Kamis, Oktober 31, 2024

Cara Meningkatkan Kegiatan Literasi Siswa/i Di Sekolah Maupun Diluar Lingkungan Sekolah

Must Read
OPINI – METROPAGINEWS.COM || Meningkatkan kemampuan literasi siswa sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Sebab, dengan siswa yang memiliki minat dan bakat dalam literasi akan sangat mempengaruhi hasil belajarnya. Kemampuan literasi adalah kemampuan membaca, menulis, dan mencari informasi yang tepat. Kemampuan ini sangat penting dimiliki individu dan harus ditingkatkan untuk mencapai masa depan yang lebih optimal. Indonesia harus bisa melahirkan generasi cinta membaca untuk meningkatkan kemampuan literasi mereka.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim juga ikut membantu meningkatkan kemampuan literasi anak Indonesia dengan beberapa kebijakan yang dibuatnya, misalnya berencana untuk mengubah konten buku yang diberikan kepada siswa, di mana konten atau isi buku tersebut bukan hanya berfokus pada kurikulum.

Kondisi kemampuan literasi siswa Indonesia berdasarkan riset yang dilakukan UNESCO pada 2022 menyatakan bahwa minat membaca di Indonesia masih berada pada peringkat ke-60 dari 70 negara. Posisi ini menyatakan bahwa kemampuan literasi siswa Indonesia semakin rendah. Hal tersebut sudah dibuktikan melalui berbagai survei internasional. Pada tahun 2006, PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study) telah melakukan evaluasi terhadap kemampuan membaca siswa kelas IV di seluruh dunia, di bawah koordinasi The International Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA).

Hasilnya menunjukkan bahwa dalam kategori membaca, Indonesia menempati urutan ke-41 dari 48 negara yang diriset. Artinya, kemampuan membaca siswa di Indonesia saat itu masih rendah. Berdasarkan hasil banyak penelitian, rendahnya kemampuan literasi siswa disebabkan oleh beberapa hal berikut minat dan bakat yang ada dalam diri siswa itu sendiri, Lingkungan keluarga dan iklim belajar yang tidak kondusif di rumah, Tidak adanya dorongan dari sekolah, seperti pemilihan buku ajar yang tepat, miskonsepsi, hingga pembelajaran yang tidak kontekstual, masyarakat Indonesia yang merupakan masyarakat aliterat, yakni masyarakat yang bisa membaca, tapi belum memiliki keinginan untuk menjadikan kegiatan membaca itu sebagai sebuah aktivitas keseharian.

Rendahnya kemampuan membaca siswa juga sering terjadi di sekolah-sekolah dasar yang belum mewajibkan kebiasaan literasi. Dengan adanya permasalahan ini, mendorong pemerintah membuat kebijakan untuk mengatasi rendahnya minat membaca siswa yaitu melalui adanya Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
BACA JUGA : Kasus Perampokan di Kedungreja Disidangkan, Tak Ada Saksi yang Meringankan

Gerakan ini kemudian dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permedikbud) Nomor 23 Tahun 2015 yang menjelaskan bahwa salah satu cara untuk menumbuhkan dan memperkuat budi pekerti siswa adalah melalui kegiatan membaca buku non pelajaran selama 15 menit sebelum jam pembelajaran dimulai supaya siswa dapat memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas.

Hal lain adalah melaksanakan kegiatan literasi secara rutin sesuai dengan jadwal yang tersedia agar peserta didik menjadi terbiasa. Guru juga berkewajiban untuk membimbing peserta didik dalam kegiatan literasi baik di dalam kelas mampun di luar kelas.

Menanyakan kembali isi bacaan yang telah dibaca serta memberikan pengharagaan kepada siswayang giat dalam berliterasi. Untuk mengembangkan kemampuan budaya literasi di sekolah dasar dilakukan melalui menanamkan dan mengembangkan pembudayaan literasi siswa dengan menyediakan sudut baca atau pojok literasi, menyediakan tempat perpustakaan, menyediakan berbagai jenis sumber buku bacaan untuk membangun budaya literasi mereka.

Sekolah memiliki peranan yang sangat penting, oleh karena itu harus diimbangi dengan kualitas guru yang dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Guru harus dapat berinteraksi secara sinergis dengan siswa, dapat dengan aktif mengikuti perkembangan pengetahuan, mempunyai keahlian dan kemampuan dalam mengakses ilmu pengetahuan dan melakukan penelitian serta kerja sama ilmiah. Siswa diharapkan memperoleh keterampilan literasi informasi, sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, serta menambah motivasi untuk belajar.

Keterampilan mencari dan menemukan informasi menjadi faktor pendukung dan fasilitas untuk belajar secara lebih aktif dan efisien. Siswa diharapkan mempunyai keterampilan literasi informasi agar bisamenumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan tingkat tinggi dalam menyelesaikan masalah. Seseorang yang memiliki kemampuan literasi akan bisa berpikir kritis dalam setiap mengahadapi persoalan dan masalah



Oleh : Oktaviani Cindy Anjani
SMAK SEMINARI ST. YOHANES PAULUS II LABUAN BAJO.

Facebook Comments

Latest News

Di Australia, Undana Perkuat Kerja Sama dengan James Cook University

DARWIN — METROPAGNEWS.COM || Universitas Nusa Cendana (Undana) semakin memperkuat posisinya di kancah pendidikan internasional melalui kunjungan kerja ke...

More Articles Like This