SUMBAR – METROPAGINEWS.COM || Padang bukan sekadar ibukota Sumatera Barat. Ia adalah simpul kenangan, lanskap yang menganyam sejarah dan keelokan alam dalam satu tarikan napas. Di tengah gemuruh kota, berdirilah megah Masjid Raya Padang, yang kini telah berganti nama menjadi Masjid Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi. Arsitekturnya mencerminkan falsafah adat Minangkabau: teguh di atas petuah leluhur, menjulang seraya berdoa. Minang
Tak jauh dari sana, hamparan aspal membentang panjang jalan tol Padang–Sicincin. Walau belum rampung seutuhnya, tol ini telah lebih dulu mencuri hati. Banyak yang menyebutnya salah satu jalur tol berpemandangan tercantik di Sumatera. Di kiri-kanannya, perbukitan hijau dan sawah luas saling bersahutan, seperti melantunkan pantun lama.
Meluncur ke arah pesisir, Pantai Purus menunggu dengan debur ombak dan desir angin laut. Di sinilah ikon Kota Padang berdiri sebuah simbol yang menegaskan bahwa Padang adalah laut, adalah matahari tenggelam yang romantis, dan adalah janji petualangan tak berujung.
Tak lengkap menyebut Padang tanpa Jembatan Siti Nurbaya. Jembatan ini bukan sekadar lintasan beton; ia menghubungkan kita dengan kisah cinta legendaris yang telah lama abadi dalam sastra dan memori kolektif. Naiklah ke bukit di ujung jembatan itu, maka akan kau temui makam Siti Nurbaya. Hening dan sunyi, tapi tetap menyapa siapa pun yang datang dengan hati terbuka.
Di tengah kota, berdirilah Museum Adityawarman, saksi bisu kebudayaan Minangkabau yang kaya dan lestari. Di balik dinding kayunya, tersimpan kain tenun, keris pusaka, dan cerita-cerita nenek moyang yang tak akan lekang waktu.
Tentu saja, ranah Minang tidak berhenti di Padang. Di utara, Bukittinggi menyapa dengan Jam Gadang yang ikonik, simbol waktu yang berdetak pelan di antara kenangan kolonial dan semangat muda. Di selatan, Mandeh di Pesisir Selatan menampilkan wajah laut yang teduh pulau-pulau kecil berpadu dengan air biru jernih, menciptakan mozaik keindahan yang nyaris tak bisa diucapkan dengan kata-kata.
Padang dan sekitarnya bukan hanya destinasi. Ia adalah pengalaman: tentang perjalanan, tentang jejak sejarah, dan tentang rasa bangga menjadi bagian dari tanah yang dijaga adat dan dipeluk alam.
Komentar Klik di Sini