BOYOLALI – METROPAGINEWS.COM || Tradisi budaya Sebaran Apem Kukus Keong Mas kembali digelar Pemerintah Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jumat (22/8/2025). Ribuan warga tumpah ruah di dua titik lokasi untuk ngalap berkah dari apem kukus yang dipercaya membawa keselamatan dan kesejahteraan.
Acara dimulai dengan Kirab Budaya yang berangkat dari halaman Kantor Kecamatan Banyudono menuju Pengging. Bupati Boyolali Agus Irawan bersama Wakil Bupati Dwi Fajar Nirwana, Forkopimda, tokoh budaya Dra. GKR Koes Moertiyah Wandansari, Camat Banyudono Sabarudin, serta jajaran TNI-Polri turut hadir dalam prosesi. Pembukaan ditandai pemotongan tali bunga melati di pendopo kecamatan.
Camat Banyudono, Sabarudin, menjelaskan bahwa tradisi ini digelar sebagai bentuk wilujengan memperingati Eyang Yosodipuro, pujangga agung yang dimakamkan di belakang Masjid Cipto Mulyo.
“Filosofi sebaran apem ini adalah membuang sengkolo (kesialan) dan memohon keberkahan hidup yang ayem tentrem serta sejahtera. Warga Banyudono sudah turun-temurun nguri-uri tradisi ini,” kata Sabarudin.
Tahun ini, 31 ribu apem kukus dipersembahkan oleh 15 desa di Banyudono. Setiap desa mengirim 2 ribu apem, kecuali Desa Mbendan yang menambah hingga 3 ribu apem. Sebaran dilakukan di dua panggung, yaitu depan Alun-Alun Pengging dan depan Masjid Cipto Mulyo.
BACA JUGA : Kasus Perampokan di Kedungreja Disidangkan, Tak Ada Saksi yang Meringankan
Sabarudin menambahkan, dana kegiatan ini bersumber dari APBD sebesar Rp150 juta.
“Acara ini memang kami siapkan dengan anggaran resmi agar bisa dinikmati masyarakat, bukan sekadar seremonial. Dengan dua panggung, distribusi apem lebih merata dan mengurangi risiko berdesakan maupun tindak kriminal seperti kecopetan,” jelasnya.
Bupati Boyolali Agus Irawan mengapresiasi jalannya acara yang berlangsung lancar.
“Alhamdulillah, tradisi ini bisa terselenggara dengan baik. Semoga membawa berkah dan barokah untuk seluruh warga Boyolali, khususnya di Banyudono dan Pengging. Tradisi ini wajib kita lestarikan,” tegas Agus.
Tak hanya sekadar rebutan apem, ribuan warga meyakini setiap potongan apem kukus yang didapat akan menjadi sumber keberkahan, sebagai simbol menjaga budaya warisan leluhur.
Reporter: Pusoko
Komentar Klik di Sini