BerandaTechnologyKolam Bundar Dan Nano Bubble, Terobosan Undana Bangun Pusat Inovasi Perikanan

Kolam Bundar Dan Nano Bubble, Terobosan Undana Bangun Pusat Inovasi Perikanan

KUPANG – METROPAGINEWS.COM || Universitas Nusa Cendana (Undana) kembali menegaskan komitmennya membangun kampus berbasis riset dan hilirisasi.Jumat (28/11)

 

Hal itu terlihat jelas dalam kunjungan Rektor Undana, Prof. Dr. drh. Maxs U.E. Sanam, M.Sc, ke Laboratorium Lahan Kering Fakultas Peternakan, Kelautan, dan Perikanan (FPKP), di mana ia meresmikan pemanfaatan kolam bundar sambil melakukan penebaran benih gurami dan nila sebagai langkah percepatan pembangunan Teaching Factory Perikanan Undana.

Dalam momentum peresmian yang turut dihadiri Dekan FPKP, Wakil Dekan I dan II, Koordinator Prodi Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), para dosen, serta dua asesor akreditasi—Prof. Dr. Tati dari IPB University dan Prof. Dr. Rinto dari Universitas Sriwijaya—sebanyak 15.000 ekor benih gurami dan nila ditebar ke kolam bundar berteknologi nano bubble tersebut.

Desain tanpa judul 20251128 132758 0000

Kehadiran para asesor makin menguatkan posisi kegiatan ini sebagai langkah strategis dalam peningkatan kualitas program studi dan kesiapan Undana menuju standar nasional maupun internasional.

Rektor Prof. Maxs dalam sambutannya menegaskan bahwa Undana harus bergerak cepat menjawab tuntutan zaman, terutama setelah pemerintah mendorong hilirisasi di berbagai sektor strategis.

“Teaching Factory bukan hanya fasilitas pembelajaran, tetapi model produksi berbasis kampus yang menjembatani mahasiswa dengan pasar, industri, dan kebutuhan daerah,” tegasnya.

Ia menilai pemanfaatan kolam bundar dengan teknologi nano bubble merupakan platform awal untuk membuktikan kemampuan Undana mengembangkan teknologi budidaya ikan yang adaptif, efisien, dan ekonomis.

Kolam bundar yang kini resmi dimanfaatkan menjadi sarana integratif berbagai modul pembelajaran modern, mulai dari biosecurity, manajemen kualitas air, efisiensi pakan, hingga teknik panen dan pascapanen.

Penebaran benih oleh Rektor sekaligus menandai dimulainya fase baru Undana dalam mengintegrasikan riset akademik dengan produksi dan edukasi publik.

Dekan FPKP menjelaskan bahwa Teaching Factory Perikanan akan memperkuat kompetensi mahasiswa melalui rantai pasok mini berbasis kampus yang kelak dapat berkembang menjadi model bisnis mahasiswa maupun inkubator usaha.

Wakil Dekan I menambahkan, kehadiran asesor akreditasi dalam dua momentum berturut—asesmen Prodi Budidaya Perairan sebelumnya dan MSP saat ini—membuktikan bahwa kedua program studi terus bergerak menuju standar mutu unggul dan berkelas.

Dalam sesi wawancara, Dr. Franchy Christian Liufeto (Tian), dosen sekaligus praktisi yang memfasilitasi kegiatan, menyebut bahwa Undana harus menyambut era hilirisasi dengan kesiapan penuh.

“Undana terus berupaya menyambut hilirisasi melalui pengembangan industri budidaya ikan dan komoditas penting lainnya. Teaching Factory yang mulai digaungkan tahun ini menjadi pintu masuk untuk mencetak lulusan yang bukan hanya paham teori, tetapi mampu mengelola sumber daya perairan secara produktif dan berkelanjutan,” ujarnya.

Tian menilai bahwa budidaya ikan merupakan keahlian strategis yang berkaitan langsung dengan ketahanan pangan, diversifikasi ekonomi, dan daya saing daerah seperti NTT.

Pemilihan komoditas gurami dan nila dianggap tepat karena stabilnya permintaan pasar, kemudahan pemasaran, serta relevansinya sebagai media pembelajaran tingkat menengah bagi mahasiswa, baik untuk riset terapan maupun pengembangan bisnis pemula.

Kehadiran asesor lapangan dalam peresmian tersebut menunjukkan keterpaduan antara peningkatan kualitas akademik dengan pembangunan Teaching Factory.

Evaluasi yang dilakukan diharapkan memastikan bahwa proses pengajaran, sarana prasarana, dan kualitas output mahasiswa selaras dengan kurikulum Merdeka Belajar–Kampus Merdeka yang berorientasi pada Project Based Learning.

Dengan diresmikannya kolam bundar dan dimulainya operasional Teaching Factory Perikanan ini, Undana memasuki fase baru sebagai pusat inovasi sekaligus pusat produksi berbasis sains terapan.

Langkah ini memperkuat peran Undana sebagai motor penggerak hilirisasi di Nusa Tenggara Timur dan menjadi bukti bahwa perguruan tinggi tidak boleh tinggal diam menghadapi perubahan zaman, tetapi justru menjadi pelaku utama dalam mendorong transformasi daerah.

(Alberto)

Komentar Klik di Sini