BerandaDaerahPasien Korban Keracunan Massal Buka Suara,Air Kelapa Pertolongan Pertama 

Pasien Korban Keracunan Massal Buka Suara,Air Kelapa Pertolongan Pertama 

KLATENMETROPAGINEWS.COM|| Pasien korban keracunan massal yang terjadi di Dukuh Bendungan, Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten buka suara. Rabu (16/4/2025 ). Keracunan

Salah satu korban dari kejadian keracunan massal yang memakan banyak korban sekitar 129 buka suara setelah awak media mewawancarai di Puskesmas rawat inap,UGD 24 jam,Alba Nizza yang terletak di Jl.Jabung, Gantiwarno, Gedongan Gasikan, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten,Jawa Tengah.

Sumadi suami dari pasien yang bernama Ida salah satu korban keracunan massal menjelaskan kronologis kejadian penyebab sang istri sampai di larikan ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan serius.

Sumadi menjelaskan sang istri mulai di bawa ke Puskesmas sejak Senin 14 April 2025

Sumadi mengatakan,”Sebetulnya hari Minggu itu sudah terasa sakit, dengan gejala mual di sertai buang buang air, karna belum kepikiran kalo sakit nya karena keracunan jadi hari Minggu itu masih di obati di rumah,”katanya.

Setelah keadaan semakin parah baru mau bawa ke Puskesmas, lanjutnya.

Menurut pengakuan Sumadi hal yang sama pun dialaminya, saat itu Sumadi juga mengalami buang buang air, bahkan sempat mengeluarkan darah.

Sumadi sempat juga mengkonsumsi hidangan nasi kotak yang di suguhkan di acara tersebut.

Namun Sumadi beranggapan itu hanya karena kelelahan dan kurang tidur, pikirnya.

Gejala awal yang di alami,Ida mengatakan badan gemetar di sertai menggigil lalu berlanjut buang buang air lebih dari 10 kali.

Awak media sempat menanyakan kenapa hanya istri yang sampai begitu parah keadaannya.

Menurut penjelasan Sumadi, dirinya terbiasa jika kurang enak badan selalu minum air degan ( air kelapa), jadi mungkin itu bisa jadi sebagai pertolongan pertama,di tambah saya konsumsi vit C dan B-Complek karna masa musim Covid dulu buat pelajaran saya dan saya selalu siap sedia,”tuturnya.

“Istri saya juga sempat saya berikan air degan namun waktu itu keadaannya sudah terlanjur parah.” tambahnya.

Kebetulan Ida adalah juru masak di acara tersebut bagian menanak nasi.

Jadi konsumsi nasi kotak yang di suguhkan bukan pesan melalui catering, tapi mengolah sendiri dengan istilah ‘rewang’ yang artinya memasak secara gotong royong yang di lakukan bersama-sama warga.

Biasanya si empunya hajat memasrahkan semua dalam urusan dapur ke warga rewang.

Sebelumnya Ida sempat ada kecurigaan pada olahan daging sapi.

Ida mengatakan ” saya bukan su,uzon tapi kok saya merasa heran aja biasanya kalo masak daging sapi itu kan lama ini kok cepat empuk dan remuk,” ungkapnya.

Meski sudah ada kecurigaan namun belum berarti benar, lanjutnya.

Dalam kejadian ini Sumadi yang sehari-harinya adalah pedang Siomay, merasa prihatin, ungkapnya.

Dalam harapannya Sumadi meminta agar ada perhatian dari pemerintah, untuk sidak ke pasar pasar khususnya pedagang daging,atau jenis ikan lainnya yang rentan dengan bahan pengawet,kita hanya pembeli yang tidak tau apa apa,jangan karna demi kepentingan sendiri lalu melakukan tindakan yang melanggar hukum.

Jika memang nanti terbukti ada indikasi oknum,supaya pihak kepolisian bisa menindaklanjutinya ,”pungkasnya.

Desi

Komentar Klik di Sini