BerandaDaerahRevolusi Pertanian Klaten Dengan TBS, Hama Tikus Tumbang, Bupati Siap Perluas Program

Revolusi Pertanian Klaten Dengan TBS, Hama Tikus Tumbang, Bupati Siap Perluas Program

KLATEN – METROPAGINEWS.COM || Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten semakin gencar menerapkan sistem Trap Barrier System (TBS) pada lahan pertanian padi. Langkah ini diambil sebagai upaya efektif menekan penyebaran hama tikus yang selama ini menjadi momok bagi petani.

Kepala DKPP Klaten, Iwan Kurniawan, saat meninjau langsung penerapan TBS di areal persawahan Desa Jurangjero pada Kamis (18/9), menyatakan bahwa sistem ini merupakan strategi jitu untuk mengendalikan populasi tikus. “TBS ini adalah solusi yang menjanjikan karena mampu menekan langsung populasi tikus di lapangan,” ujarnya.

 

Screenshot 20250922 121353

Berdasarkan hasil pemantauan di Jurangjero, penerapan TBS menunjukkan hasil yang menggembirakan. Serangan hama tikus dapat dikendalikan secara signifikan. Iwan menjelaskan bahwa pengendalian hama dilakukan melalui tiga metode utama: mekanis (gropyokan dan TBS), biologis (penyebaran predator alami seperti burung hantu dan ular), serta kimiawi.

TBS sendiri bekerja dengan cara memasang pagar dari plastik fiber di sekeliling lahan tanam, mengarahkan tikus masuk ke jalur yang telah dilengkapi dengan perangkap berupa bubu kawat. Selain itu, DKPP juga menerapkan pola tanam yang berbeda di setiap lahan untuk meminimalkan dampak kerusakan.

“Di Jurangjero, beberapa lahan sengaja ditanami lebih awal sebagai tanaman umpan yang dilindungi oleh TBS. Setelah itu, lahan-lahan lain mulai ditanami padi secara bertahap,” jelas Iwan.

Dari segi biaya, pemasangan TBS memerlukan investasi sekitar Rp700 ribu hingga Rp1 juta per patok, tergantung pada jenis bahan yang digunakan. Untuk lahan seluas satu hektare, perkiraan biaya mencapai Rp3,5 juta hingga Rp4 juta. Namun, Iwan menekankan bahwa pemasangan tidak harus melingkari seluruh sawah, melainkan cukup di jalur aktif tikus dengan tambahan tanaman umpan. “Bubu juga bisa dibuat sederhana dengan memanfaatkan galon bekas agar lebih hemat,” tambahnya.

DKPP berencana memasukkan TBS ke dalam program perlindungan tanaman tahun depan. Pemerintah Kabupaten Klaten berharap teknologi ini dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk menekan serangan hama tikus dan meningkatkan produktivitas pertanian.

 

Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, yang turut hadir meninjau lahan penerapan TBS, memberikan apresiasi atas langkah strategis ini. Ia menekankan pentingnya inovasi dalam pengendalian hama tikus, yang selama ini menjadi masalah serius bagi petani Klaten. “TBS jauh lebih efektif dibandingkan gropyokan. Tidak perlu banyak orang, cukup pasang pagar fiber di jalur masuk. Satu kotak bisa menangkap 30 sampai 40 ekor tikus per hari. Tahun lalu di sini sempat gagal panen, tapi setelah TBS dipasang, petani sudah bisa panen lagi,” ungkapnya.

Bupati menambahkan bahwa Pemkab akan memperluas program TBS mulai tahun depan melalui anggaran khusus yang dikelola bersama DKPP Klaten. “Sudah terbukti efektif, ke depan akan kita sebarkan lebih masif,” tegasnya.

Dengan penerapan TBS yang semakin meluas, diharapkan petani di Klaten dapat kembali tersenyum dan meningkatkan hasil panen mereka.

(Desi)

Komentar Klik di Sini