BerandaDaerahMarak Prostitusi Berkedok Spa di Surabaya, Satpol PP Dinilai Tertutup, SAPURA Ancam...

Marak Prostitusi Berkedok Spa di Surabaya, Satpol PP Dinilai Tertutup, SAPURA Ancam Gelar Aksi Massa

SURABAYA – METROPAGINEWS.COM || Praktik prostitusi terselubung yang berkedok layanan spa dan pijat diduga semakin menjamur di Kota Surabaya. Sejumlah tempat yang mengusung konsep “massage & spa” disinyalir menjadi kedok bisnis esek-esek, yang justru terus bertumbuh dalam beberapa tahun terakhir.

 

Ketua Sahabat Pemuda Surabaya (SAPURA), Musawwi, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan investigasi terhadap beberapa lokasi yang diduga kuat menjadi tempat praktik prostitusi terselubung.

“Dari hasil temuan anggota kami di lapangan, beberapa lokasi yang kami pantau seperti Spa 129 di Jalan Tidar No. 224, Spa 129 Kupang Jaya No. 13 A1, Massage Orenge, Massage DK, dan Massage Santika di kawasan Darmo Park 1, Kecamatan Pakis, Surabaya, diduga secara terang-terangan menawarkan jasa prostitusi kepada pelanggan, baik secara langsung maupun melalui aplikasi,” beber Musawwi, Kamis (3/7/2025).

Menurutnya, tarif layanan yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp150.000 hingga Rp500.000 per sesi. Ia menyebutkan bahwa keberadaan praktik semacam ini dapat merusak tatanan sosial masyarakat dan mencoreng citra Kota Surabaya sebagai kota yang pernah dikenal tegas dalam memberantas prostitusi.

“Dulu Ibu Risma sudah tegas membersihkan Surabaya dari praktik prostitusi. Tapi sekarang justru praktik itu semakin menjamur, bahkan seperti dilegalkan. Kami menduga ada pembiaran atau ketertutupan dari pihak terkait,” lanjutnya.

SAPURA pun mendesak Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya agar segera mengambil langkah tegas terhadap dugaan prostitusi berkedok spa tersebut.

“Kami minta Satpol PP tidak diam. Jika tidak ada tindakan nyata dalam waktu dekat, kami siap turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran untuk mendesak penutupan semua tempat yang terindikasi sebagai tempat prostitusi terselubung,” tegas Musawwi.

 

Ia menambahkan bahwa gerakan ini bukan sekadar kritik, namun merupakan bentuk kepedulian pemuda Surabaya terhadap moralitas dan masa depan kota.

“Surabaya harus bebas dari praktik prostitusi. Ini bukan hanya soal pelanggaran hukum, tapi juga menyangkut masa depan generasi muda dan citra kota yang harus dijaga bersama,” pungkasnya.

 

Hingga berita ini ditayangkan, pihak Satpol PP Kota Surabaya belum memberikan tanggapan resmi terkait temuan SAPURA tersebut..

(Redho(

Komentar Klik di Sini