PEMATANG SIANTAR – METROPAGINEWS.COM || Proyek penanganan sampah yang membentuk gunungan layaknya “gunung berapi” di Jalan Rondahaem, Kelurahan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba, menuai sorotan tajam. Warga menilai Wali Kota Pematang Siantar, Wesli Silalahi, gagal menunjukkan kinerja yang diharapkan sejak dilantik, (24/08/2025/).
Selain proyek pengelolaan sampah yang tak kunjung selesai, kondisi perekonomian masyarakat disebut semakin sulit, angka pengangguran meningkat, dan pelayanan publik dinilai buruk. Bahkan, DPRD dan jajaran Pemkot dianggap belum serius menangani penderitaan masyarakat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pematang Siantar, Dedi, juga menjadi sorotan. Publik menilai pihaknya tertutup dari akses informasi, padahal banyak hal yang perlu dijelaskan, antara lain:
1. Penggunaan BBM subsidi untuk alat berat yang beroperasi setiap hari di lokasi proyek.
2. Biaya perawatan transportasi dan bahan bakar yang dinilai tidak transparan.
3. Pembayaran honorarium pekerja yang belum jelas.
4. Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah di Gurilla, Kecamatan Sitalasari tahun anggaran 2023–2024 yang disebut menjadi bahan perbincangan warga.
BACA JUGA : Kasus Perampokan di Kedungreja Disidangkan, Tak Ada Saksi yang Meringankan
Sejumlah warga di kedai kopi menyebutkan, Dedi yang sudah lama menjabat sebagai Kadis DLH, diduga memiliki kekayaan tidak wajar, termasuk rumah mewah bernilai miliaran rupiah. Dugaan praktik korupsi pun semakin menguat di tengah masyarakat.
Atas kondisi ini, warga meminta aparat penegak hukum (APH) — Polri, Kejaksaan, hingga KPK — segera turun tangan melakukan penyelidikan.
Masyarakat juga berharap Wali Kota Wesli Silalahi segera mengambil langkah tegas. Jika dianggap tidak mampu mengemban amanah, warga mendesak agar Wesli mencontoh arahan Presiden Prabowo kepada para menterinya: lebih baik mengundurkan diri ketimbang membiarkan penderitaan rakyat semakin berat.
(Sujhony S.T)
Komentar Klik di Sini