SOLO – METROPAGINEWS.COM || Saat memimpin konferensi pers perkembangan kasus pembunuhan berantai oleh dukun penggandaan uang di Banjarnegara di Mako Polresta Surakarta, Kamis (6/4/2023) sore, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, aktor utama kasus tersebut adalah Slamet Tohari alias Dukun Slamet atau Mbah Slamet (46).
Diterangkan, sebelum membunuh para korbannya, Slamet mengajak mereka menggelar ritual penggandaan uang di sebuah kebun di Wanayasa, Banjarnegara.
Slamet kemudian melakukan tes kepada korbannya untuk menelan tablet yang mengandung klonidin sebelum meminum cairan sianida.
“Korban dites pakai klonidin itu. Kalau tidak ngantuk berhasil dan kemudian diberi sianida itu. Itu bisa dikuatkan dengan keterangan ahli,” kata Kapolda.
BACA JUGA : Ketua MPR RI Bamsoet Tegaskan Negara Butuh Haluan
Terkait upaya scientific crime investigation yang dilakukan Polda Jateng, Kabid Labfor Kombes Pol Slamet Iswanto mengatakan, pihaknya mulai melakukan identifikasi jenazah tersebut di Polres Banjarnegara pada Selasa, 4 April 2023.
“Hasilnya ditemukan 2 butir serbuk (apotas) dan 2 butir tablet warna putih. Dua butir apotas positif mengandung zat potasium sianida. Sedangkan 2 butir tablet mengandung klonidin,” ucapnya.
Kabid Labfor menjelaskan, Sianida adalah senyawa beracun dapat menyebabkan kematian pada sel-sel tubuh ketika tertelan. Sedangkan klonidin adalah obat antihipertensi golongan penghambat reseptor alfa agonis kerja sentral.
Diterangkannya, potasium sianida mampu merusak sel-sel
di dalam tubuh dalam rentang waktu sekitar 1-5 menit. Jika ditelan dalam jumlah yang cukup banyak, orang bisa meninggal dalam 5 menit.
“Dua belas korban itu positif mengandung sianida. Jadi bisa diambil kesimpulan korban meninggal karena sianida,” tegas Kabid Labfor
Dalam praktiknya, kedua pelaku menggunakan dua zat tersebut sebagai syarat dalam ritual penggandaan uang. Pelaku diminta untuk menelan dua zat tersebut.
“Penggunaan dua jenis pil itu merupakan modus dari pelaku,” pungkasnya. (Estanto)