KUPANG — METROPAGINEWS.COM || Atrium Lippo Plaza Kupang malam itu berubah menjadi panggung penuh semangat, getaran jiwa, dan luapan talenta ketika Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang, melalui Fakultas Seni Keagamaan Kristen (FSKK), menyelenggarakan konser musik bertajuk “koMUSIKasi: Music Soul’s Language”.
Konser ini bukan sekadar ajang hiburan, melainkan representasi nyata dari wajah baru pendidikan seni berbasis iman dan karakter yang diusung IAKN Kupang. Dalam suasana yang penuh antusiasme, mahasiswa tampil membawakan karya-karya kreatif sebagai bentuk tugas akhir mereka, yang mendapat sambutan meriah dari masyarakat yang memadati atrium.
Rektor IAKN Kupang, Dr. I Made Suardana, M.Th, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas terlaksananya konser tersebut. Menurutnya, kegiatan ini mencerminkan komitmen kampus dalam mengembangkan potensi seni mahasiswa secara nyata dan inklusif.
“Kami sangat berterima kasih kepada Fakultas Seni Keagamaan Kristen yang sudah membuka ruang belajar kreatif melalui konser ini. Ini adalah bentuk apresiasi dari pimpinan dan saya menyaksikan sendiri bagaimana masyarakat begitu antusias. Ini sangat luar biasa,” ujarnya, Kamis 19 Juni 2025.
Pria berdarah Bali itu menegaskan bahwa konser ini menjadi bagian dari misi IAKN Kupang untuk menjadi kampus yang “berdampak” di Nusa Tenggara Timur. Dengan memadukan seni, iman, dan pendidikan, IAKN Kupang memberi peluang kepada generasi muda untuk tidak hanya tampil, tapi juga menginspirasi.
Tak berhenti di situ, Rektor mengungkapkan rencana pengembangan kampus dengan membuka Program Studi Seni Tari, melengkapi prodi-prodi seni yang telah ada. Program ini muncul dari hasil studi kelayakan yang menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap pendidikan seni di NTT.
“Kita tidak hanya menggali potensi, tetapi juga mengisi kehidupan mahasiswa dengan nilai-nilai keimanan, karakter, dan kemampuan untuk tampil percaya diri. Jangan takut membawa anak-anak kuliah di IAKN Kupang. Di sini mereka bertumbuh secara utuh,” tegasnya.
Konser “koMUSIKasi” juga menjadi pintu pembuka bagi langkah lebih besar yang sedang dirancang IAKN Kupang. Dalam waktu dekat, kampus ini akan menyelenggarakan expo budaya berskala luas, bekerja sama dengan komunitas internasional seperti Guacho Korea yang akan mendatangkan penari-penari dari Negeri Ginseng.
Kegiatan ini juga akan terhubung dengan desa-desa moderasi dan kampung kerukunan di Kabupaten TTS, Kabupaten Kupang, dan Kota Kupang, membangun jejaring budaya dan harmoni antarumat yang menjadi fondasi kehidupan bermasyarakat di NTT.
“Kami sudah mendesain expo kolaboratif dan akan melibatkan masyarakat serta institusi internasional. Ini bentuk nyata IAKN Kupang hadir bukan hanya sebagai institusi pendidikan, tetapi sebagai penggerak harmoni dan kebudayaan,” kata Dr. Suardana.
Konser ini turut dihadiri para pejabat penting dari pemerintah provinsi dan kota. Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, melalui Kepala Dinas Sosial, Drs. Kanisius H. M. Mau, M.Si, menyampaikan rasa bangganya atas konser ini.
“Pertunjukan seperti ini sungguh luar biasa. Terutama ‘Natoni’, yang sangat menyentuh dan penuh makna. Ini adalah bentuk nyata dari Nusa Terindah Toleransi dalam perspektif pariwisata dan budaya,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi NTT sangat mendukung langkah IAKN Kupang dalam membangun masyarakat melalui pendekatan seni, iman, dan toleransi yang inklusif.
Wakil Wali Kota Kupang, Serena C. Francis, yang turut hadir, menyampaikan apresiasi mendalam dan menyatakan kesiapannya untuk bersinergi dengan IAKN Kupang ke depannya.
“Dari pembukaan saja saya sudah terharu. Ini luar biasa. Saya akan undang langsung mahasiswa IAKN untuk tampil di acara-acara resmi Kota Kupang. Kami siap mendukung dan bekerja sama,” tuturnya.
Konser “koMUSIKasi” menjadi lebih dari sekadar pertunjukan. Ia adalah bahasa jiwa, suara harapan, dan wadah kepercayaan diri mahasiswa IAKN Kupang untuk menunjukkan kepada dunia bahwa mereka punya potensi besar.
Sorotan lampu, irama musik, dan tepuk tangan meriah yang menggemakan atrium mall, malam itu Kupang menyaksikan bahwa seni bukan hanya milik panggung hiburan, tetapi juga milik kampus yang beriman, berkarya, dan berdampak.***
Reporter: Alberto L
Komentar Klik di Sini