KUPANG — METROPAGINEWS.COM || Suasana Minggu pagi, 22 Juni 2025, di halaman Rektorat Universitas Nusa Cendana (Undana) tampak berbeda. Ratusan pasang mata menyaksikan momen penuh semangat dan harapan, saat Wakil Rektor I Bidang Akademik, Prof. Dr. drh. Annytha I.R. Detha, M.Si, secara resmi melepas 60 mahasiswa dari Universitas Nusa Cendana dan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) kolaboratif di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Sebanyak 30 mahasiswa dari Undana berkolaborasi dengan 30 mahasiswa UGM dalam program KKN berdampak yang berlangsung selama 40 hari di tiga desa perbatasan Indonesia-Timor Leste: Silawan, Tulakadi, dan Sadi. Didampingi oleh dosen pembimbing lapangan (DPL), para peserta KKN akan menjalankan program-program strategis yang menyasar isu-isu krusial seperti stunting, kemiskinan, dan pendidikan di wilayah perbatasan.
Dalam sambutannya, Prof. Annytha menegaskan bahwa KKN bukan sekadar rutinitas akademik, melainkan sebuah wadah kolaborasi nyata yang berdampak langsung pada masyarakat. “Kita percaya bahwa kegiatan ini akan menghasilkan output yang kuat dan berdampak. Kolaborasi adalah poin utama yang kami prioritaskan. Ini akan menjadi warna dan wawasan baru bagi adik-adik mahasiswa, dan sekaligus bekal berharga ketika mereka terjun ke dunia kerja nanti,” ungkapnya.
Lebih jauh, kegiatan KKN ini sejalan dengan program prioritas Pemerintah Provinsi NTT dalam Dasa Cita Gubernur dan Wakil Gubernur, khususnya pada aspek pendidikan yang mampu menciptakan perubahan nyata. Visi ini juga sejalan dengan cita-cita UGM untuk berkontribusi dalam pemecahan masalah-masalah pembangunan di luar wilayah Yogyakarta.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Undana, Dr. Herry Z. Kotta, ST., MT, menyambut hangat kedatangan tim KKN UGM yang tiba di Kupang sehari sebelumnya. Dalam nuansa keilmuan dan budaya lokal, Dr. Herry mengajak para mahasiswa memahami konteks geografis dan ekologis Pulau Timor yang penuh tantangan, namun juga memiliki kekuatan khas yang bisa diangkat sebagai keunggulan.
“Selamat datang di Pulau Timor, tanah dengan lahan kering sebagai ciri khasnya. Lahan yang sebagian besar disusun oleh lempung Bobonaro ini miskin unsur hara, bahkan cacing pun enggan menetap. Maka intensifikasi pertanian adalah pilihan bijak dalam mendukung ketahanan pangan di sini,” tutur Dr. Herry sembari mengenalkan aspek ekologis Timor sebagai bagian dari pembelajaran lapangan mahasiswa.
Beliau menambahkan, keterlibatan mahasiswa Undana, yang sebagian besar berasal dari Belu, memberikan nilai tambah karena mereka telah memahami budaya dan bahasa lokal, sehingga mampu membangun komunikasi efektif dengan masyarakat. Hal ini mempermudah pelaksanaan program KKN dan memaksimalkan dampaknya.
KKN kolaboratif ini bukan hanya upaya menjawab tantangan pembangunan di perbatasan, tetapi juga menjadi laboratorium kehidupan bagi mahasiswa.
Mereka diharapkan dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah secara langsung di tengah masyarakat. “KKN adalah bentuk nyata dari tridharma perguruan tinggi. Bukan hanya belajar, tapi juga mengabdi. Ini adalah momentum penting dalam perjalanan akademik. Buatlah jejak yang bisa menjadi warisan. Tanamlah pohon yang berumur panjang, agar kelak menjadi legasi untuk generasi berikutnya,” pesannya.
Kegiatan pelepasan ini dihadiri oleh;
1. Muhammad Sulaiman, S.T., M.T., D.Eng. (Dosen Sekolah Vokasi UGM; Dosen Pembimbing Lapangan DPL KKN UGM & Koordinator Unit PkM Sekolah Pascasarjana UGM ).
2. Prof. Dr. Agr. Ragil Widyorini, S.T., M.T. (Dosen Departemen Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan UGM).
3. Dr. Priyaji Agung Pambudi, S.Pd., M.Si.(Dosen Magister Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UGM; Koordinator Penjaminan Mutu Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Promosi Sekolah Pascasarjana UGM).
4. Ketua Kagama NTT Robert P Fanggidae.,SE.
5. PERWAKILAN PEMDA BELU Dr. Severius Mau.,M.Si.
Semangat kolaborasi yang terbangun diharapkan menjadi fondasi awal bagi kerja sama-kerja sama strategis lainnya antara Undana dan UGM di masa mendatang. Dengan semangat interdisipliner, komprehensif, dan lintas sektor, KKN ini menjadi tonggak penting dalam mencetak generasi muda yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga peka terhadap realitas sosial dan mampu menciptakan solusi nyata.***
Laporan: Alberto L
Komentar Klik di Sini