KUPANG — METROPAGINEWS.COM || Atmosfer penuh sukacita, harmoni, dan semangat persaudaraan menyelimuti Lippo Plaza Kupang ketika Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang secara resmi membuka Expo Moderasi Beragama 2025.
Mengusung tema “Rukun Dalam Perbedaan, Sejahtera Dalam Kebersamaan”, kegiatan ini menjadi momentum penting bagi IAKN Kupang dalam menegaskan perannya sebagai perguruan tinggi yang aktif mengawal penguatan moderasi beragama di Nusa Tenggara Timur.
Rektor IAKN Kupang, I Made Suardana, dalam sambutannya menekankan bahwa expo ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan institusi untuk memperkuat kontribusi nyata bagi masyarakat.

Ia menegaskan bahwa setiap pembelajaran dan aktivitas akademik di IAKN Kupang diarahkan agar memberi dampak signifikan dalam membangun kehidupan bersama yang harmonis, memperjuangkan kesetaraan, serta mendukung langkah-langkah strategis pemerintah dalam memupuk kerukunan antarumat beragama.
Menurut Rektor, moderasi beragama bukan lagi sekadar konsep, tetapi fondasi pembentukan karakter nasional yang selaras dengan Asta Cita Presiden RI dan mandat Asta Protas Kementerian Agama RI.
Ia menambahkan bahwa expo ini merupakan ruang edukasi sekaligus ruang perjumpaan yang membentuk generasi muda yang berwawasan kebangsaan, mampu berdialog lintas iman, serta siap menjaga harmoni sosial di tengah masyarakat yang majemuk.
Melalui pameran seni, karya kreatif, diskusi publik, dan inovasi edukatif yang turut dipamerkan, IAKN Kupang menunjukkan identitasnya sebagai kampus inklusif dan rekonsiliatif.
Keberagaman yang hadir bukan hanya dirayakan, tetapi juga dijadikan kekuatan pemersatu.
Rektor berharap penyelenggaraan expo tahun ini menjadi momentum penting bagi masyarakat NTT dan bangsa, sekaligus memberikan dampak positif yang lebih luas bagi kampus, gereja, komunitas lokal, dan kehidupan kebangsaan secara umum.
Dengan penuh sukacita, ia kemudian membuka secara resmi rangkaian Expo Moderasi Beragama 2025 yang disambut tepuk tangan para peserta dan pengunjung.
Ketua Panitia Pelaksana, Merling Messakh, dalam laporannya menyampaikan bahwa Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki posisi istimewa sebagai wilayah yang telah lama dikenal dengan tradisi toleransi yang kuat.
Ia menegaskan bahwa masyarakat NTT telah lama hidup dalam semangat solidaritas dan persaudaraan lintas agama serta budaya.
Sebagai Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Negeri yang berada di bawah Kementerian Agama RI, IAKN Kupang mengemban tanggung jawab strategis untuk memperkuat nilai-nilai moderasi beragama, baik melalui kegiatan akademik, penelitian, maupun program pemberdayaan masyarakat.
Komitmen tersebut diwujudkan melalui pengembangan desa-desa binaan moderasi beragama, seperti Desa Oinlasi, Desa O’besi, dan Kelurahan Amagarapati.
Program ini menjadi implementasi nyata dari Asta Protas Kementerian Agama, sekaligus memperkenalkan peran penting Pusat Moderasi Beragama IAKN Kupang yang berada di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Melalui berbagai aktivitas kolaboratif, kampus berupaya menanamkan nilai-nilai toleransi dan dialog damai hingga ke tingkat komunitas akar rumput.
Suasana expo semakin meriah dengan hadirnya sebelas narasumber dalam gelaran talk show inspiratif bertema “Rukun Dalam Perbedaan, Sejahtera Dalam Kebersamaan”.
Talk show tersebut tidak hanya menarik perhatian pengunjung mall, tetapi juga memberi ruang refleksi mendalam mengenai peran generasi muda dalam menjaga kerukunan.

Selain itu, expo tahun ini menampilkan tiga kompetisi kreatif yang dirancang untuk melibatkan berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pelajar Kota Kupang dan sekitarnya hingga sivitas akademika IAKN Kupang.
Melalui lomba solo, lomba fotografi, dan lomba videografi, pesan moderasi beragama dikemas secara lebih kreatif, relevan, dan dekat dengan dunia digital masyarakat modern.
Di hadapan para peserta dan pengunjung, Merling Messakh menegaskan kembali bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk terpecah belah.
“Berbeda boleh, tetapi itu bukan alasan kita untuk berpisah,” ujarnya.
Pernyataan tersebut langsung disambut tepuk tangan riuh dari seluruh peserta, menegaskan bahwa semangat kebersamaan tetap menjadi fondasi kuat masyarakat NTT.*
(Alberto)


Komentar Klik di Sini