PURWOKERTO – METROPAGINEWS.COM || Guna mendukung ketahanan pangan nasional, khususnya di wilayah Banyumas dan sekitarnya, melalui sinergi pentahelix Korem 071 Wijayakusuma bersama Fakultas Pertanian (Faperta) Unsoed Purwokerto, pemerintah daerah, wirausahawan, media, dan elemen masyarakat lainnya berkolaborasi mengembangkan tanaman padi varietas unggul dan kaya protein.
Terobosan ini beberapa waktu lalu dikembangkan secara bersama pada musim tanam padi di Desa Banjarsari Wetan, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas.
Hari ini dilakukan panen padi perdana jenis Protani dan Protangguh.
Padi tersebut merupakan hasil pengembangan teknologi varietas unggul yang dilakukan Danrem 071 Wijayakusuma, Kasrem 071 Wijayakusuma, dekan dan dosen Faperta Unsoed, Kepala Dinas Pertanian Banyumas, Dandim 0701 Banyumas, Dandim 0711 Pemalang, Forkopimcam Sumbang, kelompok tani Desa Banjarsari Wetan, ketua dan wakil ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 PD IV Diponegoro, Senin (20/3) lalu.
Danrem 071 Wijayakusuma Kolonel Inf Yudha Airlangga mengatakan, apa yang dilakukan ini adalah untuk mendukung ketahanan pangan, khususnya kecukupan gizi masyarakat.
BACA JUGA : Ketua DPD RI : Sebaiknya Buka Bersama Ramadhan 1444 H Diatur, Bukan Dilarang
Dengan harapan, angka stunting di Indonesia bisa turun, khususnya di Kabupaten Banyumas.
“Ini merupakan sinergi pentahelix, kerja sama Korem 071 Wijayakusuma bersama instansi terkait di Kabupaten Banyumas untuk menyediakan bahan pangan bergizi tinggi, yang nantinya dapat dikonsumsi oleh masyarakat,” kata Danrem.
Selain dilakukan panen padi perdana, juga dilakukan penyerahan bibit padi jenis Protani dan Protangguh kepada Kodim jajaran Korem 071 Wijayakusuma.
Tujuannya agar dapat menggencarkan percepatan penanaman padi Protani dan Protangguh supaya ketersediaan beras terus terjamin sekaligus untuk mengatasi stunting di wilayah jajaran Korem 071 Wijayakusuma.
BACA JUGA : AKEN Kembali Gelar Pameran Indonesia Sustainable Procurement Expo 2023
Sementara, Dekan Faperta Unsoed Purwokerto Prof Dr Ir Sakhidin MP mengatakan, panen padi jenis Protani dan Protangguh ini dilakukan setelah 103 hari tanam padi.
Mulai tanam pada ketinggian padi 25-30 cm dan berdaun 3 lembar, cavernya tidak panjang dan tidak banyak daun.
Di hari ke-60, pertumbuhan semakin kentara dengan ditandatangani metu atau batang padi bertambah tinggi dan panjang.
Kemudian muncul bulir (bunga) padi dan sampai 100 hari sudah menunjukkan gabah yang sudah menguning, siap dipanen.
Menurutnya, pada saat tanam dalam kondisi 100 hari, kita tanam satu batang bibit padi maka bisa dilihat rumpun padinya. “Satu batang padi, menjadi satu rumpun,” kata Sakhidin.
Jika kita hitung secara kasar, imbuhnya, satu batang bibit padi yang kita tanam dan menjadi rumpun padi itu, rata-rata 25 batang anakan, dan satu batang padi bisa tumbuh male-nya sekitar 200 butir gabah menguning dan siap panen.
“Dari 15 batang padi dikalikan rata-rata 200 butir padi itu menjadi 3.000 butir padi siap panen,” ungkapnya.
Dan 100 hari masa tanam padi Protani dan Protangguh ini, yang ditanam satu butir gabah atau benih menjadi 3.000 butir gabah, jelas Sakhidin.
Dikatakannya, dengan menanam padi Protani dan Protangguh ini bisa membantu meningkatkan dan menjaga ketahanan pangan secara nasional, sekaligus bisa mengatasi masalah stunting.
BACA JUGA : Ketua MPR RI Bamsoet Tegaskan Negara Butuh Haluan
Karena padi Protani dan Protangguh ini sudah dirakit untuk membantu meningkatkan nutrisi yang dikonsumsi bersama.
“Padi Protani dan Protangguh ini kaya nutrisi dan protein, sehingga walau kita makan hanya dengan nasi dan tidak ada lauknya, nasi Protani dan Protangguh ini sudah ada kandungan protein yang tinggi di dalamnya,” terangnya.
(Estanto)
