SEMARANG-METROPAGINEWS.COM ||
Senin ( 28/10/2024 ) Team MetroPagi News menyusuri lorong lorong gelap di sekitaran Kota Semarang Jawa Tengah, mulai jam 00.01 Wib, kita mencoba melihat Semarang dari sisi yang berbeda, awalnya kita menyusuri jalan jalan di sekitaran Simpang Lima Semarang, lokasi yang tak pernah tidur 24 jam selalu ada aktifitas disana, menurut kabar yang beredar banyak pelarian kupu kupu malam disana, dari sebelumnya di Taman Sunan Kuning, setelah ditutup jadi banyak yang bergeser ke Simpang Lima, Biasanya mereka berkamuflase ada yang menjadi penjual teh poci, ada juga yang bergaya Ciblek ( cikikan beteh melek ) duduk santai di tepian Lapangan Pancasila
Menurut sumber dan informan kami, karenanya kita mencoba mencari info juga dengan cara beli secangkir teh poci serta jajanan lompya disana, namun belum selesai kita di warung seberang Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang, saat baru jalan jalan di sekitaran Lapangan Pancasila yang habis diguyur hujan lebat, kebetulan mau dipakai sebuah acara hiburan, karena terlihat banyak tenda tenda Doom disana, Seorang kawan memberi kabar, Via telepon Mas merapat ke Puspowarno aja, akhirnya kita putuskan balik kanan menuju ke sana, namun sebelum sampai di Puspowarno sebelumnya kita sengaja berkeliling dulu ke sekitar Lawang dan Kota Tua, baru setelahnya dari sana kita mencoba merapat Ke Daerah Jl Puspowarno, Semarang Barat.
Di Kota Tua kita sempat berputar putar 2 kali menyusuri lorong lorong malam, beberapa kali kita berpapasan dengan Waria yang sempat mencegat mobil yang kita tumpangi, hingga akhirnya kami pun melipir menyusuri Jl Dr. Kariadi, hingga sepanjang pinggiran Sungai Banjir Kanal Barat Semarang, kemudian kembali ke Lawang Sewu, daerah yang terkenal Mistis di Semarang, lalu perlahan menuju daerah Puspowarno, sengaja memang kita berputar putar di lorong lorong sempit gelapnya malam, guna menelusuri Jejak Kupu Kupu Malam, sebab sebelumnya kita sudah berjanji ketemu dengan Rekan dari Dunia Hitam, yang akan mengantar keliling sudut malam Semarang, itulah sebabnya kita mau ketemuan di Simpang Lima, namun karena ada kejadian tak terduga dia kena Gap Aparat, Persoalan yang berkaitan dengan Narkotika, maka kami putuskan, untuk batal bertemu dengannya, dan kita berkeliling sendirian hingga ada kawan lama dulu yang juga pernah di Klaten, kini kerja Disebuah Pabrik di daerah Puspowarno, maka kita pun mengunjunginya setelah dia konfirmasi lewat telepon.
Di Puspowarno kita langsung disambut hangat, beberapa botol Jamu Khas Semarang yang langsung di sikat habis sama sopir dan rekan saya, disitu juga disajikan hidangan Ikan Asap Mangut Khas Semarang, ini dari Ikan Pari mas Ikan Asapnya, maka dengan lahap kita pun bersantap sejenak, sembari bertanya tanya, awalnya Mas Dwi yang menanyakan pada kami nyari apa mas di Kota Tua, nyari Bencong, selorohnya, saya pun terkekeh, karena juga tidak tahu kalau disana banyak Waria ( Wanita Jadi Jadian )
Kemudian setelah selesai makan kita pun mulai bertanya, Disini sekarang lagi Musim apa mas ?…dan di Jawab Mas Iqbal sembari terkekeh juga, Musim Kreak Mas katanya, Kreak ( Kere Mayak ) adalah semacam gang atau berandalan kecil atau Klitih kalau di daerah Solo & Jogya, terangnya, biasanya mereka beraksi pada malam hari, o’ya sahut saya, kemudian Mas Dwi dan Mas Igbal menceritakan pada Wartawan MetroPagi News bahwa belum ada sebulan lalu mas ada kejadian Kreak di sekitar sini, sampai parah korbannya, tapi beberapa berhasil kabur sih karena kita juga takut mas saat itu, kemudian sayapun coba mengkonfirmasi perihal kasus ini pada rekan media saya di salah satu surat kabar di Semarang, ternyata benar, beberapa saat lalu memang ada kejadian keributan, namun bukan Kreak dan dari Humas Polres sendiri yang mengkonfirmasinya bahwa
Dari hasil penelusuran, Kapolsek Banyumanik, Kompol Ali Santoso, menyebut jika peristiwa itu memang terjadi benar adanya. “Iya benar kejadian itu,” ujarnya, Senin (7/10/2024), Namun pihaknya memastikan jika para pelaku yang diamankan tersebut bukanlah gerombolan remaja bermasalah atau kreak. Melainkan, permasalahan pribadi dan salah paham.“Saya luruskan, bukan kreak,” lanjutnya. Hingga berita ini diturunkan belum ada informasi lebih lanjut mengenai video viral di daerah Srondol Kulon, Kota Semarang tersebut.
Jadi sedikit mengupas terkait Kreak itu sendiri, lebih spesifiknya menurut beberapa sumber, secara definisi kata “Kreak“ berasal dari pengertian dua kata, yaitu “Kere” berasal dari Bahasa Jawa yang berarti miskin atau lemah secara ekonomi, dan “Mayak” berasal dari Bahasa Jawa Timuran yang berarti sok-sokan, atau belagu, oleh karena itu, Kreak dapat diartikan sebagai orang yang miskin, namun belagu, selain itu Kreak juga dapat dimaknai sebagai “sekelompok orang yang ingin berpenampilan modern, namun terkesan norak atau belagu”.
Jika melihat dari definisi, maka Kreak pada awalnya adalah sebuah istilah yang digunakan untuk orang yang mengenakan Fashion yang populer, namun tak lazim di kalangan masyarakat, sehingga terlihat norak atau belagu karena ingin mengikuti gaya pakaian dari orang orang yang berasal dari kota kota besar, istilah Kreak memiliki kesamaan arti seperti Jamet ( Jawa Metal ) yang digunakan di Jabodetabek dan sekitarnya dan Ndesit yang digunakan di Surabaya dan sekitarnya.
Sayangnya, seiring perkembangan waktu istilah Kreak yang pada awalnya bermakna lebih ke arah Fashion, kini menjadi Umpatan Negatif Terhadap Perilaku Kenakalan Remaja yang terjadi di Wilayah Semarang dan sekitar, biasanya digunakan untuk menyebut Para Pemuda yang Melakukan Keonaran di Masyarakat seperti Tawuran atau Mencari Masalah dengan Kelompok lain.
Munculnya Kreak di masyarakat tentu bukanlah suatu fenomena yang tiba-tiba muncul di lingkungan masyarakat, ada beberapa faktor interdisipliner yang bisa menjadi pemicu munculnya sebuah fenomena sosial di masyarakat.
Secara pandangan Sosiologi, Kreak bisa terjadi karena terjadinya proses dan interaksi sosial, yakni bagaimana kelompok Kreak memaknai pengaruh timbal balik antar berbagai segi kehidupan yang saling pengaruh mempengaruhi dan berdampak terjadinya sebuah interaksi sosial yang Disasosiatif yang dilakukan oleh kelompok Kreak.
Jika melihat secara interaksi sosial, dalam penerapannya Kreak menciptakan pertikaian sosial yang menantang pihak lawan dengan ancaman maupun kekerasan secara terang-terangan yang digunakan dalam menentang antara kelas sosial, terutama dalam stratifikasi sosial secara vertikal karena mereka ingin terlihat modern dan keren yang menjadi gambaran kalangan ekonomi keatas namun terkesan norak, belagu karena berasal dari kalangan bawah. sehingga untuk menunjukkan modern, keren serta menutupi status sosialnya sebagai kalangan ekonomi kebawah, maka Kreak berbuat keonaran.
Kapolres Semarang, AKBP Ike Yulianto pernah mengatakan pada Awak Media Beberapa Waktu lalu ( 01/10/2024 ) dalam sebuah Liputan bahwa Kenakalan remaja yang terjadi akhir-akhir ini dipengaruhi oleh Informasi dari media sosial dan rasa mencari jati diri, bahwa mereka bisa lebih hebat dari kawan yang lain,
kemudian pada saat Kegiatan Pengajian Ahad Pagi Jamaah LDII tingkat DPD Kabupaten Semarang yang
bertempat di Masjid Baitul Makmur Langensari Kecamatan Ungaran Barat ( 13/10/2024 ) Kapolres Semarang, juga sempat menyinggung kembali persoalan Kenakalan Remaja akhir akhir ini di Semarang yang meresahkan warga.
Polres Semarang ( Polda Jateng ) terus melakukan Imbauan dan Sosialisasi Harkamtibmas di Wilayah Kabupaten Semarang, terutama dimasa Pemilu Serentak karena Fenomena Perilaku Menyimpang Remaja di beberapa wilayah termasuk Kabupaten Semarang, ini terus terjadi, dan ini sangat mengkhawatirkan
Kasatlantas Polres Semarang AKP Lingga Ramadhani, S.T.K., S.I.K., CPHR pada saat melaksanakan Silaturahmi dengan Awak Media pada hari Senin, ( 22/10/2024 ) Dalam kegiatan tersebut Kasatlantas mengharapkan adanya kolaborasi dan bekerja sama dalam mengelola media yang ada di Polres Semarang, utamanya Satlantas. Selain itu, agar bisa berkolaborasi dalam memberikan Informasi yang Akurat dan Informatif kepada masyarakat di Kabupaten Semarang, sebab Peran Media ini sangat penting guna penyampaian informasi dan keterbukaan publik, serta menghindari kabar Hoax.
Hari ini Rabu, ( 30/10/ 2024 ) adalah Ulang Tahun Humas Polri Presisi, semoga dengan bertambahnya Usia bisa makin maju, solid dan Instansi Kepolisian semoga bisa terus menjadi pengayom Warga di sekitarnya, mendekati Pilihan Gubernur dan Kepala Daerah Tugas Tugas berat sudah Menanti Pak, semoga Semarang bisa Terus Kondusif, karena Kota ini adalah Barometer Provinsi di Jawa Tengah.