KLATEN – METROPAGINEWS.COM || Panen lele di Bapas Klaten buktikan program ketahanan pangan dan pemberdayaan klien pemasyarakatan berhasil! Klien dibekali keterampilan budidaya lele untuk mandiri secara ekonomi.Rabu (24/12/25)
Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas II Klaten kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung program ketahanan pangan dan pemberdayaan klien pemasyarakatan. Kali ini, Bapas Klaten berhasil memanen 10 kilogram ikan lele dari kolam budidaya yang dikelola bersama oleh klien pemasyarakatan. Kegiatan ini bukan sekadar panen biasa, tetapi sebuah bukti nyata dari sinergi antara pembimbingan kemandirian dan pemanfaatan sumber daya lokal.

Panen lele ini merupakan hasil dari proses pembimbingan intensif yang diberikan oleh Pembimbing Kemasyarakatan (PK) kepada klien, khususnya dalam bidang keterampilan perikanan. Melalui program budidaya lele, klien dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan praktis, mulai dari persiapan kolam, perawatan harian, pemberian pakan yang tepat, hingga teknik panen yang efisien.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bekal keterampilan kepada klien agar mereka memiliki kemampuan untuk mandiri secara ekonomi setelah kembali ke masyarakat,” ujar Kepala Bapas Kelas II Klaten.

Dari Kolam ke Kemandirian: Lele Sebagai Media Pembimbingan yang Efektif
Budidaya lele dipilih sebagai media pembimbingan karena dinilai memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
– Mudah dilakukan: Budidaya lele relatif mudah dipelajari dan dipraktikkan, bahkan oleh pemula sekalipun.
– Modal kecil: Usaha budidaya lele tidak memerlukan modal yang besar, sehingga terjangkau bagi klien pemasyarakatan.
– Waktu panen singkat: Lele dapat dipanen dalam waktu yang relatif singkat, sehingga memberikan hasil yang cepat dan memotivasi klien.
– Permintaan pasar tinggi: Ikan lele memiliki permintaan pasar yang tinggi, sehingga hasil panen mudah dijual dan menghasilkan pendapatan.
Lebih dari Sekadar Ekonomi: Membangun Disiplin dan Tanggung Jawab
Selain memberikan manfaat ekonomi, kegiatan budidaya lele juga bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai positif pada diri klien, seperti disiplin, tanggung jawab, kerja keras, dan gotong royong. Melalui kegiatan ini, klien belajar untuk menghargai proses, bekerja sama dalam tim, dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
“Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi klien, tidak hanya dalam hal ekonomi, tetapi juga dalam hal perubahan perilaku dan peningkatan kualitas hidup,” tambah Kepala Bapas.
Dengan keberhasilan panen lele ini, Bapas Kelas II Klaten semakin termotivasi untuk mengembangkan program-program pembimbingan kemandirian lainnya yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan klien. Bapas Klaten berkomitmen untuk terus mendukung proses reintegrasi sosial klien agar mereka dapat kembali ke masyarakat sebagai individu yang mandiri, produktif, dan berkontribusi positif bagi pembangunan bangsa.
(Desi)

Komentar Klik di Sini