ” pungkasnya.
Terpisah setelah di telusuri via Tweeter, ternyata memang benar ada statement dari Kormades GIAT 10 di Desa Soropaten, ( @nabielgunawan ) begini statement’nya
” Assalammualikum, semua kenalin saya Nabil Kormades dari Desa Soropaten di GIAT 10.
Baru-baru ini cukup santer kabar soal dugaan pelecehan seksual, yang menimpa salah satu peserta Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) di Desa saya. Saya pastikan itu benar adanya, Kronologi yang tersebar di media sosial sudah sudah sesuai dengan kejadian dilapangan, Saya juga turut prihatin dengan kejadian yang menimpa kelompok kami.
Untuk saat ini kasus sudah selesai, upaya penyelesaian sengketa sudah dilakukan pihak keluarga korban, perangkat Desa, dan korban pelaku dilaporkan ke Pusbang KKN ( Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata ), kita doakan semoga semua bisa menjalankan proses KKN dengan lancar, dan teman teman di. Desa Soropaten, selalu diberikan perlindungan oleh Allah Yang Maha Esa.
Saya sangat berharap bahwa spekulasi liar yang berkembang di media sosial bisa segera diredam, terkadang hal tersebut juga berdampak pada psikis korban, kita hargai semua proses yang sedang berlangsung dan selesai, ” begitu keterangan dalam statement’nya di medsos ( 13/12/2024 ).
Berganti hari, pagi tadi kita bertemu Kepala Desa Soropaten, Hj Sri Wigati serta menkonfirmasi langsung terkait dugaan persoalan pelecehan seksual tersebut, berikut penanganan’nya, “Jadi begini mas, Itu ga semua benar beritanya yang ramai beredar, maksudnya benar memang ada kejadian dugaan pelecehan tersebut, dan saat ini kasusnya sudah di selesaikan secara kekeluargaan antara pihak korban, pelaku, keluarga dan disaksikan oleh tukang kebun SD tempat lokasi Posko Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) itu, saya juga baru tahu bahwa persoalan’nya sudah di selesaikan secara kekeluargaan, karena kemarin kan saya di beri foto foto dan dokumentasinya, lewat wa, kebetulan saya juga tidak di ikutkan dalam proses perdamaian tersebut, tapi ya ga masalah. Namun Alhamdulliah sudah terselesaikan, kemudian kemarin, dan sudah saya panggil semua dari pihak DPL ( Dosen Pembimbing Lapangan, trus Perwakilan Peserta KKN ( Kuliah Kerja Nyata ), pihak korban, juga keluarga, serta ada Babinsa Pak Erico, pada pertemuan yang kita gelar, bahwasanya di kabarkan dalam pertemuan itu, kasusnya sudah selesai secara kekeluargaan, saya sendiri dari pihak Desa bukan bermaksud untuk menutup nutupi ya, namun memang persoalan ini kan untuk kejelasan informasi serta beritanya melewati proses, jadi ya kita menunggu dari pihak korban siap dulu, sebab korban kan sempat dibawa pulang keluarganya, untuk pemulihan secara psikis, baru beberapa hari lalu dibawa lagi ke lokasi KKN ( Kuliah Kerja Nyata ), nah ini karena kita menunggu kesiapan mereka secara psikis, dan dirasa kuat, baru kita buka untuk proses klarifikasi persoalan, begitu mas ceritanya, jadi bukan kita sengaja menutupi atau tidak mengabarkan ke pihak Babinsa, maupun kepolisian setempat, ” paparnya ( 14/12/2024 )
Lebih lanjut Kepala Desa mengatakan “Setelah pihak korban siap kita baru klarifikasi dan menjelaskan juga pada pihak Babinsa, intinya saat ini kasus sudah selesai dan kita menjaga agar anak anak kembali tenang dalam menjalankan tugas KKN ( Kuliah Kerja Nyata ) begitu mas, terkait persoalan ini tidak di laporkan ke Polsek Karanganom, karena memang secara prosedural kan belum selesai klarifikasinya, baru setelah korban kemarin sudah datang lagi ke lokasi Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) di Desa Soropaten, kita panggil untuk klarifikasi, agar persoalan berita yang sudah terlanjur simpang siur di medsos itu bisa diluruskan, nah si ketua GIAT 10 Nabiel katanya kemarin juga sudah memberikan statement klarifikasi lewat Tweeter ya sudah, berarti kan sudah selesai. Namun terkait tanggapan pihak Desa itu juga memang perlu di luruskan, karena dalam berita di medsos itu disebutkan bahwa kita menyarankan semacam klenik atau apalah itu tidak benar, saya hanya memberikan air putih yang kadar mineralnya 9, itu pemberian dari guru spiritual saya dan sudah di doakan itu saja, bukan bermaksud apa apa sih cuma sebagai bentuk kepedulian seorang ibu pada anaknya, saya berikan pada korban agar tenang, karena ini sifatnya kan kepercayaan masing masing ya, ini loh airnya saya kasih lihat, jadi bukan seperti yang dikabarkan di medsos tersebut mas, ” paparnya
Menutup pembicaraan tadi Bu lurah juga sempat mengatakan ” persoalan lokasi posko itu kan dari awal saya sudah menawarkan untuk tinggal disini, di rumah saya, namun karena mereka memilih di SD itu yang dirasa lebih bebas ya sudah kita kan ga memaksa, itu saja mengenai setelah ada kejadian ini ya saya juga sudah menawarkan kembali pada mereka untuk pindah kesini guna kenyamanan, namun mereka tidak mau, ya sudah itu kemauan mereka seperti itu, la kalau ada kerusakan jendela dan lainnya kita kan juga ga bisa memantau terus mas, kalau ada laporan dari mereka ya kita akan segera memperbaiki tentunya, terlebih setelah ada kejadian tak terduga seperti kemarin.” Pungkasnya, ketika ditemui Jurnalis MetroPagi News.
Terakhir Dimas yang sempat menemani awak media beberapa hari yang lalu mengatakan pada Wartawan MetroPagi News ” kok hanya selesai dengan perundingan damai kekeluargaan ya mas, tanpa ada sanksi sosial maupun ketegasan hukum terkait terduga pelaku, tapi ya sudahlah ” selorohnya.