KLATEN-METROPAGINEWS.COM || Delanggu dikenal sebagai salah satu permata di Klaten, Jawa Tengah, yang memukau dengan pesona alam dan kekayaan budayanya. Desa ramah budaya yang kaya akan tradisi dan keindahan alam ini menyimpan kisah-kisah menawan yang mengalir di setiap sudutnya, mulai dari panorama alam yang asri, hingga kearifan lokal yang terjaga. Namun, dibalik segala keindahan tersebut, terselubung masalah serius yang mengancam kebersihan dan kenyamanan lingkungan, yaitu persoalan sampah yang semakin hari semakin meresahkan warga setempat (12/06/2025).
Kendati keindahan alam Delanggu masih terpancar, tumpukan sampah yang berserakan di sungai dan lingkungan sekitar telah menciptakan bayang-bayang gelap di balik pesona tersebut. Sungai yang semula menjadi sumber kehidupan dan hiburan bagi warga, kini kerap menyisakan aroma tidak sedap karena sampah yang menumpuk. Pemandangan menyeramkan ini bukan hanya mengganggu estetika alam, tetapi juga mengancam kesehatan dan kenyamanan masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari kekayaan alam ini. Sampah yang dibuang begitu saja tanpa penanganan serius telah menciptakan konflik tersendiri di tengah kehidupan masyarakat Delanggu.
Reno Sebastyan salah seorang pedagang angkringan di depan balai desa Delanggu mengatakan pada jurnalis metropaginews.com “Salah satu titik fokus konflik yang terlihat jelas adalah di sekitar komplek eks-pabrik karung Delanggu. Di daerah ini, sampah yang dibuang dengan sembarangan seringkali terlihat menumpuk di area pekarangan komplek eks perumahan pabrik karung yang tak berpenghuni, bahkan dilematisnya lokasi ini di depan kantor kelurahan dan Balai Desa Delanggu.” terangnya
Ironis memang “Kejadian serupa pun juga terjadi di hilir, tepatnya pada area di bawah dan sekitar bendungan DAM Kali Pleret. Tumpukan sampah yang menggunung tidak hanya menggerus aliran sungai, tetapi juga menorehkan aroma busuk yang sangat mengganggu. Kondisi ini dirasakan tidak hanya oleh warga sekitar tetapi juga oleh para pengguna jalan yang melintas.” paparnya.
Reno, mengungkapkan kekecewaannya melalui sebuah unggahan video di media sosial dalam group “Cah Delanggu”. Pada videonya, Reno menyindir oknum dan para pedagang nakal yang mau berjualan namun tak mau mengurus sampahnya, serta membuang sampah di sekitar lokasi sampingnya berdagang, tepat di depan Balai Desa Delanggu.
Tindakan ini menimbulkan keresahan mendalam, terutama di kalangan pedagang sekitar eks pabrik karung dan warga yang setiap hari berjuang mempertahankan usaha dan kesehatan mereka dengan kerja keras. Reno dan para pedagang lain yang tertib mengurus persoalan sampah merasa, sebagai warga kecil, mereka harus menanggung dampak dari tindakan sembrono dan tidak bertanggung jawab oleh oknum itu, yang secara tidak langsung hal tersebut mengganggu reputasinya sebagai pedagang dan membuat pertanggungjawaban dengan pemilik areal jadi terkesan seperti kurang peduli.
Ironisnya, Reno sendiri justru menjadi korban dampak pencemaran lingkungan, yang berimbas langsung pada penurunan kualitas dan kenyamanan lokasi dagangnya, padahal dirinya selalu tertib menunjukkan sikap tanggung jawab dalam pengelolaan sampah. Dia selalu memastikan sampah yang dihasilkan dari angkringan dipindahkan ke tempat pembuangan yang resmi yang ada. Namun, di sisi lain, aksi sembrono para oknum yang dengan mudah membuang sampah sembarangan justru menebar jejak ketidakpedulian yang membakar kegelisahan warga.
Reno pun menggambarkan betapa berat sebenarnya keputusan untuk menyuarakan keluhan tersebut. Dirinya sebenarnya tak bermaksud mengunggah video viral tersebut , namun karena merasa seolah tidak memiliki kekuatan untuk menegur langsung para pelaku pembuangan sampah tersebut, maka alternatif solusinya hanya dengan mengunggah video tersebut.
Di balik sikap pasif yang terlihat, tersimpan rasa ingin keadilan agar pihak berwenang segera turun tangan memberikan sanksi yang setimpal. Tindakan tegas dari aparat tentunya akan memberikan efek jera bagi para pelaku dan sekaligus memulihkan kembali citra lingkungan yang tercemar. Harapan Reno bukan hanya untuk dirinya, tetapi untuk seluruh warga yang setiap hari harus bergelut dengan kenyataan pahit dari tumpukan sampah yang semakin mengganggu kehidupan.
Reno menambahkan “Tantangan pengelolaan sampah di Delanggu kian menjadi permasalahan yang harus mendapatkan perhatian serius. Bukan hanya dari segi estetika, tetapi juga sebagai upaya untuk menjaga kesehatan lingkungan. Bau tak sedap yang timbul, apalagi disertai dengan potensi pencemaran yang bisa mencemari air bersih, tentunya harus segera diatasi dengan strategi yang komprehensif dan partisipatif. Melihat potensi wisata alam dan budaya yang luar biasa, tentu tidak ada alasan untuk membiarkan sampah merusak keindahan serta menurunkan nilai pariwisata yang selama ini menjadi kebanggaan masyarakat. Namun apa daya dirinya hanya rakyat kecil,” ujarnya
Reno hanya bisa berharap “Pemerintah desa dan kelurahan setempat serta penjaga eks komplek perumahan pabrik segera mengambil tindakan dan berperan maksimal dengan mengeluarkan kebijakan tegas, mulai dari penertiban pembuangan sampah ilegal, hingga pemberlakuan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan, terlebih lokasinya berada di depan wajah pemerintahan Desa Delanggu dan daerah cagar budaya” tuturnya
“Klaten, Jawa Tengah, dengan segala potensi wisatanya, sudah banyak contoh keberhasilan pengelolaan sampah dari daerah lain yang patut dijadikan acuan. Keterlibatan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan pun harus lebih diintensifkan, sehingga setiap elemen masyarakat semestinya merasa memiliki tanggung jawab yang sama atas kebersihan dan kesehatan lingkungan mereka.” jelas Reno.
Dalam konteks ini, peran serta masyarakat kecil seperti Reno memang tidak boleh dianggap remeh. Mereka adalah ujung tombak dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Sikap peduli dan tindakan kecil sepanjang hari, seperti memindahkan sampah ke tempat yang benar, jika dilakukan secara kolektif, dapat menghasilkan perubahan besar. Namun, tentu saja, keterlibatan aparat dan pemangku kebijakan dalam menindak pelaku pembuangan sampah ilegal sangatlah krusial untuk menciptakan efek jera dan memastikan tidak terulangnya perbuatan yang sama.
Akhirnya, keindahan Delanggu yang semula mempesona dan memikat hati kini harus berhadapan dengan kenyataan pahit bahwa sampah menjadi ancaman serius. Keindahan alam pun tak akan sepenuhnya berarti di mata dunia jika tidak didukung oleh lingkungan yang bersih dan sehat. Semangat gotong royong, kesadaran akan pentingnya kebersihan, serta kebijakan yang tegas dari pihak berwenang harus menjadi pondasi dalam memulihkan wajah Delanggu yang sempat ternoda oleh persoalan sampah ini.
“Sangat perlu penanganan lebih lanjut terkait persoalan ini, terlebih oleh pemangku kebijakan setempat. Apalagi areal lahan ini masih terhitung di komplek eks pabrik karung, jika para penjaga tahu pasti akan menjadi masalah besar kedepannya kalau hanya didiamkan.
Seandainya langkah bersama itu dapat diraih, keindahan Delanggu tidak hanya akan kembali bersinar, tetapi juga menjadi contoh bagi daerah lain untuk menjaga warisan alam dan budaya dalam harmoni dengan kesejahteraan masyarakat.” pungkas Reno.
Namun pertanyaannya adalah sejauh mana ? keberanian dan nyali pihak berwenang dan pemerintahan desa Delanggu dalam mengambil sikap tegas dan memberikan efek jera bagi oknum pelaku dan tentunya sanksi yang jelas agar kegiatan serupa tidak terulang kembali. Masyarakat pastinya menantikan langkah yang diambil para pemangku kebijakan terkait sebelum kemudian bisa bersama-sama ikut dalam upaya pengamanan persoalan sampah ini.
Dengan penanganan persoalan sampah yang baik, Delanggu dapat menjadi wilayah yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga sehat dan berkelanjutan untuk dinikmati oleh generasi mendatang. Semangat untuk bersinergi melalui upaya bersama, semestinya bisa dimulai dari langkah kecil setiap warga dan pemangku kebijakan, yang pasti akan membawa perubahan signifikan dalam mewujudkan mimpi dan harapan bahwa setiap sudut Delanggu menyala kembali dengan keindahan sejatinya.
( Pitut Saputra )
Komentar Klik di Sini