BETUN — METROPAGINEWS.COM || Inovasi dan semangat pengabdian mahasiswa Universitas Nusa Cendana (Undana) kembali hadir di tengah masyarakat. Kali ini, 10 mahasiswa dari Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, yang tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Lamea, Kecamatan Wewiku, Kabupaten Malaka, menggagas pelatihan pembuatan keripik pisang dan singkong dengan varian rasa.
Pelatihan ini menggandeng kelompok “Sahabat Tani” yang terdiri dari sekitar 15 warga desa, dengan tujuan meningkatkan nilai tambah hasil panen lokal seperti pisang dan singkong. Selama ini, kedua komoditas tersebut hanya dijual dalam bentuk mentah tanpa pengolahan lanjutan. Melalui pelatihan ini, masyarakat diajak untuk mengolah hasil panen menjadi produk camilan modern yang memiliki daya saing di pasaran.
Tak hanya sekadar pelatihan biasa, kegiatan ini juga memanfaatkan mesin pencacah serbaguna yang dirancang oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Undana. Mesin ini digunakan untuk mempercepat proses pemotongan bahan baku menjadi bentuk yang siap goreng, sehingga efisiensi produksi meningkat dan hasilnya lebih seragam.
BACA JUGA : Kasus Perampokan di Kedungreja Disidangkan, Tak Ada Saksi yang Meringankan
Para peserta pelatihan tampak antusias saat diajarkan cara mengolah pisang dan singkong menjadi keripik dengan varian rasa yang menarik. Untuk keripik singkong, varian rasa yang diperkenalkan adalah barbeque dan jagung manis, sementara untuk keripik pisang adalah vanila dan coklat. Tak hanya soal rasa, mahasiswa KKN juga memberikan pelatihan mengenai pengemasan dan pelabelan produk agar tampil lebih menarik di mata konsumen.
Salah satu anggota tim KKN, Maria Delasari Oky, mengungkapkan harapan besar dari pelaksanaan kegiatan ini, “Kami berharap dengan adanya pelatihan ini, masyarakat bisa lebih kreatif memanfaatkan hasil panen mereka. Produk olahan keripik dengan varian rasa dan kemasan yang modern diharapkan bisa bersaing di pasar yang lebih luas dan memberikan dampak ekonomi positif bagi kelompok tani di Desa Lamea,” ujarnya.
Pelatihan ini menjadi bukti nyata sinergi antara ilmu pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat. Mahasiswa tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru berbasis potensi lokal yang selama ini belum tergarap maksimal.
(Alberto L)
Komentar Klik di Sini