Jumat, November 29, 2024

Hans Rumat Peduli Terhadap Saluran Irigasi Wae Laku Yang Tertutup Longsong

Must Read
BORONG – METROPAGINEWS.COM || Masalah tersumbatnya saluran irigasi Wae Laku untuk persawahan di Kota Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), langsung direspon anggota DPRD Provinsi NTT, Hans Rumat, Selasa (30/1/2024). Alat berat dikerahkan ke lokasi membersihan material longsor.

Terpantau, titik longsor itu sekitar 300 meter dari pintu bendungan Wae Laku, Desa Compang Kantar, Kecamatan Rana Mese. Tampak alat berat exvator perlahan membersihan material tanah, dan batu berukuran sedang dan besar. Kegiatan itu juga disaksikan oleh sejumlah warga dari Desa Bangka Kantar, dan Golo Kantar.

Selain itu hadir di lokasi, anggota Babinsa dari Koramil Borong, dan Ketua Yayasan Tiara Nusa, Don Nguru. Saluran irigasi yang dibangun sekitar 5 tahun lalu oleh pemerintah pusat itu, sasaranya untuk mengairi sekitar ratusan hektar sawah di tiga wilayah desa, yakni Desa Bangka Kantar, Golo Kantar, dan Desa Nanga Labang.

“Longsor ini kan masuk bencana, dan mengakibatkan saluran irigasi Wae Laku ini jadi rusak berat. Kejadian ini sudah masuk 6 bulan, tapi anehnya Pemda Matim dan pihak Balai, masa bodoh atau tidak merespon persoalan ini,” ujar Hans Rumat, saat ditemui media ini di lokasi.

Rusak ringanya sekira 1 tahun. Eloknya mestinya itu menjadi kegiatan pemerintah, dan sesungguhnya kewajiban kepala daerah. Baik Bupati, dinas PUPR yang secara teknis melapor kepada pemerintah yang berkewenangan, yakni pemerintah pusat melalui Satker atau pihak Balai. Padahal peristiwa ini sudah dilaporkan oleh masyarakat, tapi tidak mempunyai kepedulian.

“Ini artinya, pemerintah membuat rakyat sengsara, dan membiarkan masyarakat susah. Maka pemerintah seperti ini, sebagai rakyat kecil tidak bisa diharapkan lagi. Kita berharap dengan masyarakat menangis, dan masyarakat turun kumpul uang, pemerintah harus malu,” tegas Rumat.
BACA JUGA : Kasus Perampokan di Kedungreja Disidangkan, Tak Ada Saksi yang Meringankan

Menurutnya, pemerintah mestinya harus berpikir seribu kali, dengan harus mencari jalan keluar. Pastinya, itu tugas dan kewajiban pemerintah. Jangan membiarkan masyarakat jalan sendiri. Dirinya hadir di lokasi dan mengerahkan alat berat, tentu bukan karena anggota DPRD. Tapi hadir bersama kepedulian kemanusian masyarakat.

Lanjut Rumat, bahwa setelah ini dirinya menggunakan hak sebagai DPRD Provinsi NTT, namun disini Pemda wajib memiliki dokumen yang bisa mengejar pemerintah lebih lanjut. Tapi ketika Pemda masa bodoh, bisa dianggap Pemda Matim hanya pikir tentang dirinya sendiri, baik Bupati, Kepala Dinas teknis, dan DPRD Kabupaten Matim, yang disebutnya tidak bermakna.

“Mau lari kemana rakyat ini, kalau sudah modelnya pemerintah masa bodoh begini. Saya juga dengar mereka sering datang ke lokasi ini, tapi tidak menghasilkan apa-apa. Saya kira pemerintah seperti ini wajib kita hukum bersama, dan momennya di Pileg dan Pilkada. Apalagi bencana ini ada di depan mata mereka,” bilang Rumat.

Dirinya yakin, mungkin karena saat ini kesibukan Pileg, dan juga karena persiapan mau Pilkada, sehingga tidak peduli. Namun masyarakat pintar dan tahu semua, sehingga tetap mengharapkan ini menjadi tugas pemerintah untuk menyelesaikan persoalan yang ada.

“Jadi hari ini saya bersama masyarakat mendatangkan alat berat untuk membersihkan material yang ada. Soal uang itu ikutan, tapi nilai kemanusian dari kesulitan itu, tentu itulah yang kita kedepankan. Jadi material longsor ini, tidak bisa dibersihkan secara manual, tapi harus dengan alat berat. Jadi saya datang merespon keluhan masyarakat,” katanya.

Sementara seorang tokoh masyarakat, Martinus Madi, menyampaikan terima kasih kepada anggota DPRD, Hans Rumat, yang sudah merespon keluhan masyarakat terkait kerusakan saluran irigasi akibat tertutup material longsor. Jujur selama ini, masyarakat binggung ke mana harus menyampaikan atau melapor persoalan yang ada.

“Kami masyarakat sudah melapor ke pemerintah setempat, tapi tidak ditanggapi. Pada hal bencananya sudah berlangsung lama. Akibatnya pasokan air ke sawah di tiga desa berkurang, dan tidak bisa diolah. Terakhir kami bangun komunikasi dengan pa Hans Rumat, dan hari ini dia datang bawa dengan alat berat,” ungkap Madi.*



(Penulis: Ardi)

Facebook Comments

Latest News

Kolaborasi BNN – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Siapkan Generasi Emas Membangun Ketehanan Keluarga

JAKARTA - METROPAGINEWS.COM ll Kolaborasi BNN - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Siapkan Generasi Emas Membangun Ketehanan Keluarga. Keluarga...

More Articles Like This


Notice: ob_end_flush(): failed to send buffer of zlib output compression (0) in /home/metropaginews/public_html/wp-includes/functions.php on line 5463