BerandaBudayaTerobosan Cerdas Desa Cokro Dalam Pagelaran Wayang

Terobosan Cerdas Desa Cokro Dalam Pagelaran Wayang

KLATEN-METROPAGINEWS.COM || Di siang yang cerah ini, SDN 1 Cokro berubah menjadi panggung budaya yang memukau. Pagelaran wayang kulit bertajuk “Wahyu Eko Bawono” berhasil menghipnotis masyarakat dengan alur cerita yang kental akan nilai-nilai tradisional dan pesan filosofis yang mendalam. Dalang Kondang Kusni Kesdik Kesdo Lamon menghidupkan setiap lakon dengan keahlian dan keanggunan yang membuat penonton larut dalam keindahan seni pertunjukan Jawa (07/06/2025).

 

Sementara itu, sepanjang jalan Cokro di luar area pagelaran pun berubah menjadi arena pasar kreatif, di mana para pedagang lokal dengan beraneka ragam produk dan kuliner yang menggugah selera, mainan tradisonal dan aneka rupa produk berkumpul, menciptakan atmosfer yang harmonis antara budaya dan perekonomian.

 

IMG 20250607 WA0202

Dalam keramaian itu, Ipunk, seorang panitia sekaligus warga lokal, menyuarakan pendapatnya dengan antusiasme tinggi. Menurut Ipunk, pagelaran ini jauh lebih dari sekadar bentuk hiburan. “Kita sebenarnya sedang menyaksikan sebuah terobosan cerdas yang mengintegrasikan tradisi dengan pemberdayaan ekonomi lokal,” ujarnya. Ia menyoroti bagaimana pertunjukan wayang bukan hanya menyajikan kisah-kisah yang sarat akan nilai moral dan filosofi hidup, namun juga membuka peluang bagi para pedagang untuk mempromosikan produk mereka. Dalam setiap detik pertunjukan, keindahan cerita menjadi pengikat antara masa lalu yang membanggakan dan harapan akan kemajuan di masa depan.

 

IMG 20250607 WA0200

Keberadaan pasar tradisional yang mememriahkan pagelaran juga memikat perhatian banyak pengunjung. Sepanjang jalan Cokro, deretan lapak mulai dari Sate Kere Khas Sagi, Gendar Pecel, hingga berbagai jajanan serta minuman tradisional dan modern, menyatu dalam harmoni yang mencerminkan semangat gotong royong. “Ini adalah momentum bagi kita semua. Masyarakat tidak hanya datang untuk mengapresiasi seni, tetapi juga untuk merasakan manfaat langsung pada kegiatan ekonomi. Pedagang, terutama yang mengandalkan usaha kecil, mendapat dorongan yang signifikan dari kehadiran ribuan pengunjung,” tambah Ipunk dengan bangga.

Ipunk pun mengamati fenomena menarik di mana pertunjukan wayang berlangsung dalam dua sesi. Sesi pertama yang dimulai pada siang hari telah menunjukkan antusiasme luar biasa, dan kerumunan pengunjung kian bertambah menjelang sore. “Kita bisa melihat secara nyata bahwa tradisi ini terus hidup dan berkembang. Masyarakat merasa terhubung dengan nilai-nilai luhur yang tertuang dalam setiap lakon, sambil menikmati kegiatan pasar yang menambah warna dan kehangatan di lingkungan kita,” ungkapnya. Ia yakin bahwa keberlanjutan tradisi pagelaran wayang seperti ini tidak hanya mempertahankan warisan budaya, tetapi juga menciptakan peluang bagi setiap elemen masyarakat untuk berkontribusi pada kemajuan ekonomi lokal.

Ipunk menambahkan “Upaya cerdas Pemerintahan Desa Cokro tidak hanya berhenti sampai disitu, sebab
tidak hanya pedagang, peran pemuda desa juga mendapatkan sorotan khusus. Para pemuda dengan sigap menggelar layanan penitipan kendaraan seperti sepeda motor dan mobil di sekitar lokasi, menawarkan solusi praktis bagi para pengunjung yang datang dari jauh. Kehadiran mereka menambah nilai plus tersendiri. Inisiatif kreatif seperti ini menunjukkan bahwa budaya dan ekonomi dapat berjalan beriringan, menghasilkan sinergi yang memperkuat rasa kebersamaan dan kesejahteraan bersama,” ujar Ipunk dengan penuh harapan.

Bagi Ipunk, pagelaran wayang hari ini adalah bukti nyata bahwa tradisi memiliki kekuatan untuk menggerakkan perubahan. “Selain menghibur, acara ini menjadi wadah bagi kita semua untuk belajar, berkumpul, dan bersama-sama meraih rezeki yang lebih baik. Mari manfaatkan momen langka ini untuk mendukung para pelaku usaha lokal dan mengukuhkan kembali nilai-nilai budaya kita sebagai fondasi kehidupan sehari-hari,” tutup Ipunk.

Dengan semangat yang membara, pagelaran dan kegiatan pasar ini memang telah menyuguhkan hiburan serta peluang ekonomi, menghadirkan nuansa yang menyentuh hati dan menggerakkan semangat gotong royong di tengah masyarakat Desa Cokro.

( Pitut Saputra )

Komentar Klik di Sini