BerandaPoliticsCurhatan Ketua DPC Gerindra Cilacap Saat Anies-Sandi Menang Pilkada DKI 2017 dan...

Curhatan Ketua DPC Gerindra Cilacap Saat Anies-Sandi Menang Pilkada DKI 2017 dan Situasi Politik Terkini

CILACAP – METROPAGINEWS.COM || Situasi politik di Indonesia saat ini cenderung hangat, bahkan memanas menjelang helat demokrasi Pemilu 2024, khususnya Pilpres.

Jurnalis Metropaginews.com menemui Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Cilacap Suyatno untuk mengetahui sejauh mana situasi tersebut dan apa saja curahan perasaannya yang ingin ia sampaikan, khususnya tentang capres Prabowo Subianto di tengah perkembangan (politik) saat ini.

Kader Gerindra Cilacap tentang Prabowo Subianto, Suyatno: Jangan Menjelek-jelekkan Kubu Lawan
Suyatno ketika menerima tumpeng dari Sekjen DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani. (Foto: Estanto Prima Yuniarto)

Kader Partai Gerindra yang saat ini ikut Pilpres 2024 adalah Anies Baswedan (calon presiden) dan Sandiaga Uno, keluar dari Gerindra kemudian bergabung dengan PPP menjadi bakal calon wakil presiden.

“Ini mengingatkan saya pada tahun 2017 lalu saat Pilkada DKI. Jago kami dari Gerindra yaitu Anies Baswedan dan Sandiaga Uno,” kata Suyatno mengawali perbincangan, Jumat (8/9/2023) malam.

Suyatno menambahkan, ini merupakan perjuangan yang sangat dibanggakan, dan menghasilkan kemenangan.

“Atas instruksi DPD Gerindra Jawa Tengah, saat itu kami diharuskan mengirimkan relawan untuk mengamankan pemilu DKI. Kami, saya, pengurus DPC, PAC, Ranting, dan relawan, sekitar 200 orang dari Cilacap berangkat ke Jakarta dengan menggunakan bus, dan itu memakai uang sendiri, tidak ada bantuan dari siapapun. Kami juga dibantu oleh teman-teman fraksi,” terangnya.

Sampai di Jakarta, para relawan tersebut tidak tidur di hotel atau penginapan yang layak, tapi disebar.

Rombongan sekitar 20 orang tidur di balai RT, ada yang di balai RW, ada yang di tempat orang, bahkan ada yang di samping tempat sampah.

“Sama sekali tidak layak, tapi kami merasa bahwa ini perjuangan, dan kami harus ikhlas menerimanya,” tandasnya.

Suyatno menjelaskan, tugas relawan di Jakarta harus keliling mengamankan pemilu supaya jangan terjadi money politics.
“Teman-teman tiap hari berkeliling untuk mengamankan sesuai instruksi DPD,” ujarnya.

Waktu itu, katanya, aroma kemenangan sudah terasa. “Untuk catatan, Jawa Tengah banyak sekali mengirimkan (relawan). Setiap kabupaten hampir ada yang mengirimkan. Salah satunya Cilacap,” tegasnya.

Kader Gerindra Cilacap tentang Prabowo Subianto, Suyatno: Jangan Menjelek-jelekkan Kubu Lawan
Suyatno bersama kader Gerindra. (Foto: Estanto Prima Yuniarto)

Dikatakan Suyatno, bau kemenangan sudah terasa, karena begitu datang sambutan masyarakat DKI sangat baik. “Kami sangat bangga. Tapi ada juga masyarakat yang antipati terhadap kami. Tapi itu mungkin tim dari pihak lawan, dan menyambut kami dengan ‘songong’ atau ngomong yang nggak enak,” ungkapnya.

Namun pihaknya tetap harus ikhlas, karena mereka hanya bersikap tidak senang. “Jadi itu tak masalah,” ucap ia.

Selanjutnya dikatakan bahwa suasana seperti itu memang dirasakan, bahkan sampai 1 minggu mereka di sana.

Setelah hasil pemilu ternyata Anies-Sandi menang, relawan bangga sekali karena perjuangan mereka tidak sia-sia.

Dan setelah 7 hari di sana, usai pengumuman hasil pemungutan suara Anies-Sandi menang, relawan pulang dengan perasaan bangga yang sangat besar.

BACA JUGA : Kasus Perampokan di Kedungreja Disidangkan, Tak Ada Saksi yang Meringankan

“Ini kami tunjukkan karena perjuangan kami tidak sia-sia. Dan selama kurun waktu beliau menjadi gubernur dan wakil gubernur, memang tidak pernah kumpul dengan kami. Apalagi Anies, sama sekali. Berkunjung pun tidak pernah,” tutur Suyatno.

Ia menyimpulkan mungkin mereka tidak sempat ke Jawa Tengah atau menyampaikan terimakasih atas perjuangan relawan. “Tidak pernah ada. Tetapi buat kami tidak masalah karena mereka adalah kader kami. Buat kami tidak jadi masalah,” katanya.

Terlebih akan purna tugas. Menurut Suyatno, Anies menyatakan bahwa kalau Pak Prabowo maju saya tidak akan maju. Dan saya tidak akan mengkhianati beliau.

“Ini sangat membanggakan kami, karena kami merasa bahwa ini betul-betul kadernya Pak Prabowo. Termasuk Bang Sandi juga, yang sekarang jadi menteri.
Faktanya, setelah sekian lama kami merasa punya kebanggaan, tiba-tiba kami dikagetkan karena Anies maju sebagai cawapres. Lebih kaget lagi ketika Bang Sandi juga keluar dari Gerindra, gabung dengan PPP,” ujarnya.

Ia mengatakan kaget sekali. “Begitu mudahnya mereka yang sudah kita perjuangkan, kemudian orang-orang yang berpendidikan punya etika, namun dengan begitu saja melepas janji-janji mereka. Mereka orang-orang pinter ya?
Mereka rupanya punya alibi tersendiri, kenapa mau maju, dan saya rasa itu hak mereka,” ujarnya.

Akan tetapi, Suyatno menyayangkan dan menyatakan prihatin apabila kader-kader yang direkrut oleh Prabowo punya mental-mental yang demikian.

“Termasuk kami juga sangat kecewa. Perjuangan kami, yang memakai uang sendiri, memakai waktu kami sendiri, dan kami harus meninggalkan keluarga. Walau mungkin perjuangan kami dinilai tidak seberapa. Tetapi buat kami adalah kebanggaan. Dan sekarang situasinya berubah,” katanya.

Suyatno seperti menghela nafas. Lanjutnya, “Sekarang mereka sudah menjadi rival-rival kami. Yang jelas, ini akan menjadi catatan kami dan akan dinilai oleh masyarakat, bahwa teman-teman kami dari Gerindra itu dan relawan-relawan Bang Anies waktu itu sudah bekerja semaksimal mungkin. Sekalipun balasannya kepada kami dan teman-teman kami seperti ini, ya kita harus ikhlas. Dan inilah demokrasi, seperti yang diajarkan oleh Pak Prabowo, ketua umum kami. Kita harus menerima, kita menerima dengan santai saja,” sergahnya.

Tetapi di balik itu, imbuh Suyatno, ada hal yaitu etika yang harus dijunjung tinggi sebagai orang timur. “Mudah-mudahan ini menjadi pelajaran saya, teman-teman kami, dan semua relawan Prabowo. Bahwa sesuai instruksi beliau, kita harus menjadi orang yang setia, tidak boleh berkhianat,” Suyatno menekankan, sembari menyampaikan bahwa Prabowo selalu berpesan kepada para kadernya bahwa soal dikhianati, Prabowo sudah sering mendapatkannya.

“Yang penting, Prabowo tidak pernah berkhianat kepada siapapun. Apalagi kepada rakyat,” tandas Suyatno.

Akhirnya, ia selaku kader Gerindra akan bekerja sama dengan relawan-relawan Prabowo lainnya, dan memenangkan Prabowo semaksimal mungkin.

“Ada catatan dan instruksi khusus kepada para kader Prabowo yaitu dilarang menjelek-jelekkan atau memfitnah kubu lawan. Itu yang tetap harus kita pegang,” tutupnya.

(Estanto)

Komentar Klik di Sini