BANYUWANGI – METROPAGINEWS.COM II Upaya pelestarian sejarah, adat, dan budaya Nusantara agar tetap hidup di tengah generasi muda perlu dilakukan dengan memberikan edukasi dan wawasan mengenai peradaban masa lalu yang mulai terabaikan. Semangat inilah yang mengiringi kunjungan wartawan Metropaginews.com bersilaturahmi dengan Bhante Candi Manggala di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi, pada Rabu (12/11).
Dalam suasana penuh keakraban selama kurang lebih tiga jam, Bhante Candi Manggala berbagi pandangan mengenai peradaban sejarah di Nusantara serta sejumlah warisan budaya dari Thailand.
Bhante menjelaskan, Candi Manggala yang ia rintis bukan sekadar bangunan spiritual, melainkan simbol kehidupan dan nilai-nilai kemanusiaan yang mendalam. Setiap patung Buddha di area candi memiliki makna filosofis dan spiritual yang mencerminkan perjalanan batin manusia.

“Keberadaan Candi Manggala menjadi pelengkap di Desa Yosomulyo karena memiliki keterkaitan dengan histori peradaban masa Kerajaan Blambangan. Dulu, di wilayah ini terdapat petilasan Raja Blambangan Macapura (1691–1697) yang melanjutkan kepemimpinan Prabu Tawangalun. Di petilasan Macanapura juga terdapat pesarean yang dikenal sebagai Mbah Candi,” ujar Bhante.
Lebih lanjut Bhante menuturkan, pembangunan Candi Manggala sarat makna dan tidak terlepas dari simbol-simbol sejarah masa lampau. Saat ini, pengunjung dari berbagai kalangan—baik instansi pemerintah, swasta, mahasiswa, pelajar, maupun masyarakat umum—terus berdatangan untuk mengenal lebih dekat nilai sejarah dan spiritual di tempat tersebut.
“Harapannya, Candi Manggala bisa memberikan manfaat dan kebahagiaan bagi setiap pengunjung serta menjadi sarana untuk melestarikan peradaban sejarah Nusantara,” ungkapnya.
Ke depan, pengembangan kawasan Candi Manggala akan terus dilakukan secara bertahap sebagai bentuk edukasi dan peningkatan pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
(Tyo)


Komentar Klik di Sini