OPINI – METROPAGINEWS.COM || Negara yang Indonesia negara yang heterogen dan negara yang luas yang terbentang dari Sabang sampai Marauke. Negara ini sangat besar membutuhkan sosok pemimpin yang mampu mempersatukan negara yang beragam ini. Dalam meningkatkan bangsa yang berkualitas dan maju diperlukannya seorang pemimpin yang dapat membawa perubahan yang besar bagi masyarakatnya.
Oleh karena itu, pemimpin itu harus dipersiapkan dengan baik agar membawa perubahan. Karakter orang menjadikanya sebagai pemimpin, yang mencakup ambisi, karisma, keyakinan, kecerdasan, inisiatif, dan kemandirian. Seseorang tersebut akan menjadi pemimpin jika lingkungan, waktu, atau keadaan memungkinkan untuk menjadi pemimpin. Pemimpin dapat dibentuk dengan memberikan pembinaan.
Walaupun tidak memiliki bakat dari lahir, namun seseorang bisa menjadi pemimpin dengan memberikan latihan dan kesempatan. Selain itu perkembangan dalam diri juga memberikan pengaruh dalam membentuk jiwa kepemimpinan seseorang. Para pemimpin muncul ketika ada situasi-situasi khusus yang meminta mereka untuk menerima tanggung jawab sebagai pemimpin. Ataupun karena keinginan seseorang untuk menjadi pemimpin. Di saat situasi itu seperti orang akan memberikan kepercayaan kepada teman yang dianggap bisa memimpin mereka dengan gaya kepemimpinannya tersendiri.
Semenjak Indonesia merdeka dari tahun 1945 sampai sekarang telah beberapa kali mengalami estafet kepemimpinan dari masa kepemimpinan presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno sampai presiden sekarang Ir. Jokowi. Selama tujuh kali pergantian pemimpin republik Indonesia banyak sekali menerapkan gaya kepemimpinan dari para pemimpin.
Namun sampai saat ini belum mampu mewujudkan cita-cita bangsa yang dan tujuan dari bangsa Indonesia yang tertuang dalam UU Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.
Cita-cita bangsa Indonesia,” Bangsa yang merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur.” Dan tujuan dari bangsa Indonesia yang berbunyi ” melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamamian abadi dan keadilan sosial.” Diperlukan tipe seorang pemimpin yang dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa tersebut.
Berbicara tentang pemimpin berarti memimpin orang lain, tentu tidak semua orang bisa menjadi seorang pemimpin. Menjadi pemimpin adalah impian dari semua orang. Dalam ranah pemerintahan, jika menjadi pemimpin berarti sudah siap untuk menjadi pelayan bagi masyarakat. Dalam beberapa gaya kepemimpinan tertuang salah satu gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan melayani.
Seorang pemimpin hadir di tengah masyarakat, bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani masyarakat. Pemimpin dipilih karena dipercayai akan mampu untuk menjadi seorang pemimpin. Pemimpin memiliki jiwa kenegaraann merupakan sikap seorang pemimpin yang mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. ketika pemimpin punya jiwa kenegaraan dan nasionalisme yang tertanam dalam diri, tidak menutup kemungkinan negara akan menjadi maju, sejahtera dan makmur.
Sekarang ini banyak pemimpin yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi ataupun kepentingann tertentu, seperti kepentingan politik. Sikap egoisnya sangat tinggi sehingga keambisian untuk mengutamakan kepentingan pribadi tidak bisa dielakan. Sikap seperti ini tidaklah cocok untuk menjadi seorang pemimpin bagi masyarakatnya.
Kebanyakan pemimpin bersaing untuk mendapatkan kehormatan, disegani dan menjadi orang-orang besar. Hal ini akan terwujud bila pemimpin bisa sudah mempersiapkan diri menjadi pelayan dan hamba bagi masyarakat. kepemimpinan adalah kemampuan untuk mrnyampaikan visi supaya orang lain tertarik untuk mencapainya.
Pemilihan umum akan dilaksanakan pada Rabu, 14 Februari 2024. Pemilu ini sudah diatur oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia melalui peraturan komisi pemilihan umum nomor 3 tahun 2023 tentang tahapan dan jadwal penyelenggaraan pemilihan umum tahun 2024.
Pemilu 2024 meliputi pemilu legislatif untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Bersamaan dengan ini pemilihan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatan 2024-2029. Maka dengan itu siapun pemimpin yang menduduki tahta pemerintahan akan menjalankan kepemimpinan sebagai mana mestinya seorang pemimpin.
Dari uraian diatas, hemat penulis merupakan realitas dan hikmah yang tak terelakan bagi siapapun pemimpin Indonesia ke depan yang terpilih untuk menerapkan gaya kepemimpinan melayani. Kepemimpinan ini akan tak hanya pemimpin yang hanya terlibat bersama rakyat akan tetapi melibatkan masyarakat untuk bersama sama mewujudkan cita cita dan tujuan bangsa Indonesia.
Dengan model kepemimpinan melayani, seorang pemimpin yang nanti terpilih bisa mewujudkan cita-cita bangsa dan tujuan bangsa. Masalah- masalah yang kerapkali terjadi di Negara Kesatuam Republik Indonesia akan diminimalisir. Gaya kepemimpinan melayani, pemimpin akan lebih mengutamakan kepentingan masyarakat, hakikat dari gaya kepemimpinan ini pemimpin melayani setiap kebutuhan masyarakatnya
Oleh : Engelbetus Apriyanyo Aku Siswa SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo