BANYUWANGI -METROPAGINEWS.COM || Desa Sraten, Kecamatan Cluring merupakan bagian desa Tertua di wilayah Kabupaten Banyuwangi dan banyak menyimpan sejarah di era kerajaan Blambangan pertama di Kedawung. Minggu (15/12/2024). Lestarikan sejarah
Diungkapkan Kepala Desa (Kades) Sraten, Drs H.A Rahman Mulyadi saat diwawancarai dikediamannya menyampaikan selama menjabat selama 2 ( Dua) periode ini ingin mewujudkan pelestarian sejarah, adat istiadat dan budaya yang ada di desa sraten untuk selalu di uri – uri sebagaimana harapan masyarakat, tokoh masyarakat leluhur terdahulu.
Menurutnya, desa sraten terdapat 3 Dusun diantaranya, Dusun Krajan, Dusun Sukodadi & Dusun Tapansari. Di sraten banyak hal sebagaimana yang disampaikan sesepuh dulu mengenai kultur masyarakatnya Agamis dan mengenai mata pencaharian masyarakatnya rata – rata bertani dan berdagang.
Selama perjalanan menjadi Kepala Desa disaat menuju ke Kedawung terdapat ada Makam atau Pesarean seorang penguasa / pemimpin raja Blambangan, Prabu Tawangalun.
” Perubahan pembangunan mulai nampak terlihat terutamanya disekitar area makam / Pesarean Tawangalun hingga akses jalan pavingsasi. Berawal dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUDPAR) Banyuwangi Choliqul Ridha dan bersama – sama masyarakat Desa Sraten mulai mengagendakan kegiatan 1 Suro Takir dan Tumpeng Sewu. Jauh sebelumnya sudah menjadi kebiasaan dan adat istiadat masyarakat di Kedawung setiap ada acara hajatan, sunatan untuk tidak meninggalkan ziarah makam ke Mbah Buyut Gitik dan Makam / Pesarean Prabu Tawangalun,” Ungkapnya.
Selain itu, Di dalam suatu kegiatan acara tersebut yang dilakukan secara rutin murni swadaya masyarakat dan antusias dari segenap lapisan masyarakat karena Mbah Buyut Gitik dan Prabu Tawangalun dinilai oleh masyarakat sebagai leluhurnya.
Oleh karena itu, Keberadaan Makam Buyut Gitik dan Makam / Pesarean Prabu Tawangalun ini merupakan sebuah Icon dan menjadi sebuah Destinasi Wisata Religi dalam hal Ziarah Makam.(Tyo)
