BerandaDaerahKampus Jadi Garda Terdepan Toleransi, IAKN Kupang Satukan Perguruan Tinggi Lintas Iman

Kampus Jadi Garda Terdepan Toleransi, IAKN Kupang Satukan Perguruan Tinggi Lintas Iman

KUPANG – METROPAGINEWS.COM || Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang kembali menunjukkan peran sentralnya sebagai ruang akademik yang inklusif dan damai. Melalui kegiatan bertajuk “Temu Toleransi: Merajut Keindonesiaan yang Damai”, IAKN Kupang bersama sejumlah perguruan tinggi lintas iman dan lintas negara mengikrarkan komitmen bersama membangun Indonesia yang demokratis, rukun, dan penuh toleransi.

Kepada media ini, Kamis 11 September 2025, Rektor IAKN Kupang, Dr. I Made Suardana, mengatakan bahwa kampus memiliki tanggung jawab besar sebagai garda terdepan dalam merawat semangat kebangsaan. Menurutnya, kampus tidak hanya sebatas ruang belajar, tetapi juga wadah perjumpaan ide, gagasan, dan nilai-nilai kemanusiaan yang demokratis, kritis, namun tetap konstruktif.

“Kita harus memastikan bahwa demonstrasi yang merupakan hak demokratis warga negara tetap berada pada koridor pertanggungjawaban moral dan sosial. Jangan sampai berubah menjadi aksi anarkis yang menimbulkan pembakaran, penjarahan, bahkan jatuhnya korban jiwa seperti yang kita saksikan beberapa waktu lalu. Itu jelas mencederai jati diri bangsa yang dikenal sebagai bangsa toleran, demokratis, dan rukun,” tegas Rektor.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa peran semua komponen bangsa sangat penting untuk menumbuhkan kembali kesadaran dan kecintaan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara yang damai. IAKN Kupang sendiri, lanjutnya, berkomitmen untuk menghidupi nilai toleransi dalam berbagai aktivitas kelembagaan, baik akademik maupun non-akademik.

“Kampus ini akan terus menjadi rumah inklusif, yang menghargai perbedaan sebagai kekayaan dan mengelolanya sebagai kekuatan sosial untuk melangkah lebih maju dan membawa dampak besar,” ujar Suardana.

Kegiatan Temu Toleransi ini dihadiri oleh empat rektor dari sejumlah perguruan tinggi di NTT, yakni Rektor Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang, Prof. Godlief Neonufa, Mantan Rektor Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Pater Philipus Tule, Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang, Prof. Zainur Wula, serta Rektor IAKN Kupang sendiri.

Tak hanya itu, turut hadir pula Wakil Rektor Universidade Oriental Timor-Lorosae (UNITAL), Cisilio Da Silva Alves Belo, serta Ketua GMKI Cabang Kupang, Andraviani Laiya. Kehadiran mereka memberi warna dalam diskusi sekaligus memperkuat pesan bahwa toleransi adalah komitmen lintas institusi dan lintas negara.

Para tokoh akademik ini saling berbagi pandangan tentang peran strategis perguruan tinggi dalam membangun gerakan kebersamaan di tengah keberagaman. Universitas, menurut mereka, harus menjadi pelopor lahirnya generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bijak dalam mengelola perbedaan.

Sebagai puncak acara, seluruh peserta membacakan Deklarasi Indonesia Damai sebagai simbol komitmen kolektif untuk menjaga kebersamaan di tengah perbedaan.

Panitia juga menyerahkan piagam penghargaan “Cendekiawan Toleran” dan “Tokoh Muda Toleran” kepada semua pembicara yang hadir. Penghargaan ini menjadi bentuk apresiasi atas kontribusi mereka dalam membumikan semangat toleransi di ruang publik, sekaligus inspirasi bagi generasi muda untuk meneladani sikap tersebut.

IAKN Kupang dengan karakteristik civitas akademika yang plural diyakini memiliki modal sosial besar untuk menjadi kampus yang terus menggaungkan semangat toleransi. Perbedaan agama, suku, maupun budaya yang ada di dalam kampus justru dipandang sebagai anugerah dan kekuatan untuk melahirkan mahasiswa yang berdampak positif bagi bangsa.

Kampus Jadi Garda Terdepan Toleransi, IAKN Kupang Satukan Perguruan Tinggi Lintas Iman

BACA JUGA : Kasus Perampokan di Kedungreja Disidangkan, Tak Ada Saksi yang Meringankan

“Perbedaan bukanlah alasan untuk terpecah, tetapi fondasi untuk lebih bersatu dan melangkah maju. Dari kampus inilah kita ingin mengirim pesan kuat bahwa Indonesia hanya bisa besar dan damai bila kita mampu merajut keberagaman dengan cinta dan toleransi,” tutur Rektor IAKN Kupang.

Sementara itu, Kepala Pusat Moderasi Beragama, Kaleb Lelo menjelaskan bahwa melalui diskusi, refleksi, dan dialog terbuka, peserta diajak untuk memahami bahwa keberagaman bukanlah pemisah, melainkan kekayaan yang patut dirawat bersama. Empati dipandang sebagai jembatan untuk membangun hubungan yang sehat, saling menghargai, serta memperkuat persaudaraan lintas agama, budaya, dan bangsa.

“Kegiatan ini menegaskan kembali komitmen kita untuk menjaga toleransi, solidaritas, dan perdamaian sebagai fondasi keindonesiaan yang damai,” tegas Kaleb Lelo.

Dia mengungkapkan bahwa acara ini sekaligus menjadi bentuk nyata dukungan terhadap program nasional Moderasi Beragama yang digagas Kementerian Agama RI.

Melalui penyusunan Peta Jalan Moderasi Beragama sebagai prioritas nasional, program ini berfokus pada penguatan kerukunan, sikap inklusif, dan kedamaian antarumat beragama.

Wakil Rektor I IAKN Kupang, Maryon D. Pattinaja menegaskan bahwa kegiatan ini lahir dari kesadaran bersama akan pentingnya membangun ruang akademik yang tidak hanya mengedepankan kecerdasan intelektual, tetapi juga memperkuat nilai toleransi, kebersamaan, dan semangat persaudaraan lintas iman.

“Kehadiran para rektor dalam forum ini menandai semangat kebersamaan akademis yang berfokus pada upaya membangun pemahaman bersama tentang konsep keberagaman dan keberagamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,”
ujarnya.

Talkshow ini, lanjutnya, menjadi momentum reflektif sekaligus responsif terhadap dinamika sosial-politik Indonesia yang masih diwarnai oleh ketegangan sosial, polarisasi politik, dan tantangan menjaga kebhinekaan.

Dia menguraikan, para narasumber menekankan bahwa nilai-nilai toleransi, empati, kolaborasi, dan perdamaian harus terus dipelihara, bukan hanya dalam ruang sosial, tetapi juga melalui praksis akademik serta penguatan wawasan kebangsaan di kalangan civitas academica.

Lebih jauh, IAKN Kupang melalui kegiatan ini juga mengajak masyarakat luas, khususnya generasi muda, untuk menjadikan perbedaan sebagai kekuatan kolektif dalam membangun Indonesia yang damai, adil, dan sejahtera.*

(Alberto)

Komentar Klik di Sini