BerandaPendidikanSemester ll, Prodi Sejarah FKIP Undana Melakukan Observasi di Gua Nuat Bkau

Semester ll, Prodi Sejarah FKIP Undana Melakukan Observasi di Gua Nuat Bkau

KUPANG – METROPAGINEWS.COM || Program Studi (Prodi) Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Nusa Cendana (Undana) melakukan kegiatan observasi di Gua Nuat Bkau, Sabtu 6 Mei 2023. Letaknya di desa Fatukanutu, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kegiatan tersebut melibatkan seluruh mahasiswa semester ll prodi sejarah, kelas A, B dan C.

Tampak hadir bersama mahasiswa/i, para Dosen pengasuh mata kuliah diantaranya, Dr. Andreas Ande, M.Si, Delsy A. Dethan, S.Pd, M.Pd, Susilo S. Utomo, S.Pd, M.Pd , I Gede W. Wisnuwardana, S.Pd, M.Pd.

Diketahui, situs gua hunian manusia prasejarah Nuat Bkau merupakan salah satu situs cagar budaya di NTT yang masih tergolong baru.

Menurut penelitian, gua tersebut pernah dihuni manusia prasejarah 30 ribu tahun lalu.

Usia tersebut berdasarkan penelitian pada tahun 2017 hingga 2018. Nuat Bkau adalah situs gua hunian/occupasi manusia prasejarah pada masa neolitik yang berumur lebih dari 30.000 tahun yang lalu.

Hal itu lewat perhitungan mereka sesuai dengan hasil eskavasi yang dilakukan dan menemukan bukti arkeologis di gua tersebut. Eskavasi kemudian dilanjutan pada tahun 2019 dan 2020 ditemukan juga bukti-bukti temuan arkeologis.

Semester ll, Prodi Sejarah FKIP Undana Melakukan Observasi di Gua Nuat Bkau
Semester ll, Prodi Sejarah FKIP Undana Melakukan Observasi di Gua Nuat Bkau

BACA JUGA : Ketua MPR RI Bamsoet Tegaskan Negara Butuh Haluan

Sebagai salah satu dosen pengasuh mata kuliah, Dr. Andreas Ande, M.Si ketika ditemui awak media mengatakan, “sebenarnya kita ke lapangan ini untuk mengaplikasikan teori yang kita dapat di kampus. Dan untuk kita ketahui kondisi sesungguhnya kehidupan manusia-manusia purba yang ada di gua ini,” bebernya.

Lebih lanjut, Dr. Andreas Ande, M.Si berharap agar kedepannya lebih banyak para mahasiswa/i kuliah di lapangan dikarenakan lapangan tersebut dalam kondisi bisu masih banyak yang harus di suarakan.

“Sebagai Mahasiswa, Dosen, Peneliti, kita mempunyai kekuatan untuk memberikan informasi-informasi sekaligus menyuarakan data yang masih bisu, sehingga di ungkapkan secara baik dan benar yang akan di sampaikan ke generasi-generasi pendatang,” pungkas Dr. Andreas.

“Yang baru juga penting, tetapi tidak boleh kita tinggalkan yang lama, maka itu, kita coba melihat kembali untuk memproyeksikan bagaimana kedepan kita dalam situasi-situasi tertentu. Dan untuk generasi muda diharapkan agar belajar lebih banyak dengar, lihat dan lakukan. Serta mengkomunikasikan ilmu yang di dapat ini ke generasi pendatang,” tutupnya.

Ditempat yang sama, Jacob Tamonob selaku Juru pelihara Gua Nuat Bkau menjelaskan tentang manusia purba yang ditemukan tersebut adalah 2 jenis manusia prasejarah yaitu, seorang ibu dan anak. “Di lokasi ini ditemukan tulang manusia zaman Neolitik yang sedang diteliti tim peneliti dari Australia yang bekerjasama dengan pusat penelitian dan arkeologi nasional,” katanya.

Bukan hanya jenis manusia purba, tetapi ditemukan juga manik-manik, gerabah, kerang laut, tembikar, alat-alat litik dan sisa kerangka fauna.

Nuat Bkau sendiri memiliki arti Gua Kelelawar.


(Alberto)

Komentar Klik di Sini