KLATEN-METROPAGINEWS.COM ||
Di Delanggu, Klaten, ada tiga resto yang bukan hanya bertahan di tengah persaingan layanan pesan antar online, tetapi juga tumbuh dan dikenal karena kebiasaan sederhana yang penuh makna, yakni memberi apresiasi kepada para driver ojek online setiap hari Jumat. Ketiga tempat makan ini yakni, Ayam Penyet Sambal Joss Mbak Rahma, Gudeg Besek Mbak Mun, dan Jajanan serta Es Juice Mbak Yeye, menunjukkan bahwa kepedulian kecil yang konsisten mampu membangun loyalitas, menurunkan angka pembatalan pesanan, dan memperkuat hubungan sosial ekonomi di lingkungan sekitar (19/12/2025).
Ayam Penyet Sambal Joss Mba Rahma berlokasi di pertigaan tugu pembatas Dukuh Kragan. Resto ini dikenal karena olahan ayam penyet dengan sambal joss yang pedas dan khas. Kemudian Resto rumahan Gudeg Besek Mbak Mun berada di Dukuh Sabrang, tepat di belakang bekas gedung bioskop Gajah Mada, dan menjadi favorit keluarga karena cita rasa gudeg yang melekat dan porsi yang memuaskan. Sementara itu, Jajanan dan Es Juice Mbak Yeye yang terletak di Dukuh Karangmojo, samping SMK Muhammadiyah Delanggu, menjadi magnet bagi pelajar dan anak muda berkat variasi es juice buah segar dan jajanan ringan. Ketiganya memanfaatkan platform pesan antar online untuk memperluas jangkauan pelanggan, namun yang membuat mereka berbeda adalah tradisi Jumat berkah yang dijalankan secara rutin.

Menurut Agus Gogon salah seorang driver online yang sering menunggu order di Bc Pasar Baru Delanggu, menginformasikan bahwa “Setiap Jumat, para pemilik resto tersebut memberikan apresiasi kepada driver yang mengambil order di tempat mereka, hal ini menjadikan ladang amal sekaligus bukti timbal balik yang meskipun bentuknya sederhana, namun bermanfaat dan membantu menekan pengeluaran driver.” ujarnya.
“Mbak Rahma memberikan satu porsi ayam penyet, Mbak Mun memberikan satu porsi gudeg besek, dan Mbak Yeye memberikan satu gelas es juice. Hadiah Jumat berkah ini bukan program promosi besar atau diskon masif, melainkan wujud apresiasi dan penghargaan langsung kepada mereka yang bekerja mengantarkan pesanan. Konsistensi pelaksanaan menjadi kunci, karena dilakukan setiap minggu, jadi para driver tahu kapan harus menantikan dan merasa dihargai secara nyata.” terang Gogon.
Terpisah Dimas Tebe yang juga seorang driver online ikut menambahkan “Dampak dari kebiasaan ini terasa dalam berbagai aspek operasional dan sosial. Pertama, angka pembatalan pesanan dari pihak driver menjadi sangat rendah. Ketika driver merasa dihargai dan diperlakukan dengan hormat, mereka cenderung menyelesaikan pengantaran tanpa ragu. Kedua, loyalitas meningkat, banyak driver yang memilih mengambil order dari ketiga resto tersebut ketika ada pilihan, karena kesempatan mendapat Jumat berkah menjadi insentif tambahan. Ketiga, reputasi resto di komunitas lokal menguat. Tindakan sederhana ini cepat menjadi bahan pembicaraan dan rekomendasi dari mulut ke mulut, sehingga menarik lebih banyak pelanggan yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan dan kebersamaan.” papar Dimas Tebe.
Lebih jauh lagi, “Praktek ini menciptakan suasana saling menghormati antara pemilik resto dan driver. Hubungan yang dibangun bukan sekadar transaksi ekonomi, melainkan interaksi sosial yang memperkuat jaringan lokal. Driver merasa menjadi bagian dari ekosistem usaha kuliner setempat, sementara pemilik resto mendapat dukungan operasional yang lebih stabil. Dalam konteks persaingan yang ketat, pendekatan humanis seperti ini menjadi pembeda yang efektif dan berkelanjutan.” imbuhnya.

Dari pengalaman ketiga resto tersebut, Dimas dan Gogon juga merangkum beberapa pelajaran praktis yang bisa dijadikan acuan pelaku usaha kuliner lain. Imbal balik sederhana seringkali lebih efektif daripada insentif besar yang tidak terarah, satu porsi makanan atau minuman yang diberikan dengan tulus dapat meninggalkan dampak emosional yang kuat bagi penerima. Konsistensi lebih bernilai daripada besaran hadiah, karena program yang berjalan rutin membangun ekspektasi dan kepercayaan sehingga manfaatnya bertambah seiring waktu. Komunikasi yang jelas dan transparan diperlukan agar program terasa adil dan tidak menimbulkan salah paham antar driver. Terakhir, integrasi dengan operasional sehari-hari penting agar pemberian apresiasi tidak mengganggu kelancaran layanan.
“Untuk resto yang ingin meniru model ini, langkah praktisnya relatif sederhana. Tentukan tujuan program, apakah untuk mengurangi pembatalan pesanan, meningkatkan repeat order, atau memperkuat hubungan dengan komunitas driver, lalu pilih bentuk apresiasi yang sesuai dengan karakter resto dan anggaran. Buat aturan yang mudah dipahami, misalnya berlaku untuk driver yang mengambil order pada rentang waktu tertentu atau dengan nilai pesanan minimal, dan sosialisasikan lewat papan pengumuman di lokasi serta komunikasi langsung saat pengambilan pesanan. Terakhir, catat dan evaluasi dampak program secara berkala untuk menilai efektivitas dan melakukan penyesuaian bila perlu,” demikian masukan dari para driver yang sudah berpengalaman di layanan delivery online.
Kisah tiga resto di Delanggu tersebut mengingatkan bahwa strategi bisnis tidak selalu harus rumit atau mahal untuk efektif. Kepedulian yang tulus, dikemas dalam program sederhana dan dijalankan secara konsisten, mampu menciptakan hubungan saling menguntungkan antara resto dan driver ojol. Model mutualisme ini tidak hanya membantu kelangsungan usaha, tetapi juga memperkuat jaringan sosial ekonomi lokal. Bagi resto lain yang ingin bertahan dan berkembang, menempatkan rasa kemanusiaan di pusat strategi bisnis bisa menjadi langkah kecil yang membawa berkah besar bagi semua pihak.
( Pitut Saputra )

